Turki Dicap Banyak Tingkah, Parlemen AS Larang Biden Jual F-16 ke Sana
- ANTARA/Reuters/as
VIVA – Sejumlah anggota parlemen Amerika Serikat dari partai Demokrat dan Republik mendesak pemerintahan Presiden Joe Biden untuk tidak menjual jet tempur F-16 ke Turki.
Mereka juga mengungkapkan keyakinannya bahwa Kongres AS akan memblokir penjualan jet tempur itu kepada Turki.
Dalam sebuah surat kepada Biden dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, 11 anggota parlemen AS menyampaikan "keprihatinan yang mendalam" tentang laporan baru-baru ini bahwa Turki dapat membeli 40 jet tempur F-16 baru dan 80 peralatan modernisasi F-16.
Surat itu tertanggal 25 Oktober dan dilihat oleh Reuters pada Selasa (26/10).
"Menyusul pengumuman Presiden (Tayyip) Erdogan pada September bahwa Turki akan membeli tambahan sistem pertahanan rudal S-400 Rusia, kami tidak dapat mengompromikan keamanan nasional kami dengan mengirimkan pesawat buatan AS kepada sekutu yang terus bertingkah seperti musuh," tulis para anggota parlemen AS.
Pembuatan surat itu dipimpin oleh anggota parlemen dari partai Republik Nicole Malliotakis dan dari partai Demokrat Carolyn Maloney.
"Meskipun kami yakin bahwa Kongres AS akan berdiri bersama untuk memblokir ekspor semacam itu (penjualan jet tempur) jika rencana ini berkembang. Amerika Serikat tidak dapat mentransfer peralatan militer canggih apa pun kepada pemerintah Turki saat ini," kata surat itu.
Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri AS belum menanggapi permintaan untuk berkomentar.
Reuters melaporkan pada awal Oktober bahwa Turki telah mengajukan permintaan ke AS untuk membeli 40 jet tempur F-16 buatan Lockheed Martin dan hampir 80 peralatan modernisasi untuk pesawat-pesawat tempur milik negara itu.
Ankara sebelumnya juga telah memesan lebih dari 100 jet F-35 buatan Lockheed Martin, tetapi AS menghapus Turki dari program tersebut pada 2019 setelah Turki membeli alat sistem pertahanan rudal S-400 Rusia.
Kemitraan antara AS dan Turki telah mengalami gejolak dalam lima tahun terakhir karena beberapa hal, yakni ketidaksepakatan terkait Suriah, hubungan Ankara yang lebih dekat dengan Moskow, ambisi angkatan laut Turki di Mediterania, tuduhan AS terhadap bank milik negara Turki, serta kemerosotan hak dan kebebasan di Turki. (Ant/Antara)