Pemimpin Oposisi Rusia yang Pulih dari Racun Saraf Ditahan Seketika
- bbc
Pengkritik Putin, Alexei Navalny, ditahan setelah terbang kembali ke Moskow dari Jerman, lima bulan setelah dia hampir terbunuh oleh serangan racun saraf.
Aktivis berusia 44 tahun itu dibawa oleh polisi saat pemeriksaan paspor di bandara Sheremetyevo.
Ribuan orang telah berkumpul di bandara Moskow yang berbeda untuk menyambut penerbangannya dari Berlin, tetapi pesawat itu dialihkan.
Navalny menuding pihak berwenang Rusia bertanggung jawab atas serangan terhadapnya tahun lalu. Kremlin membantah tudingan itu.
Tuduhan politikus oposisi itu didukung oleh laporan dari jurnalis-jurnalis investigasi.
Berita tentang penahanan Navalny memicu kecaman dari Uni Eropa, Prancis dan Italia, yang menyerukan agar aktivis itu segera dibebaskan.
Penasihat keamanan nasional Presiden terpilih AS Joe Biden juga mendesak pembebasan Navalny.
"Serangan Kremlin terhadap Navalny bukan hanya pelanggaran hak asasi manusia, tetapi penghinaan terhadap orang-orang Rusia yang ingin suara mereka didengar," kata Jake Sullivan.
Bagaimana peristiwa itu terjadi?
Ketika Navalny diracun Agustus lalu dan pingsan dalam penerbangan internal di Siberia, dia diterbangkan ke Jerman untuk perawatan medis darurat. Saat dia pulih, dia berkata ingin kembali ke Rusia.
Pada hari Minggu dia menepati janjinya, ia pulang dengan menggunakan Pobeda Airlines meskipun ada peringatan bahwa dia akan ditangkap saat mendarat.
Pesawat itu penuh dengan wartawan, termasuk Andrey Kozenko dari BBC Russian Service.
Sesaat sebelum mendarat, pilot mengumumkan bahwa karena "alasan teknis", pesawat itu dialihkan dari bandara Vnukovo ke bandara Sheremetyevo, pengumuman yang membuat para penumpang terkejut.
"Saya tahu bahwa saya benar. Saya tidak takut apa-apa," kata Navalny kepada para pendukungnya dan wartawan setelah mendarat, hanya beberapa menit sebelum dia ditahan. "Apakah kamu sudah lama menunggu saya?" katanya kepada penjaga perbatasan.
Dia mencium istrinya Yulia - yang terbang bersamanya dari Jerman - setelah petugas polisi memperingatkan bahwa mereka akan menggunakan kekerasan fisik jika Navalny tidak mematuhi perintah untuk ikut bersama mereka.
Meskipun sudah mengajukan permohonan, pengacara Navalny tidak diizinkan untuk melakukan pendampingan.
Aktivis itu ditahan di sebuah kantor polisi di Moskow.
Sebelumnya pada hari Minggu, polisi dikerahkan dan penghalang logam dipasang di dalam bandara Vnukovo, tempat pesawat itu awalnya dijadwalkan untuk mendarat.
Media Rusia melaporkan bahwa sejumlah aktivis - termasuk Lyubov Sobol - telah ditahan.
Mengapa Navalny ditahan?
Dalam sebuah pernyataan pada Minggu malam, petugas penjara Rusia mengatakan pemimpin oposisi itu "telah dicari sejak 29 Desember 2020 karena pelanggaran berulang selama masa percobaan". Ia menambahkan bahwa Navalny akan tetap ditahan sampai ada keputusan pengadilan.
Pihak berwenang menuduhnya melanggar aturan-aturan yang diberlakukan padanya setelah ia dihukum karena dituding melakukan penggelapan dan diganjar hukuman percobaan. Navalny selalu mengatakan kasus itu bermotif politik.
Secara terpisah, jaksa Rusia telah meluncurkan kasus baru melawan Navalny atas tuduhan penipuan terkait transfer uang ke berbagai badan amal, termasuk ke Yayasan Anti-Korupsi miliknya.
Aktivis itu sebelumnya berpendapat bahwa Putin akan melakukan semua yang dia bisa untuk menghentikannya kembali ke Rusia dengan membuat kasus-kasus baru untuk menjeratnya.
Pihak berwenang Rusia sering kali mengklaim Alexei Navalny tidak populer di kalangan rakyat Rusia, bahwa dia bukan ancaman bagi Presiden Putin.
Tapi kepulangannya, lima bulan setelah diracun, disambut dengan operasi besar kepolisian pada hari Minggu.
Polisi antihuru hara bahkan mendorong pendukung Navalny keluar dari aula kedatangan di bandara Vnukovo, sebelum penerbangan dialihkan.
Musim panas lalu, tokoh oposisi Rusia yang paling menonjol itu diserang di Siberia, yang diduga dilakukan seseorang yang merupakan bagian dari petugas keamanan Rusia.
Keputusannya untuk pulang ke Rusia merupakan tantangan langsung bagi Vladimir Putin - dan menciptakan dilema bagi Kremlin.
Ada risiko bahwa Navalny akan dipandang menjadi martir politik, sosok seperti Nelson Mandela, dan memicu lebih banyak sanksi dari Barat.
Jika tak ada apa pun yang dilakukan terhadapnya, maka kritikus Kremlin itu pasti akan menjadi duri pemerintah di tahun pemilihan yang penting.