38 Juta Orang di Asia Timur akan Jatuh Miskin akibat COVID-19
- bbc
Bank Dunia, dalam laporan terbarunya, memperingatkan bahwa pandemi covid-19 dapat meningkatkan kemiskinan hingga 38 juta orang di kawasan Asia Timur.
Selama 20 tahun terakhir, kemiskinan telah menurun drastis di sebagian besar Asia Timur.
Namun kini, Bank Dunia dalam laporan terbaru memperingatkan bahwa pandemi covid-19 dapat meningkatkan kemiskinan hingga 38 juta orang di kawasan tersebut.
Tanpa tindakan cepat pemerintah di wilayah itu, "tiga guncangan" dari virus corona, yaitu pandemi itu sendiri, pembatasan ekonomi dan resesi global, dapat melahirkan krisis selama bertahun-tahun.
"Penyakit, ketidakamanan pangan, kehilangan pekerjaan dan penutupan sekolah dapat menyebabkan erosi sumber daya manusia dan kehilangan pendapatan zyang berlangsung seumur hidup," kata bank tersebut dalam rilisnya.
Dari angka 38 juta itu, Bank Dunia mengatakan tambahan lima juta orang yang sebelumnya tidak masuk kategori miskin akan masuk dalam kelompok tersebut.
Mereka mendefinisikan kemiskinan sebagai orang yang hidup dengan pendapatan kurang dari $5,50 per hari.
- Covid-19: Tes terbaru yang memberi hasil `dalam hitungan menit` akan digelar di 133 negara
- Covid-19: Presiden Jokowi pidato perdana dalam sidang majelis umum PBB, serukan `akses yang setara` terhadap vaksin virus corona
- Virus corona: Akankah terjadi `ketimpangan imunisasi` antara kaum kaya dan miskin jika vaksin Covid-19 ditemukan?
Pada bulan Mei lalu, Bank Dunia memperingatkan bahwa pertumbuhan global dapat menyusut sebesar 5?n hingga 60 juta orang di seluruh dunia dapat jatuh dalam kemiskinan ekstrem - yang berarti hidup dengan kurang dari US$1,90 (Rp28.000) sehari.
Untuk itulah, Bank Dunia mengatakan dibutuhkan tindakan cepat agar pandemi ini tidak meningkatkan kemiskinan di tahun-tahun mendatang.
"Covid-19 tidak hanya menyebabkan pukulan terparah bagi masyarakat miskin, tapi juga mengakibatkan munculnya masyarakat miskin baru," demikian Bank Dunia.
Kawasan Asia Timur, menurut Bank Dunia, dihadapkan serangkaian tantangan yang belum pernah dihadapi sebelumnya.
"Dan pemerintah [di kawasan itu] menghadapi pilihan yang sulit," kata Wakil Presiden Bank Dunia untuk Kawasan Asia Timur dan Pasifik, Victoria Kwakwa dalam pernyataan di Jakarta, Selasa (29/09), seperti dilaporkan Antara.
Ia menjelaskan laporan edisi Oktober 2020 bahwa pandemi covid-19 telah menyebabkan terjadinya tiga guncangan bagi kawasan ini yaitu pandemi itu sendiri, pembatasan terhadap perekonomian dan gaung resesi global yang diakibatkan oleh krisis yang terjadi.
Situasi itu bisa menyebabkan kenaikan angka kemiskinan di kawasan Asia Timur dan Pasifik untuk pertama kalinya dalam 20 tahun, demikian Bank Dunia.
"Dengan perkiraan sekitar 38 juta orang tetap berada atau kembali terdorong ke dalam kemiskinan, berdasarkan garis kemiskinan negara berpenghasilan menengah ke atas sebesar $5,5 dolar per hari," ungkapnya.
"Akan tetapi ada beberapa pilihan kebijakan yang cerdas, yang dapat menekan parahnya dampak tersebut," kata Bank Dunia.
"Seperti misalnya dengan berinvestasi pada kapasitas pengujian dan penelurusan serta memperluas cakupan perlindungan sosial yang meliputi masyarakat miskin dan sektor informasal," tambah Victoria Kwakwa.
Laporan Bank Dunia ini memperingatkan, apabila tidak diambil tindakan di berbagai bidang, maka pandemi dapat mengurangi pertumbuhan regional selama satu dekade ke depan.
"Dengan dampak terbesar dirasakan oleh keluarga miskin, karena mereka memiliki lebih sedikit akses kepada fasilitas layanan kesehatan, pendidikan, pekerjaan dan keuangan," paparnya.