Wereng Langka dengan Organ Jantan Bentuk Unik Ditemukan di Uganda
- bbc
Seorang ilmuwan di Inggris menemukan spesies serangga baru, setelah ia merasa bahwa serangga itu adalah "sesuatu yang istimewa".
Dr Alvin Helden dari Anglia Ruskin University, Cambridge, Inggris menemukan wereng itu saat karyawisata bersama mahasiswa ke Taman Nasional Kibale yang berlokasi di wilayah barat Uganda.
Serangga berkilau metalik itu dia namai sebagai Phlogis kibalensis.
Dr Helden mengatakan serangga yang dia temukan itu merupakan jenis yang "sangat langka" dan secara biologis "hampir tidak diketahui sama sekali".
Penampakan wereng daun dari genus Phlogis terakhir kali tercatat di Republik Afrika Tengah pada 1969.
Organ reproduksi berbentuk unik
Menurut Dr Helden, wereng dari genus ini maupun dari suku yang lebih luas "sangat tidak biasa muncul, bahkan jarang ditemukan".
"Kami hampir tidak tahu apa-apa tentang Phlogis kibalensis, spesies baru yang saya temukan, termasuk tanaman apa yang dimakannya atau perannya dalam ekosistem lokal."
Serangga berukuran 6,5 milimeter itu memiliki tubuh berlubang seperti kebanyakan wereng, dengan organ reproduksi jantan berbentuk unik, sebagian berbentuk daun.
Bagi Helden, menemukan spesies baru adalah pencapaian sekali seumur hidup, apalagi mengingat penemuan kerabat dekat dari wereng itu, terakhir kali ditemukan di negara yang berbeda lebih dari 50 tahun yang lalu.
"Saya tahu (wereng) itu adalah sesuatu yang sangat istimewa segera setelah saya melihatnya."
Penemuan ini telah dipublikasikan di Zootaxa dan spesimennya disumbangkan ke Museum Zoologi Universitas Cambridge.
Dr Helden sendiri memimpin kunjungan lapangan mahasiswa ke Kibale sejak 2015. Dalam kunjungan itu, dia mendokumentasikan serangga di taman, menghasilkan panduan gambar kupu-kupu, ngengat, dan kumbang kura-kura.
"Kami ingin memberi sesuatu untuk orang-orang Uganda yang sangat ramah kepada Universitas Anglia Ruskin selama kunjungan lapangan kami," kata dia.
Namun Helden mengkhawatirkan kondisi hutan hujan di daerah tropis yang telah rusak, berbanding terbalik dengan taman nasional dan cagar alam yang masih terjaga.
Hal itu bisa membuat spesies menghilang sebelum sempat ditemukan.