Mesir Ikut Setuju Buka Hubungan Diplomatiknya dengan Qatar
- dw
Menyusul upaya KTT Teluk beberapa waktu lalu, pada hari Rabu (20/01) Mesir dan Qatar mengumumkan satu sama lain tentang rencana untuk melanjutkan hubungan diplomatik.
Sebelumnya, negara-negara teluk antara lain Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab (UEA), dan Mesir memboikot Qatar. Negara-negara itu menuduh Qatar mendukung kelompok-kelompok militan Islam yang dekat dengan Iran dan mendanai kelompok-kelompok ekstremis di wilayah tersebut. Pemerintah di Qatar pun membantah tuduhan yang dialamatkan kepada mereka.
Mesir dan Qatar "setuju untuk melanjutkan hubungan diplomatik,'' demikian menurut Kementerian Luar Negeri Mesir. Negara itu menyambut isyarat yang disampaikan pemerintah Qatar pada pekan lalu, yang menginginkan melanjutkan hubungan diplomatik dengan Mesir, di saat Qatar bersiap menjadi tuan rumah Piala Dunia sepak bola pada tahun 2022.
Pada hari Senin (18/01), maskapai penerbangan EgyptAir membuka penerbangan penumpang ke Doha dan sebaliknya.
Sebelumnya, pada 11 Januari, Qatar Airways juga telah melakukan penerbangan ke Arab Saudi, dengan rencana untuk melanjutkan penerbangan ke Kota Alexandria di Mesir pada 25 Januari.
Langkah tersebut menandakan penghapusan boikot yang diberlakukan oleh sejumlah negara Teluk yang dipimpin Saudi pada tahun 2017 terhadap Qatar.
Desak putus hubungan dengan Ikhwanul Muslimin
Mesir telah mendesak Qatar untuk memutuskan hubungan dengan Ikhwanul Muslimin, organisasi Islam terlarang di Mesir yang bersekutu dengan mantan Presiden Mohammed Morsi, yang digulingkan pada 2013 oleh Abdel Fattah el-Sissi, panglima militer saat itu dan sekarang menjadi Presiden Mesir.
Selain itu, Mesir dan Uni Emirat Arab (UEA) juga berselisih dengan Qatar dan Turki di Libya, di mana mereka mendukung pihak yang berlawanan dalam perang saudara yang terjadi.
Pada 16 Januari, pemerintah Saudi mengumumkan akan membuka kembali kedutaan besarnya di Qatar dalam waktu dekat untuk melanjutkan hubungan diplomatik penuh. Pembukaan kembali jalur udara juga diikuti oleh UEA dan Bahrain dalam beberapa hari terakhir.
Berakhirnya boikot didorong oleh pemerintahan AS di era Trump, sebagai bagian dari upaya presiden ke-45 AS itu untuk meningkatkan tekanan pada Iran.
rap/pkp (AFP, dpa, Reuters)