Booster Vaksin Beri Perlindungan 85 Persen dari Omicron

Gambaran virus. Getty Images BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

Para peneliti di Inggris telah menganalisis kemungkinan dampak dosis tambahan atau booster vaksin Covid-19 terhadap Omicron. Mereka mengatakan booster dapat memberi sekitar 85% perlindungan dari sakit parah.

Perlindungan ini sedikit di bawah vaksin yang diberikan untuk versi Covid sebelumnya.

Tapi itu tetap berarti bahwa dosis tambahan dapat mencegah banyak orang dirawat di rumah sakit.

Temuan ini diumumkan setelah 846.466 dosis ketiga atau booster diberikan di Inggris sampai Minggu (19/12) atau lebih dari 50% penduduk.

Pemodelannya dibuat oleh tim peneliti di Imperial College London berdasarkan informasi terbatas tentang Omicron.

Mereka mengatakan masih ada tingkat ketidakpastian tinggi dalam pemodelan ini, sampai terkumpul lebih banyak informasi dari dunia nyata tentang Omicron.

Para ahli masih berusaha mencari tahu akan seberapa ganas varian baru ini.

Baca juga:

Vaksin membantu mengajari tubuh cara melawan Covid. Tetapi vaksin yang saat ini digunakan tidak dirancang untuk melawan varian Omicron, yang sudah banyak bermutasi dibandingkan versi aslinya.

Untuk mengatasinya, masyarakat Inggris disarankan agar menerima dosis booster dengan tujuan membangun kadar antibodi yang lebih tinggi untuk melawan virus.

Antibodi dapat menempel pada virus untuk menghentikannya masuk ke dalam sel dan bereplikasi (memperbanyak diri).

Berbagai studi telah menunjukkan pengurangan 20 hingga 40 kali lipat dalam kemampuan antibodi ini untuk membunuh virus pada orang-orang yang divaksinasi dengan dua dosis.

Penelitian awal dari Imperial mengasumsikan akan ada penurunan kemanjuran vaksin terhadap Omicron.

Bahkan dengan booster, perlindungan dari sakit parah akibat Omicron mungkin sekitar 80% sampai 85,9%, dibandingkan dengan sekitar 97% untuk Delta - varian lain yang saat ini mendominasi di Inggris.

Namun, ada bagian lain dari sistem kekebalan tubuh, seperti sel T, yang juga dapat melawan Covid. Pemodelan tidak dapat menilai dampak dari sel ini.

Salah satu peneliti di Imperial Prof Azra Ghani mengatakan: "Satu hal yang belum pasti ialah seberapa parah penyakit yang disebabkan oleh Omicron dibandingkan yang disebabkan oleh varian-varian sebelumnya.

"Meskipun mungkin diperlukan beberapa minggu untuk sepenuhnya memahami hal ini, pemerintah perlu menempatkan rencana sekarang untuk mengurangi dampak potensial.

"Hasil kami menunjukkan pentingnya memberikan dosis booster sebagai bagian dari respons kesehatan masyarakat yang lebih luas."

Dr Clive Dix, mantan ketua Gugus Tugas Vaksin Inggris, mengatakan: "Ada sejumlah besar ketidakpastian dalam pemodelan ini dan kami hanya dapat yakin tentang dampak booster terhadap Omicron setelah kami mendapatkan data dunia-nyata tentang rawat inap, ICU [perawatan intensif] angka dan kematian dalam satu bulan ke depan.

"Kita tetap perlu menyalurkan vaksin ke seluruh dunia untuk saat ini dan masa depan."

Sebelumnya, pemerintah Inggris mengumumkan bahwa 861.306 dosis ketiga dan booster diberikan di negara itu pada Kamis lalu - total harian tertinggi sejauh ini.

Ini berarti sekarang setengah dari semua orang dewasa di Inggris telah menerima booster, kata Boris Johnson.