Tiga Tahun Terakhir, Ribuan Masjid di Xinjiang China Hancur
- Getty Images/Kevin Frayer
VIVA – Ribuan masjid di Xinjiang, China dilaporkan telah hancur atau mengalami kerusakan tiga tahun terakhir. Kondisi itu menyebabkan jumlah masjid di wilayah tersebut jauh lebih sedikit di banding saat Revolusi Kultural pada 1966-1976.
Dilansir The Guardian, Australian Strategic Policy Institute (ASPI), memanfaatkan citra satelit dan reportase lapangan untuk memetakan hancurnya situs budaya dan agama serta pembangunan kamp penahanan yang ekstensif dan berkelanjutan.
Lembaga thinktank itu melaporkan, pemerintah China sebenarnya mengklaim bahwa ada lebih dari 24.000 masjid di Xinjiang dan berkomitmen untuk melindungi dan menghormati keyakinan agama.
Tapi, berdasarkan temuan ASPI, klaim itu tidak terbukti dan diperkirakan bahwa kurang dari 15.000 masjid yang masih tetap berdiri dengan kondisi lebih dari setengahnya rusak.
"Ini adalah angka terendah sejak Revolusi Kebudayaan, ketika kurang dari 3.000 masjid tersisa," ungkap laporan ASPI dikutip Sabtu, 26 September 2020.
Baca juga: Kronologi Perusakan Masjid di Dago Bandung, Dilempar Batu 10 Kg
Sejak 2017, laporan itu juga memperkirakan 30 persen masjid telah dihancurkan dan 30 persen lainnya rusak, termasuk penghapusan fitur arsitektur seperti menara atau kubah.
Sebagian besar lokasi penghancuran tetap dibiarkan sebagai lahan kosong, yang lain diubah menjadi jalan dan tempat parkir mobil atau diubah untuk keperluan pertanian.