Parade Militer Korut: Pasukan Baju Hazmat dan Masker Gas Menonjol
- bbc
Korea Utara melaksanakan parade militer untuk memperingati ulang tahun ke-73 didirikannya negara komunis tersebut. Tak seperti biasanya, tidak ada pamer senjata rudal.
Sebagai gantinya, foto-foto yang disediakan oleh media pemerintah menampilkan pasukan tentara dan pekerja mengenakan baju hazmat dalam parade yang diselenggarakan malam hari tersebut.
Pemimpin negara Kim Jong-un, yang tampak lebih kurus, terlihat di antara kerumunan warga dan memeluk anak-anak.
Korea Utara tengah mengalami kekurangan makanan dan krisis ekonomi yang lebih parah karena pandemi Covid-19.
Pada Kamis, media pemerintah juga merilis foto-foto truk pemadam kebakaran, traktor, dan kembang api yang juga ditampilkan dalam parade.
Di salah satu bagian parade tersebut, muncul pasukan berpakaian baju hazmat merah terang, lengkap dengan masker gas.
Ini mungkin merupakan pertanda bahwa pasukan khusus telah dibentuk untuk membantu mencegah penyebaran Covid-19, menurut koresponden BBC.
Parade-parade yang diadakan oleh Korea Utara memiliki dua tujuan.
Dalam beberapa acara, parade adalah cara memamerkan peralatan militer dan rudal balistik terbaru ke dunia luar, sekaligus menantang sanksi-sanksi internasional.
Namun, kebanyakan parade dipakai untuk menghimpun dukungan publik, terutama pada masa-masa sulit.
Ini adalah cara untuk mendorong dukungan moral dan meminta warga untuk menonton pertunjukan kekuatan, dan menghibur mereka dengan kembang api, bahkan ketika di beberapa wilayah negara itu, banyak orang kelaparan.
Unit pasukan berpakaian baju hazmar merah yang muncul pada parade kali ini terlihat berbeda, dan ini kemungkinan memberi pesan bahwa Pyongyang ingin menunjukkan kepada rakyat, bahwa meskipun negara itu mengeklaim tidak menemukan satupun kasus Covid-19, perjuangan melawan penyebaran virus corona tetap berlangsung.
Pyongyang telah mengadakan tiga parade dalam waktu 12 bulan — ini termasuk sering dan tak biasa, bahkan untuk Korea Utara.
Bayangkan risiko mengumpulkan massa sebanyak itu di ibu kota tanpa masker di masa pandemi, di negara yang sama sekali belum menerima vaksin.
Entah atas alasan apa, Kim Jong-un pasti telah memperkirakan bahwa risiko ini patut ditempuh.
Presiden China Xi Jinping mengirim pesan ucapan selamat untuk Kim Jong-un, menurut laporan media pemerintah China.
China adalah sekutu politik dan ekonomi terkuat dan paling setia Korea Utara.
Korea Utara juga bergantung pada tetangganya itu untuk mendapatkan makanan, pupuk, dan bahan bakar.
Namun perdagangan di antara kedua negara merosot sejak Korut menutup perbatasan mereka pada Januari 2020 demi mencegah masuknya Covid-19.
Di waktu berbeda, Pyongyang juga menolak tiga juta dosis vaksin dari China.
Per 19 Agustus, Korea Utara mengatakan tidak ada kasus Covid-19 di negaranya, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), meski banyak kritikus yang meragukannya.
Sebanyak 37.291 orang — termasuk pekerja kesehatan dan mereka yang mengalami gejala seperti flu — telah dites Covid dan semuanya negatif, kata WHO dalam laporan mingguan mereka.
Meski begitu, Kim Jong-un sebelumnya mengakui bahwa negaranya tengah menghadapi krisis pangan, di tengah laporan dari lembaga-lembaga bantuan tentang orang-orang yang meninggal karena kelaparan dan perekonomian yang memburuk.
Namun ambisi nuklir Korut belum juga surut. Pada bulan lalu, badan nuklir PBB mengatakan negara tersebut tampaknya telah mengoperasikan kembali sebuah reaktor yang dapat memproduksi plutonium untuk persenjataan nuklir.
Perkembangan ini disebut "sangat meresahkan" oleh PBB.