Satu Juta Vaksin AstraZeneca di Afrika Selatan Terancam Tak Dipakai
- dw
Pemerintah Afrika Selatan pada hari Minggu (07/02) mengumumkan akan menangguhkan peluncuran vaksin Oxford-AstraZeneca setelah uji coba awal menunjukkan hasil yang "mengecewakan" terhadap varian B.1.351 COVID-19.
Negara tersebut telah menerima 1 juta dosis vaksin yang rencananya akan mulai digunakan untuk vaksinasi tenaga kesehatan pada pertengahan Februari mendatang.
Sebuah penelitian yang melibatkan sekitar 2.000 orang, menunjukkan vaksin AstraZeneca menawarkan "perlindungan minimal" terhadap kasus COVID-19 ringan dan sedang.
"Kami telah memutuskan untuk menunda sementara peluncuran vaksin (AstraZeneca). Lebih banyak pekerjaan harus dilakukan," kata Menteri Kesehatan Afrika Selatan, Zweli Mkhize.
Ilmuwan akan mempelajari efektif tidaknya vaksin AstraZeneca dalam mencegah penyakit menjadi lebih parah, bahkan kematian akibat varian virus baru, kata Mkhize.
Afrika Selatan masih incar upaya vaksinasi
Varian baru ini lebih menular dan hingga saat ini telah menyumbang lebih dari 90% kasus COVID-19 di negara tersebut.
Pemerintah akan menawarkan penggunaan vaksin yang diproduksi oleh Johnson & Johnson dan Pfizer dalam beberapa pekan mendatang. Afrika Selatan berencana untuk memvaksinasi setidaknya 67% populasi pada akhir tahun ini, atau sekitar 40 juta orang.
Pengembang akan memodifikasi vaksin baru
Pengembang vaksin AstraZeneca mengatakan pihaknya akan memiliki vaksin yang dimodifikasi pada akhir musim panas ini.
Sarah Gilbert, peneliti utama tim Oxford, mengatakan kepada BBC bahwa "sepertinya kami akan memiliki (vaksin) versi baru yang siap digunakan pada musim gugur," tambahnya.
Banyak negara Afrika telah berencana menggunakan vaksin AstraZeneca, salah satunya karena bisa disimpan di lemari es biasa. COVAX, pemrakarsa pengadaan vaksin internasional untuk negara-negara miskin, juga telah membeli vaksin AstraZeneca dalam jumlah besar dari Serum Institute of India.
ha/rap (AFP, AP)