IMF Blokir Cadangan Dana Afghanistan
- diverseeducation.com
VIVA – Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan pada Rabu 18 Agustus 2021 bahwa pihaknya menangguhkan akses Afghanistan ke sumber daya IMF, karena kurangnya kejelasan tentang pemerintah negara itu setelah Taliban menguasai Kabul.
Pengumuman IMF datang di tengah tekanan dari Departemen Keuangan AS, yang memegang saham pengendali di IMF. Hal ini untuk memastikan bahwa bagian Afghanistan dari alokasi cadangan Hak Penarikan Khusus (Special Drawing Right/SDR) tidak jatuh ke tangan Taliban.
"Saat ini ada ketidakjelasan dalam komunitas internasional mengenai pengakuan pemerintah di Afghanistan, sebagai konsekuensinya negara tersebut tidak dapat mengakses SDR atau sumber daya IMF lainnya," kata juru bicara IMF dalam sebuah pernyataan elektronik dilaporkan Reuters dan dilansir tvOne.
"Seperti biasa, IMF dipandu oleh pandangan masyarakat internasional," tambah juru bicara itu.
IMF secara tradisional mengandalkan keanggotaannya untuk memutuskan apakah akan terlibat dengan pemerintah yang mengambil alih kekuasaan dalam kudeta atau pemilihan yang disengketakan.
Pada 2019, IMF menangguhkan akses SDR Venezuela setelah lebih dari 50 negara anggota yang mewakili mayoritas kepemilikan saham IMF menolak untuk mengakui pemerintahan Presiden Nicolas Maduro. IMF juga menangguhkan transaksi dengan Myanmar setelah militer merebut kekuasaan dalam kudeta Februari.
IMF dijadwalkan pada hari Senin untuk menyelesaikan alokasi US$650 miliar SDR --unit pertukaran dana berdasarkan dolar, euro, yen, sterling dan yuan-- kepada 190 negara anggotanya sebanding dengan kepemilikan saham mereka di IMF.
Peningkatan cadangan tersebut bertujuan untuk memperkuat neraca negara-negara miskin yang sangat tertekan oleh pandemi virus corona. IMF akan mengalokasikan 310 juta SDR atas nama Afghanistan, kata juru bicara IMF, atau sekitar US$440 juta dollar AS berdasarkan nilai tukar SDR hari Rabu.
Sebelumnya, Seorang pejabat Departemen Keuangan AS mengatakan bahwa departemen itu mengambil langkah-langkah untuk mencegah Taliban mengakses cadangan SDR negara itu di IMF.
Bahkan jika Afghanistan ingin mendapatkan kembali akses ke SDR, tidak mungkin Taliban dapat menghabiskan sumber daya tersebut karena itu akan membutuhkan negara lain untuk bersedia menukar SDR dengan mata uang yang mendasarinya, sebuah transaksi yang kemungkinan akan diblokir oleh AS.
Pejabat Afghanistan dan AS mengatakan sebagian besar aset bank sentral Afghanistan senilai hampir US$10 miliar disimpan di luar Afghanistan, kemungkinan menempatkan di luar jangkauan pemberontak.
Seorang pejabat pemerintahan Biden sebelumnya mengatakan bahwa aset bank sentral Afghanistan yang disimpan di Amerika Serikat tidak akan diberikan kepada Taliban.
Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan pada hari Selasa bahwa terlalu dini untuk menentukan apakah Amerika Serikat akan mengakui Taliban sebagai kekuatan pemerintahan yang sah di Afghanistan, mengutip "situasi kacau di Kabul".