Medvedev: Rusia Tidak Butuh Hubungan Diplomatik dengan Barat

Mantan Presiden dan pejabat tinggi keamanan Rusia, Dmitry Medvedev (kanan)
Sumber :
  • Antara

VIVA – Mantan Presiden dan pejabat tinggi keamanan Rusia, Dmitry Medvedev mengatakan Rusia sebenarnya tak membutuhkan hubungan diplomatik dengan Barat setelah Barat menjatuhkan sanksi pada Moskow atas apa yang disebutnya operasi militer Rusia di Ukraina.

Medvedev menulis pernyataan di media sosial, dan mengatakan sudah waktunya untuk 'menggembok kedutaan'. Medvedev membuat komentar di halaman terverifikasinya di jejaring sosial Rusia VK.

Dia mengatakan Moskow akan melanjutkan operasinya di Ukraina sampai mencapai tujuan yang ditentukan oleh Presiden Vladimir Putin tercapai.

Seperti diketahui, Amerika Serikat dan Negara-negara Barat telah menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Putin dan pemimpin lain Rusia. Adapun sanksi Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris, Australia, Kanada dan Jepang yaitu menargetkan bank dan individu kaya, sementara Jerman akan setop proyek pipa gas besar dari Rusia. 

Tindakan tersebut, disertai dengan reposisi pasukan tambahan AS ke negara-negara Baltik di sisi timur NATO yang berbatasan dengan Rusia, usai pasukan Rusia memasuki daerah-daerah yang dikuasai pemberontak di Ukraina timur. 

Selain itu, sanksi juga diberikan setelah Presiden Vladimir Putin mengatakan telah mengakui kemerdekaan Donetsk dan Wilayah separatis Luhansk yang bertentangan dengan tuntutan AS dan Eropa.
 
Pada Sabtu ini, Amerika Serikat, Inggris, Eropa dan Kanada, juga sepakat memblokir akses Rusia pada sistem pembayaran internasional Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication atau SWIFT, jaringan pembayaran terbesar yang menghubungkan ribuan lembaga keuangan di seluruh dunia.

Sanksi terbaru ini sebagai bagian dari putaran sanksi lain terhadap Moskow karena melanjutkan serangannya terhadap Ukraina.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa dia akan meluncurkan operasi militer besar-besaran di Ukraina pada Kamis dini hari. Negara-negara Barat telah memberlakukan rentetan sanksi internasional terhadap Rusia sejak saat itu. 

Namun, Vladimir Putin memberikan peringatannya sendiri di sebuah pidato di televisi. 

"Siapa pun yang akan mencoba menghentikan kami dan selanjutnya menciptakan ancaman terhadap negara kami, kepada rakyat kami, harus tahu bahwa tanggapan Rusia akan segera dan membawa Anda ke konsekuensi seperti itu. Anda belum pernah menghadapi dalam sejarah Anda. Kami siap untuk hasil apa pun," tegasnya 
Rusia diyakini memiliki gudang senjata hampir 6.000 senjata nuklir -- paling banyak dari negara mana pun di dunia. 

Beberapa protes anti-perang diadakan di seluruh Rusia hari ini, itu menunjukkan bahwa rakyat Rusia tidak mendukung agresi militer yang dilakukan pemimpin mereka. (Ant)