5 Suku yang Menolak Dunia Modern dan Kemajuan Teknologi

Suku di Ethiopia
Sumber :
  • Tangkapan Layar

VIVA – Dibalik kegemerlapan dunia modern saat ini, ternyata masih banyak suku yang menolak dunia modern di dunia dengan kondisi yang terisolasi dari dunia luar. Sebagian suku harus merelakan wilayah mereka dijadikan sebagai tempat berburu, bercocok tanam, sampai terkena dampak proyek manusia modern yang mencaplok wilayah mereka. Kehadiran mereka sebenarnya masih tetap diakui, walaupun sebagian dari suku-suku terisolasi ini lebih memilih untuk menutup diri dari dunia modern. 

Bahkan mereka tidak segan untuk menyerang penyusup ke wilayah mereka dengan serangan mematikan, seperti panah. Sikap seperti ini membuat penasaran para peneliti untuk memahami cara hidup dan budaya mereka yang masih dipertahankan sejak berabad-abad lamanya. Salah satu suku di Indonesia yang menolak dari peradaban modern adalah suku Bayu di Banten. Tapi ternyata, Baduy bukan satu-satunya suku yang menolak dunia modern. Ada beberapa suku yang juga melakukan hal yang sama, berikut ulasan selengkapnya dari Litverse.

1. Suku Surma di Afrika

Suku di Ethiopia

Photo :
  • Tangkapan Layar

Suku yang menolak dunia modern ini tinggal di Ethiopia dan dengan sengaja menghindari semua kontak dengan negara-negara Barat selama bertahun-tahun. Meski terkenal dengan aksesoris bibirnya yang sangat mencolok, mereka tidak mau ada urusan dengan pemerintah setempat. Suku Surma hidup dengan berbagai kelompok yang diperkirakan mencapai ratusan. Mereka hidup dengan cara beternak selama berabad-abad. Perang dunia mendorong mereka untuk memperjuangkan kemerdekaan.

Orang pertama yang berhasil berbicara dengan Surma adalah beberapa dokter yang berasal dari Rusia pada 1980-an. Karena warna kulitnya yang putih, mereka dianggap sebagai mayat hidup. Tapi sekarang berbeda. Salah satu dari sedikit modernitas yang diadopsi oleh suku Surma adalah penggunaan AK-47 untuk melindungi ternak mereka.

2. Suku Peru Ditemukan oleh Turis

Tidak ada yang tahu keberadaan mereka sampai sekelompok turis menjelajahi hutan pedalaman yang ada di Peru. Kelompok itu tiba-tiba bertemu dengan anggota suku yang tidak dikenal. Orang-orang dari suku yang dia temui mencoba untuk melakukan kontak dengan wisatawan yang datang.

Namun, karena suku yang menolak dunia modern ini tidak dapat berbicara bahasa Spanyol atau Inggris, para turis akhirnya menyerah dan pergi dengan cepat. Menurut catatan, para turis hanya menyadari bahwa mereka bertemu dengan salah satu suku yang tersisa yang tidak diketahui oleh para antropolog. Para ilmuwan telah mengetahui keberadaan mereka dan telah mencari mereka selama bertahun-tahun, tapi tidak menghasilkan apa-apa.

3. The Lone Brasil

Lantaran letaknya yang jauh dari peradaban, suku ini mendapat julukan "manusia paling terpencil di bumi". Suku ini tinggal di suatu tempat di hutan Amazon. Uniknya, hanya ada satu orang di suku yang menolak dunia modern ini. Seperti Bigfoot yang misterius.

Tentu saja keberadaan orang ini sangat membuat banyak orang penasaran. Para ilmuwan hampir tidak dapat menemukan jejaknya. Namun, jika para ilmuwan dapat menemukan dan berkomunikasi, banyak yang pasti dapat diungkapkan. Misalnya, bagaimana dia bisa bertahan hidup di hutan ketika dia sendirian.

4. The Vietnam Ruc

Suku Lahui, Vietnam

Photo :
  • Tangkapan Layar

Perang Vietnam yang mengerikan memiliki dampak bahkan hingga ke masyarakat yang tinggal di pedalaman dan terisolasi. Tentara Vietnam Utara terkejut melihat sekelompok suku muncul dari hutan belantara setelah Amerika Serikat mengebom. Ini adalah kontak pertama Ruc dengan peradaban berteknologi modern.

Karena kerusakan hutan yang parah, suku Ruc memutuskan untuk menjalani kehidupan modern di Vietnam daripada kembali ke pedalaman hutan tradisional mereka. Namun nilai-nilai kesukuan yang mereka praktikkan selama berabad-abad bertentangan dengan kebijakan pemerintah Vietnam, sehingga memicu permusuhan antara keduanya.

5. Suku terasing di Brasil

Pemerintah Brasil telah berusaha mencari tahu berapa banyak suku terpencil di Amazon untuk mengendalikan populasi. Pemerintah secara teratur menggunakan peralatan fotografi untuk menerbangkan pesawat di atas hutan. Pemerintah ingin mencari dan menghitung orang-orang yang hidup di dalam suku yang menolak dunia modern tersebut. Upaya pemerintah belum membuahkan hasil.

Namun pada tahun 2007, mereka dikejutkan ketika pesawat mereka terkena panah lantaran mereka terbang cukup rendah. Anak panah tersebut ditembak dari busur suku yang sebelumnya tidak diketahui. Kemudian, pada tahun 2011 dengan satelit mereka sukses menemukan beberapa bintik di sudut hutan yang tidak pernah terpikirkan ada kehidupan di sana. Tapi ternyata, bintik tersebut adalah kerumunan orang-orang.