Para Miliarder Dunia Ini Makin Tajir Melintir saat Pandemi COVID-19

BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

Sejumlah miliarder bertambah kaya ketika dunia mengalami pandemi Covid-19.

Menurut data bank Swiss, UBS, selama periode April hingga Juli 2020, kekayaan sejumlah miliarder ini bertambah US$10,2 triliun atau sekitar Rp144.078 triliun.

Para miliarder meraup keuntungan, sebagian besar dari saham yang nilainya pulih setelah mengalami pelemahan saat lockdown global pada bulan Maret dan April.

Data UBS juga memperlihatkan, jumlah miliarder bertambah dari 2.158 pada tahun 2017 menjadi 2.189 tahun ini.

Laporan ini dikeluarkan setelah Bank Dunia memperingatkan bahwa pandemi virus corona menyebabkan angka kemiskinan ekstrem untuk pertama kalinya naik dalam kurun lebih dari dua dekade.

Mereka yang banyak untung terutama adalah para eksekutif perusahaan-perusahaan besar dan mereka yang bergerak di bidang teknologi.

UBS mengatakan kekayaan para konglomerat naik tajam sebesar 44% selama periode April-Juli.

Para miliarder teknologi juga mengalami pertambahan kekayaan yang signifikan, naik sebesar 41%.

Menurut UBS, pandemi Covid-19 mendorong peningkatan permintaan atas barang dan jasa mereka, sementara aturan jaga jarak meningkatkan volume bisnis digital.

Getty Images
Belanja online naik tajam selama karantina wilayah, yang mendongkrak keuntungan perusahaan seperti Amazon.

Miliarder layanan kesehatan juga diuntungkan oleh pandemi karena peralatan kesehatan dan obat banyak dicari.

Bos toko online Amazon, Jeff Bezos, adalah salah satu miliarder yang banyak meraup keuntungan selama wabah.

Kekayaannya bertambah antara lain karena naiknya harga saham perusahaan Amazon.

Data lain, yang dikumpulkan majalah bisnis Forbes, menunjukkan kekayaan Bezos selama pandemi Covid-19 bertambah 79,8% setara dengan penambahan US$90,1 miliar (sekitar Rp1.200 triliun).

Forbes mengatakan pada Maret 2020, nilai kekayaan bersih Bezos adalah US$113 miliar, sedangkan pada Oktober 2020, kekayannya bertambah menjadi US$203,1 miliar atau sekitar Rp2.880 triliun.

Amazon mengatakan peningkatan belanja online, karena orang banyak berada di rumah akibat karantina wilayah, mendorong penjualan pada pertengahan 2020 naik tiga kali lipat dibandingkan setahun sebelumnya.

Dengan kekayaan tersebut, Bezos dinobatkan menjadi orang terkaya di dunia.

Ia bercerai dengan istrinya, MacKenzie Scott, pada 2019 dan harus menyerahkan seperempat saham di Amazon ke Scott. Meski begitu, penyerahan saham ini tidak berpengaruh terhadap predikat Bezos sebagai orang terkaya di dunia.

Business Insider menyebut kekayaan Bezos sekitar US$186,6 miliar.

Sumbangan orang-orang super kaya

Bank Swiss, UBS, mengatakan banyak miliarder yang menyisihkan kekayaan mereka untuk membantu memerangi wabah Covid-19.

Getty Images
Eks istri pendiri Amazon, MacKenzie Scott, menyumbangkan lebih dari US$4 miliar atau sekitar Rp56,6 triliun dalam empat bulan terakhir.

Laporan UBS mengatakan, dari riset diperoleh informasi bahwa dari Maret hingga Juni, 209 miliarder berkomitmen untuk membantu penanganan Covid-19 dengan nilai bantuan sekitar US$7,2 miliar.

UBS mengatakan, "Mereka bertindak cepat, dengan menyediakan dana bantuan dan penerima diberi kebebasan untuk menggunakan dana yang mereka terima."

Jika dilihat per negara, terungkap bahwa 98 miliarder Amerika Serikat menyumbang dana untuk penanganan Covid-19 dengan nilai sekitar US$4,5 miliar.

Miliarder China, berjumlah 12 orang, menyumbang US$679 juta. Dari Australia, dua miliarder menyumbang US$324 juta, sementara sembilan miliarder Inggris menyumbang US$298 juta.

Eks istri Bezos, MacKenzie Scott, diketahui menyumbangkan lebih dari US$4 miliar atau sekitar Rp56,6 triliun dalam empat bulan terakhir.

Sumbangan tersebut dialokasikan kepada mereka yang terdampak pandemi Covid-19 di Amerika Serikat dan Puerto Rico.

Uang miliaran dolar ini dipakai untuk membiayai pusat-pusat sembako dan dana darurat. Tercatat ada setidaknya 384 organisasi sosial yang menyalurkan bantuan dari MacKenzie Scott.