Dalang Perampokan Terbesar Inggris Diburu, Pesohor Dunia Korbannya
- bbc
Aksi perburuan terhadap seorang pria yang dituduh mendalangi salah satu perampokan terbesar dalam sejarah hukum di Inggris tengah berlangsung, demikian terungkap dalam investigasi BBC.
Alfredo Lindley disebut-sebut mendalangi serangkaian perampokan di tiga rumah selebritas pada Desember 2019. Salah satunya rumah anak mantan bos Formula 1, Tamara Ecclestone. Lindsey dituding telah menggondol sejumlah benda yang jika dtotal mencapai Rp490 miliar.
Aparat Italia juga menuduh Lindsey merampok rumah mantan pesepakbola Arsenal, Patrick Vieira, pada 2008 lalu.
Lindsey diyakini tengah berada di Beograd, Serbia.
Pria warga Peru berusia 40 tahun itu punya riwayat kejahatan di Italia, mulai dari penipuan hingga perampokan menggunakan identitas berbeda-beda sejak 1995—menurut dokumen pengadilan yang diperoleh BBC.
Dokumen itu menunjukkan bahwa selama 10 tahun terakhir Lindsey telah menggunakan sedikitnya 19 nama alias, termasuk Daniel Vukovic, Ljubomir Romanov, dan Ljubomir Radosavlejic.
Nama-nama alias ini punya kaitan dengan sejumlah kota di Eropa, seperti Beograd, Sarajevo, Milan, dan Zagreb.
Lindsey memakai nama alias
Laporan terbaru menyebutkan aparat Serbia yang khusus menangani kejahatan terorganisir berhasil menangkap Lindsey dengan nama alias Ljubomir Romanov.
Menggunakan nama tersebut, Lindsey telah menghadap pengadilan di Beograd pada 27 Agustus lalu. Hal ini membuka peluang tindakan ektradisi ke Inggris.
Akan tetapi, aparat Serbia menolak mengekstradisi Lindsey dan dia diyakini masih berada di Beograd.
Di kota tersebut, Lindsey tercatat sebagai salah satu pemilik usaha konstruksi. Adapun berdasarkan KTP-nya yang dirilis pemerintah Serbia, dia diketahui beralamat di Obrenovac—salah satu kawasan di Beograd.
Sejumlah anggota reskrim Kepolisian London mengatakan Lindley "dicari untuk diinterogasi terkait serangkaian pencurian dengan nilai rampokan besar pada Desember 2019 di kawasan Kensington dan Chelsea".
Selama 13 hari pada awal Desember 2019, diperkirakan benda-benda senilai 26 juta pound atau sekitar Rp510 miliar diambil dari rumah anak mantan bos Formula 1, Tamara Ecclestone; eks pesepakbola Chelsea, Frank Lampard; dan mendiang pemilik Leicester City, Vichai Srivaddhanaprabha.
Perampokan di kediaman Tamara Ecclestone saja diyakini sebagai perampokan rumah dengan nilai terbesar dalam sejarah hukum Inggris.
Sebagian besar perhiasan dan arloji yang dicuri tidak pernah ditemukan.
Tiga warga Italia: Jugoslav Jovanovic, 24, Alessandro Donati, 44, and Alessandro Maltese, 45, telah diekstradisi dari Italia ke Inggris. Mereka mengaku ikut andil dalam rangkaian perampokan tersebut.
Pengadilan Isleworth Crown di Inggris akan menggelar sidang vonis pada 15 November mendatang.
Baca juga:
Rangkaian aksi perampokan
Pada 30 November 2019, dengan menggunakan nama alias Daniel Vukovic, Lindsey bersama Jovanovic terbang ke Bandara London Stansted dari Stockholm, menurut dokumen pengadilan.
Keduanya lantas menginap di sebuah hotel di Orpington, kawasan London tenggara.
Keesokan harinya Jovanovic merampok rumah mantan pesepakbola Chelsea, Frank Lampard, ketika pemain Inggris itu sedang keluar rumah bersama istrinya, Christine.
Benda-benda senilai lebih dari £50.000 (Rp980 juta) dicuri, termasuk manset kancing emas putih merek Patek Philippe, arloji merek Cartier, dua jam tangan emas, dan kalung emas merek Mia Lia.
Lindley dituduh terlibat dalam perampokan itu.
Kemudian pada 10 Desember, rumah mendiang pemilik klub bola Leicester, taipan asal Thailand, Vichai Srivaddhanaprabha turut dirampok.
Srivaddhanaprabha meninggal dunia dalam kecelakaan helikopter saat akan bertolak dari Stadion King Power pada Oktober 2018. Keluarganya mengatakan rumah tersebut tidak pernah disentuh sejak sang miliuner tutup usia.
Lindley dituduh merampok rumah itu bersama Jovanovic, Maltese, dan Donati.
Pada November 2020 lalu, para juri di pengadilan dipaparkan informasi bahwa barang-barang yang diambil antara lain tujuh jam tangan merek Patek Philippe, sebuah jam tangan Tag Heuer, serta uang tunai €400.000 (Rp6,6 miliar).
Keesokan harinya, keempat orang itu bersantap di sebuah restoran sushi di kawasan elite London dengan membeli sebotol minuman champagne seharga £760 (Rp14,8 juta) dan sajian sashimi.
Terakhir, pada 13 Desember, Lindsey disebut mendalangi aksi perampokan di rumah Tamara Ecclestone bersama Maltese dan Donati. Adapun Jovanovic berjaga-jaga.
Dokumen Pengadilan Isleworth Crown di Inggris mengungkap bahwa para pria itu mengincar kediaman Tamara Ecclestone dan suaminya, Jay Rutland, yang berseberangan dengan Istana Kensington.
Kensington Palace Gardens adalah kawasan termahal di dunia lantaran dipenuhi rumah-rumah mewah milik kaum miliuner, seperti pemilik Chelsea FC Roman Abramovic serta Sultan Brunei.
Dilengkapi obeng, gerombolan ini menggasak rumah tersebut saat pasutri itu baru bertolak beberapa jam sebelumnya untuk liburan Natal.
Banyak kamar di kediaman Tamara Ecclestone dikuras isinya. Hanya dalam waktu satu jam lebih, para perampok mengumpulkan 400 perhiasan dan uang tunai dalam jumlah besar.
Setelah sempat menginap di suatu AirBnB di kawasan Chelsea, London, Lindley meninggalkan Inggris menuju Belgrade menggunakan pesawat AirSerbia pada 18 Desember.
Para anggota reskrim Kepolisian London meyakini Lindley tidak pernah kembali ke Inggris sejak saat itu.
Rangkaian perampokan di Italia
Selain dituduh melakukan perampokan di Inggris, Lindley juga dituduh melakoni aksi serupa di Italia.
Aparat Italia mengatakan Lindley dan komplotannya merampok rumah pesepakbola Patrick Vieira dan Sulley Muntari pada September 2009.
Kedua gelandang itu sedang memperkuat Inter Milan dalam pertandingan menghadapi AC Milan ketika rumah mereka dirampok.
Sejumlah dokumen pengadilan Italia menuding komplotan itu mengambil brankas berisi uang tunai €15,000 (Rp250 juta), perhiasan, dan 28 "jam tangan mahal" bernilai sekitar €200,000 (Rp3,3 miliar).
Total estimasi nilai barang yang dicuri dari dua perampokan itu berada di atas €1 juta (Rp16,6 miliar).
Berdasarkan beberapa dokumen, proses hukum terhadap Lindley belum berlangsung meskipun sudah dijadwalkan dimulai pada Juni 2017.
Berkas-berkas itu juga menyebutkan bahwa pada malam Tahun Baru 2010 di Milan, Lindley terpantau kamera sedang memasuki apartemen Maria Luisa Gavazzeni, janda desainer Nicola Trussardi.
Setelah memaksa membuka sebuah jendela, Lindley dan komplotannya mengambil brankas berisi perhiasan senilai €2 juta (Rp33,2 miliar).
Dia dipenjara selama dua tahun dan empat bulan atas keterlibatannya dalam perampokan ini.
Lindley dan tim pengacaranya tidak merespons ketika dihubungi BBC.