Usut Pembunuhan Khashoggi, Penyidik PBB Diancam Dibunuh Pejabat Saudi
- Aljazeera
VIVA – Seorang pejabat senior Arab Saudi dilaporkan mengeluarkan ancaman pembunuhan terhadap penyidik PBB Agnes Callamard. Agnes diketahui melakukan investigasi penyelidikan terhadap kematian jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi.
Dikutip dari Aljazeera seperti laporan The Guardian, Rabu, 24 Maret 2021, Agnes dalam wawancaranya mengaku diingatkan rekannya bahwa ada ancaman dari pejabat senior Saudi pada Januari 2020. Ancaman itu berupa pernyataan dan dimaknai sebagai ancaman pembunuhan terhadap Agnes.
Agnes merupakan warga Prancis yang dikabarkan akan bergabung sebagai Sekretaris Jenderal Amnesty International. Ia dikenal aktif menyelidiki kasus pembunuhan Khashoggi yang merupakan kolumnis Washington Post.
Agnes kepada The Guardian menyampaikan ancaman terhadapnya disampaikan saat pertemuan tingkat tinggi antara diplomat Saudi yang berbasis di Jenewa, Swiss.
Dia dikabari bila Saudi keberatan terhadap pekerjaannya yang melakukan penyelidikan kematian Khashoggi. Penyelidikan Agnes dianggap memunculkan kemarahan.
Kematian Khashoggi diduga karena dibunuh oleh agen Saudi di konsulat kerajaan di Istanbul, Turki pada Oktober 2018. Rekam jejak Khashoggi pernah menjadi orang dalam kerajaan Saudi. Saat menjadi jurnalis, ia sering mengkritik pemerintah Saudi.
Adapun saat merilis laporan kematian Khashoggi, Agnes menyampaikan 100 halaman pada Juni 2019. Menurut dia, kematian Khashoggi sebagai pembunuhan yang harus menjadi tanggung jawab pemerintah Saudi.
Dalam laporan itu, Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) harus diselidiki atas kematian Khashoggi.
Sementara, pada Februari 2021, intelijen AS juga menyimpulkan dugaan keterlibatan MBS dalam pembunuhan Khashoggi. Namun, pemerintah Saudi yang disudutkan membantahnya. Saudi juga menolak kesimpulan laporan tersebut yang menyeret MBS.