Rusia Klaim Vaksin COVID-19 Sputnik V Bisa Kebal 2 Tahun

Ilustrasi Vaksin COVID-19.
Sumber :
  • dokumentasi kominfo

VIVA – Ilmuwan Rusia yang menciptakan vaksin COVID-19 Sputnik V mengklaim bahwa vaksin ciptaan mereka mampu memberikan perlindungan dan kekebalan tubuh dari COVID-19 selama dua tahun.

"Vaksin kami dibuat di platform yang juga digunakan untuk vaksin Ebola. Data eksperimental yang diterima saat itu menunjukkan bahwa vaksin serupa akan menawarkan perlindungan selama dua tahun, mungkin lebih," kata Profesor Alexander Gintsburg, dikutip The Sun, Senin, 14 Desember 2020.

Dia juga mengklaim tingkat efektivitas vaksin itu mencapai 96 persen, di mana empat persen sisanya tidak lebih dari pilek, batuk dan demam ringan. Namun dia menjamin paru-paru penerima vaksin tidak akan terpengaruh.

Pernyataan itu dikeluarkan ketika Sputnik V dan vaksin Oxford Astrazeneca telah mengumumkan uji coba untuk melihat apakah perpaduan dan kecocokan dari dua vaksin ini, mungkin bisa lebih efektif.

Ketika ditanya mengenai berapa lama perlindungan vaksin Pfizer buatan Amerika Serikat, Gintsburg enggan menyebutkannya. Namun dia mengatakan berdasarkan mekanisme kerja umum dari obat-obatan, kemungkinan vaksin itu hanya akan memberi perlindungan maksimal lima bulan.

Dia juga mengklaim, negara-negara barat telah menjelekkan vaksin Sputnik V sebagai upaya untuk merusak posisi di pasaran dan tampaknya mendukung Presiden Donald Trump namun mengklaim politik telah terjalin dengan mengeluarkan obat-obatan COVID-19 di Amerika.

"Pasar vaksin ini mungkin mencapai ratusan miliar dolar. Perusahaan dan orang-orang yang berada di balik semua ini, berjuang untuk mendapatkan keuntungan," kata dia.

Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko menyebut bahwa vaksin Sputnik V efektif dan aman digunakan untuk menghentikan penyebaran virus COVID-19.

“Data terbaru tentang kemanjuran vaksin buatan Gamaleya Research Center sangat menggembirakan. Saat ini menjadi jelas bagi semua orang, bahwa akhir pandemi Covid-19 hanya bisa terjadi setelah dilakukannya vaksinasi massal dari seluruh populasi global,” tutur Murashko, dikutip dari RDIF.

Chief Executive Officer RDIF, Kirill Dimitriev mengungkapkan bahwa data yang diperoleh saat ini akan menjadi dasar bagi laporan yang digunakan untuk mengajukan aplikasi pendaftaran percepatan vaksin Rusia di sejumlah negara lain.

“Kami juga melihat minat yang tinggi dari perusahaan farmasi internasional terhadap vaksin Gamaleya Research Center, karena penggunaan komponen Sputnik V yang dikombinasikan dengan vaksin lain dapat meningkatkan kemanjurannya secara signifikan,” jelas Kirill Dimitriev. (lis)

Baca juga: Harga Eceran Tertinggi Vaksin COVID-19 Diusulkan di Kisaran Rp100 Ribu