Militer AS Angkat Kaki Diam-diam dari Lanud Bagram Afghanistan

BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

Militer Amerika Serikat secara diam-diam angkat kaki dari Pangkalan Udara Bagram pada pagi dini hari tanpa memberitahu pemerintah Afghanistan. Pangkalan udara tersebut selama ini merupakan basis penting bagi militer AS dalam melancarkan operasi di Afghanistan.

Jenderal Asadullah Kohistani, yang kini menjabat sebagai komandan baru pangkalan tersebut, mengatakan kepada BBC bahwa AS pergi dari Bagram pada Jumat (02/07) pukul 03.00 pagi waktu setempat. Kepergian itu baru diketahui militer Afghanistan beberapa jam kemudian.

EPA
Seorang serdadu Afghanistan memeriksa barang-barang peninggalan tentara AS di Pangkalan Udara Bagram, 50 kilometer arah utara Ibu Kota Kabul.

Fakta ini juga diketahui Taliban, yang kini bergerak cepat di dalam Afghanistan menuju Bagram.

Jenderal Kohistani mengatakan pasukan Afghanistan sudah menduga Taliban akan menyerang Bagram.

Ditambahkannya, terdapat berbagai laporan Taliban melakukan "pergerakan di kawasan perdesaan" dekat pangkalan udara tersebut.

"Jika kami membandingkan diri kami dengan Amerika, perbedaannya jauh. Namun, sesuai dengan kemampuan kami…kami berupaya melakukan yang terbaik dan sebanyak mungkin untuk memberi keamanan dan melayani semua rakyat."

 

EPA
Seorang serdadu Afghanistan mengawasi orang-orang di Pangkalan Udara Bagram, setelah militer AS angkat kaki.

 

 

Tinggalkan ribuan kendaraan

 

Pada Jumat (02/07), AS mengumumkan telah pergi dari Bagram sehingga praktis menuntaskan operasi militer di Afghanistan sebelum tanggal resmi 11 September sebagaimana diumumkan Presiden Joe Biden awal tahun ini.

Selang 20 menit setelah kepergian militer AS pada Jumat (02/07), listrik dipadamkan dan pangkalan udara tersebut sontak gelap, seperti dilaporkan kantor berita Associated Press.

Hal ini membuat sejumlah penjarah mendobrak masuk pangkalan udara yang telah ditelantarkan itu. Barang-barang yang ditinggalkan dijual di penampungan besi tua dan lapak-lapak pedagang loak.

Di Bagram, menurut Jenderal Asadullah Kohistani, AS meninggalkan sekitar 3,5 juta barang.

Barang-barang itu mencakup puluhan ribu air kemasan, minuman energi, dan santapan siap saji untuk personel militer alias MREs.

AS juga meninggalkan ribuan mobil sipil tanpa kunci serta ratusan kendaraan lapis baja, demikian dilaporkan kantor berita Associated Press.

 

Reuters
Militer AS meninggalkan ribuan mobil sipil tanpa kunci di Bagram.

 

 

EPA
Militer AS juga meninggalkan ratusan kendaraan lapis baja di Bagram.

 

Senjata-senjata berat telah dibawa pergi dan sebagian simpanan amunisi telah diledakkan. Namun, senjata ringan dan amunisi ditinggalkan untuk pasukan Afghanistan, kata Jenderal Kohistani.

Bagram punya fasilitas penjara dan dilaporkan ada sekitar 5.000 tahanan Taliban telah meninggalkan pangkalan tersebut.

Pada puncak kejayaannya, Bagram dihuni puluhan ribu prajurit AS. Alhasil, Bagram berubah dari pangkalan udara kecil hingga menjadi kota kecil yang dilengkapi kolam renang, bioskop, spa, dan restoran Burger King serta Pizza Hut.

Status kepemilikan pangkalan itu sendiri berubah-ubah seiring waktu berjalan. AS adalah negara yang mendirikannya untuk Afghanistan pada 1950-an, namun diambil alih Uni Soviet ketika Tentara Merah menginvasi pada 1979.

Baca juga:

 

 

Bagram sempat dikuasai pemerintah Afghanistan yang disokong Moskow, lalu kemudian kelompok mujahidin. Taliban lantas merebut Bagram saat kelompok itu berkuasa pada pertengahan 1990-an.

Tapi, ketika AS menginvasi Afghanistan dan menjungkalkan Taliban pada 2001, pangkalan udara itu diperluas dan diubah menjadi basis perlawanan terhadap Taliban.

 

AFP
Kendaraan-kendaraan tahan ranjau (MRAP) juga termasuk yang ditinggalkan di Bagram.

 

 

Reuters
Klinik dengan beragam perlengkapannya ditinggalkan di Bagram.

 

 

Sanggup mempertahankan?

 

Mundurnya militer AS dari Bagram membuat kendali pangkalan udara itu ada pada pasukan Afghanistan yang berkekuatan 3.000 serdadu—jauh dari puluhan ribu personel AS dan sekutu yang pernah menempati Bagram.

Mereka kemungkinan bakal kewalahan mempertahankan Bagram dari serangan Taliban.

Kelompok itu mengeklaim telah merebut lebih dari 10 distrik selama 24 jam terakhir.

Lebih dari 1.000 tentara Afghanistan dilaporkan melarikan diri ke negara tetangga Tajikistan setelah bentrok dengan milisi Taliban. Para serdadu itu mundur hingga melintasi perbatasan untuk "menyelamatkan nyawa mereka," menurut pernyataan penjaga perbatasan Tajikistan.

Meski ada pergerakan di lapangan, perundingan damai antara delegasi Taliban dan pemerintah Afghanistan kembali digelar di Doha, Qatar, pekan lalu.

Zabiullah Mujahid, juru bicara Taliban, mengatakan kepada BBC bahwa mereka akan mengajukan rencana kepada tim juru runding Afghanistan.