Lebih dari 10 Ribu Warga Mariupol Tewas dalam Invasi Rusia
- timesfreepress.com
VIVA – Wali Kota kota pelabuhan Mariupol di Ukraina menyatakan bahwa lebih dari 10.000 warga sipil telah tewas dalam pengepungan Rusia di kotanya, dan bahwa jumlah korban tewas dapat melampaui 20.000 orang, karena serangan selama berminggu-minggu dan perampasan meninggalkan mayat-mayat warga Mariupol bergelimangan di jalan-jalan, Senin 11 April 2022.
Berbicara melalui telepon dengan The Associated Press, Wali Kota Mariupol, Vadym Boychenko, juga menuduh pasukan Rusia selama berminggu-minggu telah memblokir konvoi kemanusiaan, dalam upaya untuk menyembunyikan tragedi pembantaian di sana dari dunia luar.
Mariupol telah terputus dari dunia luar akibat serangan Rusia, yang dimulai segera setelah Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan invasi ke Ukraina pada akhir Februari. Kota itu mengalami beberapa serangan paling brutal dalam perang.
Boychenko memberikan rincian baru, berdasarkan kesaksian para pejabat setempat, bahwa pasukan Rusia telah membawa peralatan kremasi bergerak ke Mariupol untuk menghancurkan mayat para korban saat pengepungan. Tentara Rusia telah membawa mayat-mayat ke sebuah pusat perbelanjaan, di mana terdapat fasilitas penyimpanan dan lemari es, kata Boychenko.
“Krematorium keliling telah tiba dalam bentuk truk: Anda membukanya, dan ada pipa di dalamnya dan mayat-mayat ini dibakar,” katanya.
Boychenko berbicara dari lokasi di wilayah yang dikuasai Ukraina tetapi di luar Mariupol. Dia memiliki beberapa sumber untuk mendukung tuduhannya tentang pembakaran mayat oleh pasukan Rusia di kota itu, tetapi tidak merinci sumber informasinya.
Penemuan sejumlah besar warga sipil yang tampaknya dieksekusi oleh pasukan Rusia di sekitar ibu kota, Kyiv, bulan ini telah memicu kecaman masyarakat internasional. Ukraina dan Barat menuduh Rusia melakukan kejahatan perang di Ukraina.