Hidup Penduduk Suku Asli Brasil Kian Tertindas, Pembunuhan Meningkat
- ANTARA/Reuters
VIVA – Kekerasan terhadap penduduk suku asli di Brasil meningkat hingga 60 persen pada tahun lalu sebagaimana laporan dari kelompok pegiat HAM. Termasuk lahan dan teritori mereka kian diinvasi dan pemerintah negara itu disebut gagal melindungi warganya.
Dalam sebuah laporan tahunan yang dirilis pada Kamis, 28 Oktober 2021 Dewan Misi Gereja Katolik bagi Masyarakat Suku Asli (CIMI) menyatakan bahwa setidaknya ada 182 pembunuhan terhadap suku asli tahun 2020 lalu. Pada tahun sebelumnya ada 113 pembunuhan. Artinya angka itu meningkat hingga 61 persen, dikutip dari laman Aljazeera.
CIMI juga menyertakan data bahwa setidaknya ada 263 lahan suku asli yang digusur dan angka itu meningkat hingga 137 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Laporan itu juga menuding bahwa Presiden Brasil Jair Bolsonaro yang berasal dari sayap kanan telah gagal dalam melindungi komunitas penduduk asli. Apalagi Presiden Brasil malah sedang mendorong pengesahan legislasi yang memberikan ruang lebih luas bagi pertambangan, eksplorasi minyak dan gas hingga pembangunan yang bisa menggusur ruang hidup warga asli.
Laporan itu juga menyebut bahwa tahun lalu skenario pembangunan yang disiapkan pemerintahan Bolsonaro sangat mengkhatirkan dampaknya bagi warga penduduk asli Brasil. Tanah-tanah milik suku asli disebut juga dilumpuhkan pada era Bolsonaro karena saat ini ada 1.289 lahan reservasi yang sedang menunggu izin legalitas dari pemerintahan yang mana termasuk yang bersinggungan lahan penduduk asli.
Parahnya disebutkan bahwa belum lama ini Presiden Brasil Bolsonaro mengunjungi wilayah suku ali dan malah membela operasional tambang ilegal di sana yang membahayakan lingkungan dan juga masyarakat asli. Hal itu disampaikan oleh peneliti senior Amerika di Human Rights Watch melalui cuitannya di Twitter.
Tiadanya niat Bolsonaro melindungi warga suku asli juga terlihat saat dia justru memuji Kolonel George Armstrong Custer dari militer AS yang disebut berhasil membersihkan suku asli dari sebuah wilayah daratan di Amerika Utara. Selain itu Presiden Brasil juga tak mengindahkan laporan COVID-19 yang menyebabkan banyak warga suku asli meninggal yakni lebih dari 800 orang.
Brasil sendiri masih memiliki populasi suku asli sekitar 900.000 orang. Namun sepertiga dari mereka disebut sudah tergusur dan harus pindah ke wilayah urban. Hingga saat ini permintaan jawaban atas penindasan terhadap warga asli belum dijawab oleh kantor resmi Presiden Brasil.