Sekjen PBB Peringatkan Adanya Kemungkinan Perang Nuklir

Sekjen PBB Antonio Guterres berbicara pada Sidang Majelis Umum PBB di New York.
Sumber :
  • Dok. PBB

VIVA - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres, memperingatkan bahwa Rusia berkemungkinan menggunakan senjata nuklir selama serangannya di Ukraina.

Mobil dan bangunan rumah sakit hancur akibat serangan udara di Mariupol, Ukraina

Photo :
  • ANTARA/REUTERS/NATIONAL POLICE OF UKRAINE

Perkembangan Mengerikan

Gutteres mengatakan kepada wartawan bahwa keputusan Presiden Rusia, Vladimir Putin, di awal invasi untuk menempatkan pasukan nuklirnya dalam siaga tinggi. Menurut Gutteres, hal ini adalah perkembangan yang mengerikan.

“Prospek konflik nuklir, yang dulu tidak terpikirkan, sekarang kembali, kemungkinan bisa terjadi. Sudah waktunya untuk menghentikan kengerian yang terjadi pada rakyat Ukraina dan mengambil jalur diplomasi dan perdamaian,” kata Gutteres, dikutip dari Fox News, Selasa, 15 Maret 2022.

Baca juga: Perkembangan Perang Ukraina-Rusia, Perundingan Damai Berlangsung Panas

PBB Bantu Ukraina

Gutteres menyerukan pengamanan fasilitas nuklir di Ukraina. Dia juga mengumumkan bahwa PBB mengalokasikan $40 juta dari dana Tanggapan Darurat Pusat untuk membantu Ukraina.

“Pendanaan ini akan membantu mendapatkan pasokan penting makanan, air, obat-obatan dan bantuan penyelamatan lainnya ke negara serta memberikan bantuan uang tunai,” ujar Gutteres.

Sudah Hampir Tiga Minggu

Pasukan Rusia melancarkan invasi militer besar-besaran ke Ukraina hampir tiga minggu lalu pada 24 Februari 2022. Empat hari kemudian, pada 28 Februari 2022, Putin menaikan status siaga untuk pasukan nuklirnya menjadi rezim khusus tugas tempur.

Penasihat Keamanan Nasional Presiden Amerika Serikat, Jake Sullivan, mengatakan bahwa meskipun ada ancaman yang nyata, tingkat siaga nuklir Washington tetap tidak berubah.

“Amerika Serikat belum menyesuaikan postur nuklir, tetapi itu adalah sesuatu yang kami pantau hari demi hari, jam demi jam karena itu adalah prioritas utama bagi presiden,” kata Jake.