Mariupol Kini Neraka Berdarah, PBB: Perang Tak Dimenangkan Siapapun

Perempuan di Mariupol, Ukraina berselimut di puing-puing akibat serangan Rusia
Sumber :
  • AP Photo/Evgeniy Maloletka

VIVA – Ribuan orang Ukraina berusaha melarikan diri dari pengepungan hebat di Kota Mariupol oleh pasukan Rusia pada Selasa 22 Maret 2022. Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meminta Moskow untuk menghentikan perang yang tidak dapat dimenangkan pihak mana pun itu.

Pelabuhan strategis di Laut Azov juga telah mengalami penembakan tanpa henti tetapi para pejabat Ukraina mengatakan bahwa pelabuhan itu belum direbut oleh Rusia.

“Pemandangan neraka yang mengejutkan penuh dengan mayat dan bangunan yang hancur,” kata warga Mariupol yang berhasil melarikan diri dari kota tersebut.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dalam pidato malamnya bahwa satu kelompok Ukraina yang melarikan diri di sepanjang rute kemanusiaan telah ditangkap oleh pasukan Rusia.

“Ada sekitar 100.000 orang di kota dalam kondisi tidak manusiawi dalam blokade total, tidak ada makanan, tidak ada air, tidak ada obat-obatan di bawah pengeboman terus menerus,” kata Zelensky dikutip dari Channel News Asia, Rabu 23 Maret 2022.

Sekjen PBB Antonio Gutteres menyerukan agar Rusia mengakhiri perang yang tidak masuk akal ini.

“Bahkan jika Mariupol jatuh, Ukraina tidak dapat ditaklukkan kota demi kota, jalan demi jalan, rumah demi rumah,” ujarnya.

“Perang ini tidak dapat dimenangkan. Cepat atau lambat, perang ini harus berpindah dari medan perang ke meja perdamaian. Itu tidak bisa dihindari,” ujarnya lagi.

Dengan terhentinya serangan Rusia, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah memperingati bahwa Presiden Rusia Vladimiri Putin bisa saja akan menggunakan senjata kimia dan biologi. Oleh karena itu berbagai kemungkinan harus diantisipasi.