Penikaman Petugas Masjid Toronto, PM Trudeau: Kami Bersama Muslim
- republika
REPUBLIKA.CO.ID, TORONTO -- Perdana Menteri Kanada Justin Pierre James Trudeau menyampaikan belasungkawa kepada keluarga petugas penjaga masjid Toronto, Mohamed Aslim Zafis (58 tahun) Zafis meninggal setelah ditikam oleh Guilherme William Von Neutegem (34).
"Hati saya untuk orang-orang yang dicintai Mohamed-Aslim Zafis," kata Trudeau melalui aku Twitter-nya, Selasa pagi (22/9).
Trudeau mengungkapkan insiden terkait dengan Neo-Nazisme dan islamofobia sangat mengkhawatirkan. Ia mengaku berdiri bersama umat Muslim Kanada untuk melawan Neo-Nazisme dan islamofobia.
"Laporan bahwa pembunuhannya dimotivasi oleh Neo-Nazisme dan islamofobia sangat memprihatinkan. Kami berdiri bersama komunitas Muslim melawan kebencian semacam itu, yang tidak memiliki tempat di Kanada. Kami bersama Anda," ujarnya dilansir dari CBC News, Rabu (23/9).
Von Neutegem didakwa dengan pembunuhan tingkat pertama. Von menyerang Zafis ketika sedang duduk di luar masjid Etobicoke pada 12 September. Zafis bertugas sebagai penjaga masjid untuk mengontrol jamaah yang masuk agar mematuhi protokol kesehatan.
Menurut penuturan kerabat dan saudaranya, Zafis merupakan sosok yang baik dan lembut. Zafis tidak pernah absen membagikan makanan kepada mereka yang kelaparan. Zafis juga rajin beribadah.
Menurut Canadian Anti-Hate Network, sebuah organisasi nirlaba yang memantau, meneliti, dan memerangi kelompok-kelompok pembenci, Von Neutegem membagikan sebuah konten kelompok setan neo-Nazi di media sosial. Direktur Eksekutif jaringan tersebut, Evan Balgord menggambarkan kelompok Von Neutegem terkait dengan pemujaan setan neo-Nazi.
"Mereka secara eksplisit anti-Semit dan mereka sangat rasialis. Mereka juga menyembah Hitler sebagai sosok tuhan," ujar Balgord.
Setelah insiden tersebut, Dewan Nasional Muslim Kanada meminta pemerintah federal segera mengambil tindakan dalam membongkar kelompok supremasi kulit putih. "Ketika serangan Masjid Kota Quebec terjadi, banyak dari kami berdoa ini akan menjadi yang terakhir saat kami harus kehilangan anggota komunitas karena islamofobia dan kebencian. (Ternyata) Kami salah," kata CEO dewan, Mustafa Farooq.
Karena jumlah kelompok alt-right dan neo-Nazi bertambah di Kanada, ia sekarang tahu tanpa tindakan hari ini, maka hanya masalah waktu sebelum menyusul serangan berikutnya. "Di Kelas 3 Anda belajar tentang Perang Dunia Kedua, bahwa Nazisme adalah sesuatu dan menghilang. Jadi saya tidak berpikir akan berada dalam situasi seperti sekarang. Saya akan berjalan ke masjid tempat saya sering berdoa dan melihat seseorang terbaring di tanah terbunuh karena kembalinya neo-Nazi," kata Farooq.
Polisi menolak mengomentari postingan media sosial Von Neutegemm. Von juga memiliki satu grup Facebook yang dikhususkan untuk grup tersebut, memiliki simbol Nazi di akun Instagram-nya dan telah memposting nyanyian yang terkait dengan kultus kebencian di Youtube. Sumber yang mengetahui penyelidikan tersebut mengonfirmasi kepada CBC News bahwa akun itu milik Von Neutegem.
"Karena panjangnya posting di media sosial dan pengetahuan yang sangat spesifik yang dia miliki tentang neo-Nazi, kami dapat dengan pasti mengatakan dia sangat berpengalaman dan sudah lama sekali," kata Balgord.
Setelah penangkapannya, polisi Toronto tidak memberikan perincian tentang kapan Von Neutegem akan hadir di pengadilan. Pengadilan menjadwalkan sidang Von Neutegem pada 25 September. Namun belum diketahui, apakah dia telah menyewa pengacara atau tidak.
https://www.cbc.ca/news/canada/toronto/trudeau-offers-stabbing-victim-condolences-1.5733734?cmp=rss