Masa Depan Baru Pertanian, Traktor Tanpa Butuh Tenaga Manusia

John Deere sudah mengeluarkan spesikasi traktor tanpa pengendara yang akan segera diproduksi massal. (Supplied: John Deere)
Sumber :
  • abc

Traktor yang tidak lagi harus menggunakan tenaga manusia untuk beroperasi akan segera diproduksi massal di Amerika Serikat dan diperkirakan akan mengubah dunia pertanian dengan berkurangnya ketergantungan pada manusia.

Salah satu perusahaan pertama yang akan memproduksi traktor tanpa sopir tersebut bernama John Deere yang sudah berdiri selama 185 tahun.

Sistem otomatisasi di dunia pertanian bukanlah hal yang baru, namun traktor tanpa pengendara yang akan diproduksi ini tidak lagi memerlukan manusia untuk melakukan pengawasan.

Direktur Pusat Teknologi Pertanian di University of Southern Queensland Professor Craig Baillie mengatakan industri pertanian memang sudah lama menunggu munculnya inovasi seperti ini.

"Kalau kita lihat saat ini traktor kecil yang dimiliki para petani di sini sudah memiliki kemampuan untuk beroperasi sendiri menuju ke arah otomatisasi penuh.

"Jadi langkah selanjutnya adalah menghilangkan pengendara dari dalam traktor."

Dengan menggunakan enam pasang kamera stereo dan teknologi kecerdasan buatan (AI), traktor ini bisa bergerak di lapangan sendiri menggunakan rute dan koordinat dari sebuah aplikasi.

Traktor itu juga bisa membajak tanah, menanam benih dan menghindari rintangan tanpa harus mendapatkan instruksi.

Apa selanjutnya yang harus dilakukan petani?

Teknologi traktor tanpa pengendara tampaknya akan membantu mengatasi masalah di bidang pertanian yang sudah lama terjadi dan bagaimana petani bisa melakukan lebih banyak hal tanpa harus langsung terlibat dalam kerja sehari-hari.

"Saya kira ini hanya langkah logis berikutnya ke arah yang benar yang akan membantu membuat hidup lebih mudah bagi petani, namun juga meningkatkan produktivitas, dan keuntungan," kata Professor Baillie. 

Direktur Eksekutif Industri Biji-Bijian Australia Colin Bettles setuju bahwa ini adalah pesan yang jelas dari perusahaan John Deere dan juga para petani yang sudah melakukan uji coba teknologi di properti milik mereka di Amerika Serikat.

"Kita akan bisa menjalankan mesin dalam waktu lebih lama misalnya ketika dalam saat panen, dan mengurangi keterlibatan manusia," katanya.

 

Mengantisipasi kebutuhan masa depan

Colin Bettles mengatakan industrinya sudah lama melihat perlunya otomatisasi penuh di bidang pertanian dan sudah mempersiapkan para petani untuk hal tersebut.

"Di tahun 2019, kami memulai proyek yang bekerja sama dengan Asosiasi Traktor dan Permesinan dan badan lain untuk mempersiapkan aturan mengenai permesinan di lapangan," katanya.

"Kami menyadari akan ada masalah seperti lisensi permesinan, juga masalah praktik di lapangan dalam soal pengoperasian mesin-mesin tersebut," tambahnya lagi.

Industri Biji-bijian Australia sudah mengirimkan petunjuk penggunaan kepada pemerintah Australia Barat, dan berharap aturan tersebut nantinya akan disetujui oleh semua negara bagian di Australia sehingga traktor tanpa mesin itu bisa segera masuk ke Australia.

"Pengumuman minggu ini oleh John Deere di Amerika Serikat mengenai traktor tanpa pengendara yang akan segera masuk ke pasar menunjukkan bahwa kami berada di jalur yang tepat dengan sikap proaktif kami," kata Bettles.

Traktor ini diperkirakan akan memasuki pasar di Amerika Serikat di tahun 2022 dan Professor Baillie berharap traktor tersebut juga akan tiba di Australia segera.

"Saya mencoba menekan mereka di kalangan industri untuk menggunakan teknologi yang sudah tersedia di Amerika Utara untuk segera masuk ke pasar Australia sehingga kita bisa menggunakan dalam kondisi di sini," katanya.

Professor Baillie mengatakan penggunaan mesin-mesin otomatis tanpa keterlibatan manusia akan memungkinkan petani menggunakan mesin-mesin yang lebih kecil dibandingkan traktor dan peralatan besar.

"Kalau Anda saat ini memiliki mesin yang bisa digunakan 24 jam sehari, tujuh hari seminggu, tiba-tiba anda bisa berpikir bahwa saya sebenarnya tidak memerlukan mesin sebesar itu, dan mulai menggunakan mesin yang lebih kecil kapasitasnya," katanya.

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari laporan dalam bahasa Inggris ABC News