4 Praktik Perbudakan di Zaman Sekarang, Terbaru Bupati Langkat

Kerangkeng yang Berada di Kediaman Bupati Langkat.
Sumber :
  • TvOne/Yoga Syahputra

VIVA – Beberapa hari yang lalu, publik sempat dihebohkan dengan kerangkeng manusia yang dimiliki oleh Bupati Langkat nonaktif, Terbit Rencana Peranginangin. Hal ini memicu kemarahan warganet di media sosial. Bahkan, karena kasus tersebut mencuat ke berbagai media pemberitaan, Bupati Langkat tersebut langsung mendapat banyak kritikan. Banyak yang tidak percaya di zaman modern seperti sekarang masih ada praktik perbudakan yang melanggar hak asasi manusia (HAM). Nah, menyadur dari berbagai sumber, berikut adalah praktik perbudakan di zaman sekarang.

1. Kerangkeng Manusia di Langkat, Sumatra Utara

Kerangkeng manusia di rumah pribadi Bupati Langkat Terbit Rencana Peranginangin

Photo :
  • Ist

Menyadur dari laman VIVA, Bupati Langkat tidak aktif, Terbit Rencana Peranginangin diketahui mempunyai penjara di kediaman pribadinya untuk 40 orang pekerja sawit. Mereka dipenjara dan diduga diperbudak oleh Terbit dengan cara yang sangat kejam. Para pekerja ini tidak hanya dipekerjakan tanpa bayaran, tetapi juga mengalami kekerasan fisik berupa pemukulan dan memar, serta tidak dapat keluar masuk penjara dan berkomunikasi dengan orang luar.

Perwakilan Migrant Care, Anis Hidayah mengatakan apa yang terjadi pada pekerja kelapa sawit adalah bentuk perbudakan modern dan perdagangan manusia. Mereka juga akan mengusut tuntas kasus tersebut dan melaporkannya ke Komnas HAM. Namun, menurut informasi yang didapat dari Terbit, kandang tersebut dijadikan pusat rehabilitasi bagi para pecandu narkoba.

Pusat rehabilitasi ini telah berdiri selama 10 tahun tanpa izin pemerintah. Kerangkeng manusia tersebut ditemukan oleh petugas tidak memperoleh izin dari pemerintah. Kerangkeng manusia tersebut ditemukan oleh petugas berwajib ketika tim KPK menggeledah rumah Terbit setelah tertangkap operasi tangkap tangan (OTT) kasus korupsi.

2. ABK Indonesia di Kapal Berbendera Tiongkok

Petugas gabungan mengevakuasi jenazah ABK kapal ikan berbendera China yang berkewarganegaraan Indonesia di Dermaga Lanal Batam, Kepulauan Riau, Rabu (8/7/2020). (Foto ilustrasi)

Photo :
  • ANTARA FOTO/M N Kanwa

VIVA mengatakan bahwa Mei 2020 lalu, Indonesia pernah dihebohkan dengan video amatir yang memperlihatkan sekelompok orang melempar bungkusan besar berwarna oranye ke atas kapal. Paket tersebut diduga berisi jenazah ABK WNI yang akan dibuang ke laut. Terlihat dari video empat ABK asal Indonesia (ABK) diperlakukan tidak manusiawi di atas kapal berbendera China.

Para kru bekerja 18 jam sehari dengan sedikit istirahat dan kekurangan makanan. Bahkan, beberapa orang bahkan bisa berdiri selama 30 jam dan istirahat selama 6 jam. Pekerjaan awak kapal Indonesia sangat memakan waktu dan tenaga, dengan upah yang kecil.

Berkat video tersebut, terungkap bahwa ada empat anak buah kapal (ABK) yang berasal dari Indonesia yang sudah mendapatkan perlakuan tidak manusiawi dalam kapal berbeda Tiongkok.

Karena itu, Serikat Pekerja Perikanan Indonesia (SPPI) menginginkan pemerintah segera meratifikasi Konvensi Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) C188 agar para pekerja perikanan di luar negeri mendapat kepastian hukum. Mereka berharap tidak ada lagi perbudakan yang menelan korban jiwa seperti ini.

3. Perbudakan Perempuan Bernama Sara di Inggris

Cleaning service.

Photo :
  • U-Report

Sebagai negara maju, ternyata praktik perbudakan masih ada di Inggris. Seorang wanita bernama Sara (nama samaran) menjadi korban perbudakan modern di Inggris. Sara bekerja sebagai petugas cleaning service di sekolah menengah, bekerja berjam-jam, 20 jam sehari.

Pada awalnya Sara setuju dengan hal ini karena dia berharap suatu saat dia juga bisa mengenyam pendidikan. Sara juga bekerja dari pukul 9 pagi hingga 11 malam waktu setempat. Bahkan, Sara berulang kali mengeluh kakinya bengkak dan berdarah karena berdiri dan bekerja terlalu lama.

Namun, harapan itu hanyalah mimpi. Sara bekerja berjam-jam selama 20 tahun dan tidak bisa mendapatkan gajinya sama sekali. Pasalnya, gaji Sara diserahkan kepada sang suami dan ia tidak mengetahui uang tersebut dipakai untuk apa saja.  

Sara, dilansir dari BBC, adalah seorang imigran gelap yang suaminya diselundupkan ke Inggris. Untuk memenuhi kebutuhan, suami Sara mempekerjakan dirinya di sebuah sekolah menengah dengan gaji yang ia sendiri tidak dapat menikmatinya.

Tidak ada yang bisa dilakukan Sarah, karena status imigrasi ilegalnya dianggap memperburuk keadaan. Namun, berkat bantuan organisasi kemanusiaan lokal, Sarah kini bebas dan tidak lagi menjalani hari-hari kelam sebagai korban perbudakan modern di Inggris.

4. Perbudakan ABK asal Burma dan Kamboja di Kapal Nelayan Thailand

VIVA Militer: Prajurit TNI AL tahan ABK kapal tanker buronan Pemerintah Kamboja

Photo :
  • Pen. Koarmada I

Sebagai pengekspor makanan laut terbesar di dunia, Thailand terkait erat dengan praktik perbudakan modern. Beberapa laporan mengatakan kapal nelayan Thailand mempekerjakan pria dari Myanmar dan Kamboja dengan perbudakan dan jam kerja yang tidak manusiawi.

Orang-orang ini merasa ditipu karena awalnya dijanjikan bekerja di pabrik. Namun, pada kenyataannya, mereka telah "ditahan" di laut lepas dan bekerja keras selama beberapa tahun, tanpa memiliki kesempatan untuk "beristirahat" di darat untuk jangka waktu tertentu.

Jika mereka mencoba melarikan diri, yang menanti mereka adalah hukuman dibunuh atau dibuang ke laut lepas. Seorang anggota kru yang berhasil melarikan diri bersaksi bahwa mereka dipaksa bekerja 20 jam setiap hari di bawah ancaman mereka. Bahkan, yang semakin membuat miris adalah pekerjaan mereka tidak dibayar sepeser pun.