COVID-19 di Asia Lampaui 10 Juta Kasus, Terparah Setelah Amerika Latin
- VIVA/Muhamad Solihin
VIVA – Jumlah kasus infeksi virus Corona COVID-19 di Asia telah melampaui 10 juta kasus sehingga menjadi wilayah dengan kasus terbesar kedua di dunia. Meskipun perlambatan dan penurunan terjadi di beberapa negara di Asia. Namun kasus terus meningkat di India.
Posisi kedua setelah Amerika Latin, Asia menyumbang sekitar seperempat dari beban kasus COVID-19 global sebesar 42,1 juta kasus virus. Dengan lebih dari 163 ribu kematian, wilayah Asia menyumbang sekitar 14 persen dari jumlah korban COVID-19 secara global.
Dilansir dari Channel News Asia, laporan ini didasarkan pada pelaporan resmi masing-masing negara. Jumlah sebenarnya dari kasus positif dan kematian kemungkinan lebih besar dan jauh lebih tinggi mengingat kekurangan dalam pengujian dan potensi kurangnya pelaporan di banyak negara.
Terlepas dari lonjakan Asia, wilayah ini secara keseluruhan telah melaporkan peningkatan dalam penanganan pandemi dalam beberapa pekan terakhir dengan beban kasus harian yang melambat. Kondisi ini sangat kontras dengan kenaikan COVID-19 yang terlihat di Eropa dan Amerika Utara.
Baca juga: Komandan Al-Qaeda Abu Muhsin al-Masri Buronan FBI Tewas
Di kawasan Asia Selatan, India adalah yang paling parah terkena dampaknya dengan hampir 21 persen dari kasus virus Corona global yang dilaporkan dan 12 persen kematian. Data ini berbeda dengan negara-negara seperti China dan Jepang, di mana kasus semakin melambat.
India adalah negara yang paling parah terkena dampak di dunia setelah Amerika Serikat, meskipun infeksi melambat. India melaporkan lebih dari 57 ribu kasus positif per hari, dengan perbandingan 58 kasus baru per 10 ribu orang. Sementara Bangladesh adalah negara terparah kedua di Asia dengan hampir 400 ribu kasus, namun infeksi harian telah berkurang 40 persen sejak Juli.
Di Asia Tenggara, Indonesia tertinggi melampaui Filipina pekan lalu sebagai negara yang paling parah terkena infeksi virus Corona. Sebagai negara mayoritas Muslim terbesar di dunia, pemerintah Indonesia berupaya mengamankan vaksin yang masih dalam proses pengembangan.