PM Pakistan Imran Khan Digulingkan Parlemen Lewat Mosi Tidak Percaya

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan meninjau Pasukan Kehormatan saat upacara penyambutan di bandara di Katunayake, Sri Lanka.
Sumber :
  • ANTARA

VIVA – Kepemimpinan Imran Khan sebagai Perdana Menteri Pakistan telah berakhir. Mantan pemain Kriket itu digulingkan melalui mosi tidak percaya di parlemen.

Mengutip dari Aljazeera, sebanyak 174 anggota parlemen menghendaki Khan lengser. Ironisnya, Khan digulingkan setelah upayanya dalam beberapa hari lalu memblokir mosi tidak percaya parlemen.

Adapun Mahkamah Agung Pakistan memutuskan Khan dinilai tidak konstitusional dengan menghalangi proses mosi tidak percaya dan mau bubarkan parlemen.

Dalam mosi tidak percaya, parlemen setidaknya membutuhkan 172 suara dari total 342. Namun, dukungan itu malah mencapai 174 suara.

Menanggapi itu, Khan menuding kubu oposisi sengaja bersekongkol dengan Amerika Serikat (AS) untuk menggulingkannya. Khan dalam sikap politiknya dikenal condong dekat dengan China.

Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan.

Photo :
  • Gulf News/PID

Dia pun mengintruksikan massa pendukungnya melakukan unjuk rasa secara nasional pada Minggu. Khan juga menyatakan masih siap berjuang.

“Saya tidak akan menerima pemerintah yang diimpor. Saya siap untuk berjuang," ujar Khan dikutip pada Minggu, 10 April 2022.

Gejolak politik di Pakistan dalam beberapa pekan terakhir meninggi tensinya. Putusan Mahkamah Agung pada Kamis malam dinilai jadi tonggak konstitusi negara tersebut untuk memulihkan parlemen karena mau dibubarkan Khan.

Khan juga dalam manuver politiknya berupaya menggembosi mosi tidak percaya parlemen yang bertujuan membuatnya lengser. Pun, dari peta kekuatannya, Khan juga tampaknya sudah ditinggal militer Pakistan yang kuat.

Hal itu jadi sorotan karena kekuatan militer yang ikut mengantarkan kemenangan untuk Khan pada Pemilu 2018 lalu. 

Dari kubu opsisi juga makin gencar terus menyuarakan Khan lengser. Pemerintahan rezim Khan dinilai gagal dan tak memuaskan dalam dua tahun terakhir.

"Pemerintah benar-benar gagal,” kata Senator Anwaar ul Haq Kakar dari Partai Balochistan Awami (BAP), sekutu koalisi yang menarik dukungan pada akhir Maret.