Sampah di Bangkok Menggunung Hingga 8.000 Ton per Hari
- Pixabay
VIVA – Negara Thailand memang memiliki reputasi sebagai salah satu tujuan wisata top dunia, namun banyaknya sampah di seluruh kota menjadi pemandangan tak sedap bagi warga dan turis. Menurut Departemen Lingkungan dan Administrasi Metropolitan Bangkok (BMA), ibu kota Thailand itu menghasilkan lebih dari 8.000 ton sampah kota setiap hari.
Sejumlah besar sampah yang diketahui merupakan plastik, dan limbah medis yang dapat menular, yang menimbulkan tantangan bagi infrastruktur pengelolaan limbah Bangkok. Pakar lingkungan menyarankan BMA untuk menangani akar penyebab masalah sampah itu.
Seorang peneliti dari Institut Penelitian Lingkungan di Universitas Chunglongkorn, Sujitra Vassanadumrongdee, percaya bahwa BMA harus memprioritaskan pengurangan sampah pada sumbernya daripada hanya menangani akibatnya.
Sujitra juga mengatakan BMA harus membayar lebih banyak peralatan dan sistem manajemen yang akan membantu orang memilah dan memisahkan sampah sebelum dikumpulkan oleh otoritas setempat.
“Kota ini menghabiskan 7 miliar baht setiap tahun untuk pemindahan dan pembuangan sampah, tetapi pendapatannya dari pengumpulan dan daur ulang sampah hanya sekitar 10-50 juta baht per tahun,” ujar Sujitra, melansir dari Bangkok Post, Senin 21 Februari 2022.
“Namun demikian, meningkatkan jumlah sampah di Bangkok menunjukan kegagalan kota untuk menyelesaikan masalah, sementara penurunan baru-baru ini sebagian besar disebabkan oleh situasi COVID-19. Jika kita menyelesaikan masalah sampai ke akarnya, kita bisa menghemat uang dan bahkan menghasilkan keuntungan dari daur ulang sampah,” kata Sujitra dalam keterangannya lebih lanjut.
Masalah sampah yang terjadi di Bangkok, Sujitra menegaskan, bukan hanya pihak Departemen Lingkungan BMA yang bertanggung jawab penuh, tetapi 50 kantor distrik di seluruh kota harus diberdayakan untuk menangani masalah ini. Meskipun tampaknya ada kekurangan anggaran untuk inisiatif baru.
“Gubernur yang terpilih dalam pemilihan Gubernur Bangkok mendatang harus mempertimbangkan pemisahan sampah sebagai tujuan utama,” kata Sujitra.
Direktur Yayasan Ecological Alert and Recovery Thailand (EARTH), Penchom Saetang, juga mengatakan bahwa air limbah adalah termasuk masalah besar lainnya bagi Bangkok.
“Dengan terakumulasinya air limbah dari bahan kimia yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, ekosistem di sepanjang rute maritim secara bertahap akan memburuk, memengaruhi kesehatan dan rantai makanan,” kata Penchom.
Dia juga mendesak para kandidat untuk pemilihan Gubernur Bangkok mendatang agar menggarisbawahi pentingnya masalah lingkungan saat melakukan kampanye.