Orang Utan Tertua di Dunia asal Sumatera Mati di Kebun Binatang di AS
- bbc
Seekor orang utan, yang diyakini sebagai orang utan tertua di dunia, mati di kebun binatang Oregon, Portland, Amerika Serikat, pada umur 61 tahun.
Inji, nama orang utan dari Sumatera itu, sangat populer, baik di kalangan staf kebun binatang maupun para pengunjung.
"Kami sangat sadar bahwa ia tidak akan hidup selamanya, meski begitu kami tetap sedih, kami terluka ... para pengunjung juga berduka," kata Bob Lee, pejabat kebun binatang, seperti dikutip oleh situs resmi Oregon Zoo.
Lee mengenang bagaimana Inji dengan santai mencoba melihat isi tas para pengunjung.
Staf dan pengunjung tahu betul kebiasaan Inji dan mereka sengaja menempatkan mainan atau benda-benda dengan warna mencolok untuk menggoda rasa ingin tahun Inji.
- Seekor orang utan mendapat hak-hak hukum seperti manusia
- Orang utan, simpanse, gorila liar: Kerabat terdekat manusia. perlu dilindungi dari ancaman infeksi virus corona
- Orang utan: Dipenggal, dipotong tangan sebagai bukti, dan dijadikan `lauk`
Saat sehat, orang utan ini sangat aktif. "Ia sepertinya senang sekali mempelajari manusia, ia senang melihat orang, terutama anak-anak," kata Lee.
Di alam liar, orang utan jarang mencapai umur lebih dari 40 tahun. Pada usia 61 tahun, ia terlihat makin pasif.
Ia jarang meninggalkan sarangnya dan seperti tak lagi tertarik dengan makanan yang selama ini ia sukai.
Dalam beberapa pekan terakhir, kesehatannya sangat menurun.
Pada hari Sabtu (10/01), ketika disimpulkan bahwa obat pereda rasa sakit tidak membantu, dokter hewan dan staf kebun binatang akhirnya mengambil keputusan sulit: Inji disuntik mati.
Diserahkan ke kebun binatang pada 1961
Oregon Zoo mengatakan tanggal lahir Inji sebenarnya tak diketahui secara pasti. Diyakini, ia lahir di alam liar pada 1959 atau 1960.
Ia masuk ke Amerika Serikat melalui perdagangan satwa liar, yang saat itu masih legal. Oleh sang pemilik, Inji diserahkan kepada Oregon Zoo pada 1961. Diperkirakan umur Inji sekitar satu tahun ketika diserahterimakan kepada pihak kebun binatang pada 30 Januari 1961.
"Kami senang bisa menjadi rumah yang menyenangkan bagi Inji ... kami sedih saat mengingat bagaimana ia sampai di sini," ujar Asaba Mukobi, staf di kebun binatang.
Ia mengatakan perdagangan satwa liar sudah dilarang, namun bisa ada pasar-pasar gelap.
"[Pasar gelap] ini adalah salah satu ancaman terbesar bagi orang utan," katanya. Ancaman lain adalah perluasan permukiman dan kegiatan manusia dan aktivitas kebun-kebun kelapa sawit.
"Orang utan di ambang kepunahan, terutama orang utan Sumatera, tempat Inji berasal," kata Mukobi.
Tiga spesies orang utan termasuk terancam punah. Sebagian besar berada di Kalimantan, yang berjumlah sekitar 55.000 ekor. Jumlah orang utan Sumatera sekitar 15.000 sedangkan orang utan Tapanuli sekitar 800 ekor.
Staf di kebun binatang Oregon berencana memberikan penghormatan bagi Inji ketika pengelola membuka habitat baru untuk simpanse dan orang utan, yang rencananya akan dibuka pada kuartal pertama tahun ini.