AS Kecam Penembakan dan Penyitaan PLTN di Ukraina di Pertemuan DK PBB
- UN Security Council
VIVA – Pada pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB yang dilaksanakan pada hari Jumat 4 Maret 2022, Amerika Serikat (AS) mengecam keras Rusia atas penembakan dan penyitaan pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa, Zaporizhzhia di Ukraina. Amerika Serikat (AS) juga menuntut Moskow agar serangan seperti itu tidak terjadi lagi.
“Dunia nyaris menghindari bencana nuklir tadi malam. Serangan Rusia tadi malam menempatkan pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa dalam bahaya besar,” Linda Thomas-Greenfield, Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, dikutip dari Channel News Asia, Sabtu 5 Maret 2022.
“Itu sangat sembrono dan berbahaya. Dan itu mengancam keselamatan warga sipil di seluruh Rusia, Ukraina, dan Eropa,” lanjutnya.
Ketika peluru menghantam daerah itu pada Jumat pagi, kobaran api terjadi di sebuah gedung pelatihan, dan memicu kepanikan di seluruh dunia sebelum api dipadamkan. Para pejabat mengatakan fasilitas itu aman.
Namun, para pejabat Ukraina tetap khawatir mengenai keadaan genting, karena para staf Ukraina yang beroperasi di pembangkit listrik tenaga nuklir di bawah kendali Rusia di tengah kondisi medan perang di luar jangkauan administrator.
Duta Besar Inggris untuk PBB, Barbara Woodward mengatakan bahwa di tengah invasi ilegal itu, Rusia harus menjauh dan melindungi keselamatan dan keamanan situs nuklir.
“Itu tidak boleh terjadi lagi. Bahkan di tengah invasi ilegal ke Ukraina, Rusia harus terus berjuang menjauh dan melindungi keselamatan serta keamanan situs nuklir,” kata Barbara.
Di lain sisi, utusan Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, menepis kehebohan Barat atas pembangkit listrik tenaga nuklir di Ukraina, dan menyebut pertemuan Dewan Keamanan hari Jumat sebagai upaya terselubung oleh otoritas Ukraina untuk menciptakan histeria buatan belaka.
“Saat ini, pembangkit listrik tenaga nuklir dan wilayah yang berdekatan dijaga ketat oleh pasukan Rusia,” kata Nebenzia.
“Operasi militer di sekitar lokasi nuklir dan infrastruktur sipil penting lainnya tidak dapat diterima, dan sangat tidak bertanggung jawab,” kata Kepala Urusan Politik PBB, Rosemary DiCarlo dalam pertemuan tersebut.
Hingga saat ini, ribuan orang diyakini telah tewas, dan lebih dari 1 juta pengungsi telah meninggalkan ukraina akibat invasi yang masih berlangsung pada minggu kedua ini. Negara-negara Barat juga sudah membalas sejumlah sanksi yang telah menjerumuskan Rusia ke dalam isolasi ekonomi.