Jenderal Militer AS Akui Rudal Hipersonik China Menggentarkan
- U-Report
VIVA – Jenderal tinggi Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa China diduga melakukan uji rudal hipersonik sengaja untuk mengingatkan periode waktu peluncuran Sputnik yang diluncurkan Soviet dan menyebabkan perlombaan senjata Perang Dingin pada masa lalu.
Kepala Staf Jenderal Mark Milley menyatakan bahwa memang kekuatan militer China meningkat pesat secara cepat, dilansir BBC.
Sementara Financial Times sempat melaporkan bahwa uji rudal China itu sempat membuat kaget militer AS. Walau demikian, Beijing sendiri menyangkal tengah menguji coba rudal hipersonik. Kata otoritas China, itu hanya semacam uji coba kendaraan luar angkasa.
"Namun jelas yang bisa kami lihat adalah sebuat uji coba sistem senjata hipersonik. Hal itu sungguh jadi perhatian kami," kata Jenderal Milley.
"Saya tak tahu pasti apakah disengaja hampir bersamaan tanggalnya dengan peluncuran Sputnik pada masa lalu yang jelas ada maksudnya dan kami akan terus memantau," kata dia lagi.
Diketahui bahwa Sputnik pertama kali diluncurkan Uni Soviet pada 4 Oktober 1957 yang mengejutkan Barta pada Perang Dingin. Hal ini lalu memicu adanya perlombaan senjata termasuk penjangkauan antariksa antara AS dan Soviet.
Pernyataan Jenderal Milley tersebut menjadi rilis resmi oleh AS yang mengklaim bahwa setidaknya sudah ada dua kali uji tes milis dalam waktu beberapa bulan terakhir oleh China. Laporan militer AS juga menyebutkan bahwa rudal hipersonik itu juga memiliki kemampuan senjata nuklir yang bisa menghindar dari sistem pertahanan udara AS yang mutakhir itu.