70 Tahun Dewan Yahudi di Jerman: Anti-Semitisme Bangkit Jadi Kecemasan
- dw
Kanselir Jerman Angela Merkel pada acara peringatan 70 Tahun Pendirian Dewan Pusat Yahudi di Jerman (Zentralrat der Juden in Deutschland) hari Selasa (15/9) mengingatkan, bangkitnya anti semitisme belakangan ini di Jerman sangat mengkhawatirkan. Merkel memuji Dewan Pusat Yahudi sebagai mitra terpercaya politik dan masyarakat. Acara peringatan itu dilakukan di halaman Neue Synagoge (Sinagoga Baru) di Berlin.
Hanya lima tahun setelahkekuasaan Nazi Hitler runtuh, warga Yahudi yang melarikan diri dari Jerman mulai berdatangan kembali. Komunitas-komunitas Yahudi lalu mendirikan sebuah lembaga perwakilan yang dinamakan Dewan Pusat Yahudi di Jerman.
Pada akhir 1945, sudah ada 51 komunitas Yahudi yang terbentuk di Jerman. Lima tahun kemudian, 17 Juli 1950, komunitas yang makin besar itu memulai kongres di Frankfurt untuk mendirikan Dewan Pusat Yahudi yang bertujuan untuk memelihara budaya dan menjamin kehidupan Yahudi di Jerman, sekaligus menjalin kehidupan rukun dengan masyarakat setempat. Ketika itu tercatat ada sekitar 15.000 warga Yahudi di Jerman Barat, jumlah warga Yahudi di Jerman Timur tidak diketahui.
"Dewan Pusat tidak didirikan dengan tujuan untuk melihat seperti apa kehidupan Yahudi dalam 50 atau 70 atau 100 tahun mendatang," kata presiden Dewan Yahudi saat ini, Josef Schuster. Dokter berusia 66 tahun itu sudah enam tahun menjabat sebagai ketua Dewan Yahudi. Dia mengatakan, organisasi ini dimaksud sebagai "pendukung" warga Yahudi dalam kehidupannya. Tugas utamanya adalah membantu orang-orang yang selamat dari pembantaian Nazi, sekaligus untuk memfasilitasi warga Yahudi yang ingin pindah ke Israel.
Namun ternyata, tidak banyak warga Yahudi yang lalu memilih pindah ke Israel. Banyak orang memutuskan untuk membangun kehidupan baru di negara di mana keluarga mereka telah tinggal selama beberapa generasi.
Pilihan sadar warga Yahudi untuk kembali ke Jerman
Bahkan menurut Josef Schuster, banyak juga warga Yahudi yang dulu lari ke negara lain dari kejaran Nazi yang kemudian memutuskan kembali ke Jerman, bukan ke Israel, termasuk ayahnya sendiri. Ayah dan kakek Josef Schuster berhasil selamat dari kamp konsentrasi di Dachau dan Buchenwald, tahun 1954 mereka pindah ke Palestina setelah ada janji pendirian negara Yahudi. Namun keluarganya kembali lagi ke Jerman, saat Josef Schuster berusia tiga tahun.
"Untuk waktu yang lama, sangat bermasalah, juga di kalangan Yahudi sendiri, untuk berdiri dan mengatakan bahwa Anda secara sadar memilih kembali ke Jerman," kata Josef Schuster. Situasi itu baru berubah, ketika Dewan Pusat Yahudi dipimpin oleh Werner Nachmann. "Dia adalah orang pertama yang secara terbuka menyatakan: Ya, ada kehidupan Yahudi di Jerman."
Tapi Werner Nachmann ketika itu menghadapi banyak kritik atas sikap ini, termasuk juga dari Israel. Banyak yang tidak bisa membayangkan, bagaimana orang Yahudi bisa dan mau kembali ke suatu tempat, di mana mereka telah mengalami penganiayaan dan pembantaian yang mengerikan. Tetapi Ketua Dewan Pusat Yahudi era 1990-an, Ignatz Bubis, melangkah lebih jauh lagi dengan menyatakan: "Saya adalah warga negara Jerman yang beragama Yahudi."
Masih perlu perlindungan polisi
Dewan Pusat Yahudi sekarang mencatat ada 105 komunitas dengan seluruhnya 100.000 anggota di seluruh Jerman saat ini. Jumlah itu diperkirakan hanya setengah dari seluruh populasi Yahudi di Jerman, karena tidak semua warga Yahudi mendaftarkan diri di bawah naungan Dewan Pusat Yahudi.
Namun tetap saja masih ada intimidasi dan ancaman anti-Semitisme dalam kehidupan sehari-hari warga Yahudi di. Tempat-tempat kebaktian mereka biasanya masih dijaga polisi siang dan malam, juga kantor Dewan Pusat Yahudi di tengah Kota Berlin.
Dalam sambutannya untuk peringatan 70 Tahun Dewan Pusat Yahudi, Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier memuji lembaga itu sebagai "suara penting yang dibutuhkan dan didengarkan." Dia mengatakan, kehidupan Yahudi telah berkembang di Jerman selama beberapa dekade terakhir "dalam segala keragamannya." Namun Steinmeier juga mengingatkan, bahwa tetap ada ancaman dari kalangan neo-Nazi maupun kalangan ekstremis kanan yang masih terus berlangsung.
(hp/vlz )