Pesawat China Eastern Airlines Jatuh, 132 Penumpang-Kru Tewas

Maskapai China Eastern Airlines
Sumber :
  • China Eastern Airlines

VIVA – Perusahaan Maskapai China Eastern mengkonfirmasi seluruh penumpang dan kru pesawat meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat jatuh di wilayah Guangxi pada Senin sore, 22 Maret 2022. Pesawat nahas tersebut membawa 132 orang dengan rincian 123 penumpang dan 9 awak kru pesawat.

"Perusahaan menyampaikan belasungkawa yang mendalam untuk penumpang dan anggota awak yang tewas dalam kecelakaan pesawat," kata China Eastern dalam sebuah pernyataan, tanpa memberikan informasi lebih lanjut.

Data penerbangan yang diamati Administrasi Penerbangan Sipil China (CAAC) menunjukkan pesawat Boeing 737-800 dengan nomor penerbangan MU-5735 dari Kunming tujuan Guangzhou itu hilang kontak dari pantauan radar di atas kota Wuzhou di wilayah Guangxi, dua menit setelah ketinggian pesawat tiba-tiba turun dari level 8.869 meter. 

Beberapa rekaman video yang dirilis beberapa media China, yang belum dipastikan kebenarannya, menunjukkan posisi pesawat dalam keadaan vertikal saat jatuh menghantam perbukitan di Kabupaten Tengxian, yang secara administratif berada di bawah Pemerintah Kota Wuzhou, Guangxi di wilayah selatan China.
 
Peristiwa tersebut merupakan tragedi penerbangan terburuk di China yang pertama kali sejak jatuhnya pesawat di Yichun, Provinsi Heilongjiang di wilayah timur laut China pada 2010 yang menewaskan 44 orang.

Puing pesawat China Eastern Airlines yang jatuh di Guanxi, China

Photo :
  • Antara

Sampai berita ini diturunkan, upaya pencarian korban di perbukitan terpencil Guangxi masih terus dilakukan. Tim pencarian korban juga dikerahkan dari Guangdong, provinsi yang bersebelahan wilayah dengan Guangxi.

Pihak maskapai telah membuka jalur komunikasi darurat untuk membantu keluarga korban.

Keluarga para korban berdatangan ke kantor perwakilan China Eastern Airlines di Kunming, Provinsi Yunnan, seperti diberitakan media penyiaran resmi China.

Diketahui, pesawat tersebut bertolak dari Bandara Internasional Changshui, Kunming, pada pukul 13.15 waktu setempat (12.15 WIB). Pesawat tersebut dijadwalkan tiba di Bandara Internasional Baiyun, Guangzhou, pada pukul 15.07 (14.07 WIB). 

Data penerbangan menunjukkan bahwa pada pukul 14.19 (13.19 WIB) pesawat tiba-tiba meluncur dari ketinggian 8.869 meter dengan kecepatan 845 kilometer per jam. 

Pada pukul 14.21, pesawat milik maskapai yang berkantor pusat di Shanghai itu hilang dari pantauan radar ADS-B, demikian laman berita setempat.
 
Situs pelacak penerbangan FlightRadar24 menunjukkan pesawat itu turun tajam dari ketinggian 8.870m menjadi sekitar 2.393m hanya dalam waktu satu menit. Setelah naik sebentar, ia jatuh ke 983m. Tidak ada data lagi terkait penerbangan setelah pukul 14:22.

Seorang penduduk desa mengatakan kepada situs berita lokal bahwa pesawat itu "benar-benar hancur" dan dia telah melihat kebakaran di kawasan hutan yang disebabkan oleh kecelakaan itu.

Penduduk desa lain yang bermarga Liu mengatakan kepada Kantor Berita China bahwa dia telah mengendarai sepeda motornya ke tempat kejadian setelah mendengar ledakan keras, dan melihat puing-puing yang berserakan termasuk sayap pesawat dan potongan-potongan pakaian.

Gambar udara dari lokasi kecelakaan menunjukkan kawah besar di sisi lereng gunung yang hijau. Tayangan TV negara mengikuti pekerja darurat berpakaian oranye berjuang melawan dedaunan tebal untuk mengumpulkan puing-puing.

China Eastern mengubah situs webnya menjadi hitam putih pada Senin sore.