Polisi Thailand Selidiki Kematian Misterius Pemain Kriket Australia
- abc
Pemain kriket ternama asal Australia, Shane Warne, mengeluhkan sakit dada sebelum ditemukan meninggal dunia di Thailand. Ia diketahui memiliki riwayat penyakit asma dan jantung.
Warne (52 tahun) meninggal dunia diduga akibat serangan jantung di salah satu vila di Koh Samui pada hari Jumat (04/03).
Menurut Yuttana Sirisomba dari Kepolisian Koh Samui, Thailand, polisi menerima informasi tentang riwayat kesehatan Warne dari pihak keluarganya.
Yuttana menjelaskan Warne belum lama ini juga "memeriksakan diri ke dokter terkait kondisi jantungnya".
Dia menambahkan, jenazah pemain kriket yang legendaris ini dipindahkan ke Surat Thani pada hari Minggu (06/03) untuk keperluan otopsi.
Yuttana menolak menjawab penyebab kematian Warne dan mengatakan lamanya proses otopsi ini tergantung pada opini para dokter.
Kerabat dan rekan olahragawan asal negara bagian Victoria, Australia, ini telah berbicara dengan polisi Thailand mengenai rencana pemulangan jenazah ke Melbourne.
"Kami berharap bisa segera memulangkan (jenazah) Warne," kata seorang sahabatnya, Andrew Neophitou.
Duta Besar Australia untuk Thailand, Allan McKinnon, dan pejabat dari Departemen Luar Negeri telah dua kali bertemu dengan pihak Kepolisian Thailand untuk membahas pemulangan jenazah.
Seusai pertemuan kedua yang berlangsung selama dua jam, Dubes McKinnon menyampaikan apresiasinya kepada pihak berwenang di Thailand.
"Saya hadir di sini atas nama keluarga dan kerabat Shane Warne untuk menyampaikan terima kasih kepada Inspektur Yuttana dan timnya di Kantor Polisi Bo Phun dan rumah sakit Koh Samui yang memfasilitasi pemulangan (jenazah) Shane Warne ke Australia secepatnya," katanya.
"Mereka sangat peduli, efisien dan penuh pengertian," ujarnya.
Sebelumnya, pejabat kedutaan telah menemui rekan-rekan Warne yang berada di Samujana Villas.
"Deplu dan pihak berwenang Thailand bekerja sama mengatur pemulangan jenazahnya serta keperluan teknis lainnya di lapangan," kata Menlu Australia Marise Payne dalam sebuah pernyataan.
Kepolisian Kerajaan Thailand menjelaskan kepada ABC bahwa meski tidak memperlakukan kematian Warne sebagai kejadian yang mencurigakan, pihaknya tetap akan menjalankan penyelidikan.
Polisi menyatakan akan meminta keterangan dari teman-teman Warne dan menurunkan petugas forensik untuk memeriksa vila tempat kejadian.
Kematian Warne terjadi kurang dari 24 jam setelah legenda kriket lainnya, Rod Marsh, meninggal akibat serangan jantung.
Tim kriket putra Australia mengheningkan cipta selama satu menit sebelum pertandingan dimulai pada hari kedua turnamen melawan Pakistan di Rawalpindi.
Sementara tim putri memberikan penghormatan sebelum pertandingan pembukaan Piala Dunia melawan Inggris di Selandia Baru.
Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan upacara pemakaman kenegaraan untuk "salah satu pemain kriket terbesar kita sepanjang masa" telah ditawarkan dan akan diselenggarakan bersama oleh Pemerintah Federal dan Pemerintah Victoria, Badan Cricket Australia keluarga Warne.
Dalam sebuah pernyataan, PM Morrison mengatakan Warne menghadirkan "keajaiban" dalam olahraga musim panas Australia.
Menteri Utama Victoria Daniel Andrews mengatakan Great Southern Stand di stadion MCG akan diganti namanya untuk menghormati Shane Warne.
Penuturan rekan Warne
Seorang rekan Shane Warne, Tom Hall, tinggal bersama beberapa orang lainnya di Samujan Villas saat pria berusia 52 tahun itu meninggal, hari Jumat (4/03).
Tom Hall merupakan direktur website berita olahraga The Sporting News (TSN) dan akrab dengan Warne sejak 15 tahun lalu.
Dalam artikelnya di TSN, Hall menjelaskan malam itu berjalan seperti biasa saat mereka ngobrol soal olahraga dan cara menonton siaran pertandingan kriket Australia melawan Pakistan.
"Baru saja pertandingan dimulai, Warney (nama panggilan dari Shane Warne) berdiri dan mengatakan 'Sobat, saya punya kejutan nih', seraya masuk ke kamarnya," tulis Tom Hall.
"Dia balik dengan membawa banyak pakaian... saya diberi baju 2005 Ashes Test, kaos 2008 IPL dan kaos pertandingan seri internasional, dan topi untuk disimpan di kantor TSN di Australia dan Inggris," katanya.
Hall menambahkan, mereka kemudian memutuskan memasan makanan, dan Warne memilih menu Australia.
Sebelum liburan ke Thailand ini, Warne dikabarkan menjalani diet dengan hanya mengonsumsi jus.
"Saya sering makan bersama Shane dalam banyak kesempatan, namun bukannya mencoba makanan lokal Thailand, kami memilih roti bakar dengan Vegemite," kata Hall.
"Shane sempat berujar, benar-benar tidak ada yang bisa mengalahkan Vegemite dengan mentega, selalu enak di mana pun kita berada," tambahnya.
"Dia seorang Australia tulen. Ternyata ini menjadi makanan terakhirnya. Dan sebagai seorang ayah, saat saya berdiri pergi, dia menuju ke kamarnya untuk menelepon anak-anaknya," tutur Tom Hall.
Itulah saat teakhir mereka melihat Warne dalam keadaan hidup.
Hall mengaku sama sekali tidak menyangka Warne punya masalah jantung, namun mengatakan dia pernah mengeluh soal ini ke seorang rekannya.
"Tak seorang pun kami di sini yang tahu bahwa Shane pernah periksa ke dokter, meski dia pernah mengeluh soal jantung dan masalah sesak nafas ke seorang teman," katanya.
"Dia sadar berat badannya berlebih dan menjalani latihan (untuk menurunkan berat badan)," tambah Hall.
"Rekan-rekan seperjalanan dari Australia telah berusaha sekuat tenaga, kru ambulans setempat tiba dengan cepat. Tak ada situasi yang tidak normal," ujarnya.
Diproduksi oleh Farid Ibrahim dari artikel ABC News.