Sinyalemen Nasib Perempuan dan Kebebasan di Rezim Taliban Jilid II

BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

Setelah 20 tahun perang, Taliban meraih kemenangan di Afghanistan.

Kelompok itu melakukan kemajuan pesat yang mengejutkan di seluruh negeri dengan merebut Kabul pada 15 Agustus lalu.

Pengambialihan kekuasaan itu terjadi setelah pasukan asing menarik diri dari Afghanistan menyusul kesepakatan antara Amerika Serikat dan Taliban, dua dekade setelah pasukan AS mengalahkan gerilyawan itu dari kekuasaan pada 2001.


EPA
Pertempuran telah berlangsung selama 40 tahun - kebanyakan orang Afghanistan tidak dapat mengingat masa damai.
Kembalinya Taliban telah menewaskan puluhan ribu orang dan membuat jutaan orang Afghanistan mengungsi.

Padahal, pasukan Taliban telah berjanji untuk tidak membiarkan Afghanistan menjadi basis teroris yang dapat mengancam Barat.

Tetapi pertanyaan yang muncul di benak masyarakat internasional, bagaimana kelompok itu akan memerintah negara? Bagaimana mereka memandang perempuan, hak asasi manusia, dan kebebasan politik?

Mengapa AS berperang di Afghanistan dan mengapa itu berlangsung begitu lama?


Semua ini berawal pada tahun 2001 ketika AS mengalami serangan 9/11 di New York dan Washington, di mana hampir 3.000 orang tewas.

Para pejabat AS mengidentifikasi kelompok militan Islam al-Qaeda, dan pemimpinnya Osama Bin Laden, sebagai pihak yang bertanggung jawab.

Bin Laden berada di Afghanistan, di bawah perlindungan Taliban, kelompok Islamis yang telah berkuasa sejak 1996.

Ketika mereka menolak untuk menyerahkannya, AS melakukan intervensi militer.

Dengan cepat AS menyingkirkan Taliban dan bersumpah untuk mendukung demokrasi serta menghilangkan ancaman teroris.


Reuters
Konflik Afghanistan menjadi perang terpanjang Amerika.


Para militan menyelinap pergi dan kemudian berkumpul kembali.

Sekutu NATO telah bergabung dengan AS dan pemerintah Afghanistan yang baru untuk mengambil alih pemerintahan pada tahun 2004.

Tetapi serangan mematikan dari Taliban terus berlanjut.

"Gelombang pasukan" Presiden Barack Obama pada tahun 2009 membantu dalam menekan kembali Taliban tetapi itu tidak jangka panjang.

Pada tahun 2014, akhir dari tahun paling berdarah sejak 2001, pasukan internasional NATO mengakhiri misi tempur mereka.

Mereka menyerahkan tanggung jawab keamanan kepada tentara Afghanistan.

Peristiwa itu memberi momentum kepada Taliban dan mereka merebut lebih banyak wilayah.

Pembicaraan damai antara AS dan Taliban dimulai secara tentatif, dengan pemerintah Afghanistan hampir tidak terlibat, dan kesepakatan tentang penarikan datang pada Februari 2020 di Qatar.

Kesepakatan AS-Taliban tidak menghentikan serangan militan itu.

Taliban mengalihkan fokus serangan mereka ke pasukan keamanan Afghanistan, warga sipil, dan menargetkan pembunuhan. Area kendali mereka tumbuh.

Click here to see the BBC interactive

Siapa Taliban?


Taliban terbentuk dalam perang saudara yang mengikuti penarikan pasukan Soviet pada tahun 1989, terutama di barat daya dan daerah perbatasan Pakistan.

Mereka bersumpah untuk memerangi korupsi dan meningkatkan keamanan, tetapi juga menerapkan ajaran Islam yang keras.

Pada tahun 1998, mereka telah menguasai hampir seluruh negeri.

Mereka menegakkan Syariah garis keras versi mereka sendiri, atau hukum Islam, dan menerapkan hukuman brutal.

Pria dibuat untuk menumbuhkan janggut dan perempuan harus mengenakan burka yang menutupi semua tubuhnya.

Kemudian, TV, musik, dan bioskop dilarang.

Setelah penggulingan, kelompok Taliban berkumpul kembali di daerah perbatasan Pakistan.

Seberapa mahal perang itu?


Dalam hal nyawa yang hilang, jelas tidak mudah untuk mengatakan jumlah dengan tepat.

Pendataan korban koalisi tercatat jauh lebih baik daripada jumlah warga sipil Taliban dan Afghanistan.

Penelitian oleh Brown University memperkirakan sekitar 69.000 pasukan keamanan Afghanistan tewas, kemudian menempatkan jumlah warga sipil dan militan yang tewas masing-masing sekitar 51.000.

Lebih dari 3.500 tentara koalisi tewas sejak 2001 - sekitar dua pertiga dari mereka adalah orang Amerika - dan lebih dari 20.000 tentara AS terluka.

Menurut PBB, Afghanistan memiliki populasi pengungsi terbesar ketiga di dunia.

Sejak 2012, sekitar lima juta orang telah melarikan diri dan tidak dapat kembali ke rumah, baik mengungsi di Afghanistan atau berlindung di negara-negara tetangga.

Penelitian Brown University juga menempatkan pengeluaran AS untuk konflik - termasuk dana militer dan rekonstruksi di Afghanistan dan Pakistan - sebesar $978 miliar atau lebih dari 13 ribu triliun rupiah hingga 2020.


BBC


Apa yang akan terjadi selanjutnya?


Bagaimana rencana Taliban untuk memerintah Afghanistan masih belum jelas. Perempuan menghadapi masa depan yang tidak pasti.

Juru bicara Taliban Suhail Shaheen mengatakan, kelompok itu akan menghormati hak-hak perempuan dan minoritas "sesuai dengan norma-norma Afghanistan dan nilai-nilai Islam".

Para militan telah mengumumkan amnesti di seluruh Afghanistan dan mengatakan ingin perempuan bergabung dengan pemerintahnya.

Tapi ada ketakutan atas kebebasan perempuan untuk bekerja, berpakaian sesuai pilihan mereka, atau bahkan meninggalkan rumah sendirian di bawah pemerintahan Taliban.


Reuters
Selama tahun 1990-an, Taliban memaksa perempuan untuk berpakaian dengan cara tertentu dan menolak persamaan hak.


Ketakutan besar lainnya adalah bahwa negara itu akan sekali lagi menjadi tempat pelatihan terorisme.

Pejabat Taliban bersikeras bahwa mereka akan sepenuhnya mematuhi kesepakatan AS dan mencegah kelompok mana pun menggunakan tanah Afghanistan sebagai basis serangan terhadap AS dan sekutunya.

Mereka mengatakan hanya bertujuan untuk menerapkan "pemerintahan Islam" dan tidak akan menimbulkan ancaman bagi negara lain.

Tetapi banyak analis memandang, Taliban dan al-Qaeda tidak dapat dipisahkan, dengan para pejuang yang sangat melekat dan terlibat dalam kegiatan pelatihan.

Penting juga untuk diingat bahwa Taliban bukanlah kekuatan yang terpusat dan bersatu.

Taliban larang perempuan keluar rumah demi keamanan
Taliban "buka pintu" perundingan perdamaian dengan AS


Beberapa pemimpin mereka ingin membuat Barat diam dengan tidak menimbulkan masalah, tetapi kelompok garis keras mungkin enggan memutuskan hubungan dengan al-Qaeda.

Seberapa kuat al-Qaeda dan apakah sekarang bisa membangun kembali jaringan globalnya juga tidak jelas.

Lalu ada cabang regional kelompok Negara Islam - ISKP (Provinsi Khorasan) - yang ditentang Taliban.

Seperti al-Qaeda, ISKP telah diserang oleh AS dan NATO, tetapi pasca-penarikan mereka dapat untuk berkumpul kembali.

Jumlah pejuangnya mungkin hanya antara beberapa ratus dan 2.000. Tetapi mungkin saja dapat menacapkan pijakan di Kazakhstan, Kyrgyzstan dan bagian dari Tajikistan, yang bisa menjadi perhatian regional yang serius.