Layanan Kontrasepsi di Inggris Makin Buruk karena Pandemi COVID-19

Louise mengatakan ia kesulitan mencari kontrasepsi yang tepat.-BBC
Sumber :
  • bbc

Sekelompok anggota parlemen Inggris dan rekan-rekan sejawatnya memperingatkan bahwa pandemi virus corona telah "membuat situasi yang sudah sulit semakin sulit" bagi perempuan untuk memperoleh akses ke alat-alat kontrasepsi.

Pemeriksaan mereka mengklaim pemotongan anggaran selama bertahun-tahun berarti pasien "harus menavigasi sistem yang kompleks hanya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dasar."

Mereka juga mewanti-wanti bahwa kerugian akibat pandemi dapat meningkatkan jumlah kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsi.

Dokter-dokter kesehatan seksual mengatakan layanan kontrasepsi di Inggris "kelimpungan dan kekurangan biaya."

Kelompok Parlemen Semua Partai (APPG) dalam bidang Kesehatan Seksual dan Reproduksi mengatakan pemotongan anggaran kesehatan publik di Inggris dapat memiliki dampak beragam, seperti:

  • Penutupan layanan
  • Pengurangan jam operasional
  • Daftar tunggu
  • Pengurangan staff

Dampak pengurangan biaya ini sering terasa oleh kelompok yang termarjinalkan.

APPG meminta dibentuk satu badan komisioner untuk meningkatkan akuntabilitas.

`Kontrasepsi yang tepat`

Banyak perempuan dilaporkan "harus pergi dari satu tempat ke tempat lainnya"- seperti Louise, 32, yang selama bertahun-tahun sulit mencari kontrasepsi yang tidak menyebabkan efek samping.

Pada 2018, ia menemukan "kontrasepsi yang tepat"; injeksi kontrasepsi yang bisa ia lakukan sendiri.

Namun, pada Januari ia diberitahu ia harus memakai injeksi jenis lain, yang harus disuntik oleh perawat.

"Saya tidak bisa membuat janji di klinik kesehatan saya, jadi saya harus datang langsung dan menunggu berjam-jam untuk diperhatikan. Ini membuat saya frustrasi," jelasnya.

"Sangat sulit menemukan kontrasepsi yang tepat. Jika hal itu dirampas, maka semuanya akan jauh lebih sulit."

Pemeriksaan anggota parlemen Inggris mendapati virus corona menekan layanan kontrasepsi, termasuk mengurangi akses layanan tatap muka.

Ketika pemerintah mengumumkan `lockdown`, Louise tidak bisa membuat janji temu untuk injeksi, sehingga ia harus memakai pil.

"Saya telah memakai tiga jenis kontrasepsi berbeda tahun ini saja. Perempuan seharusnya tidak menemui hambatan-hambatan ini," katanya.

`Kelimpungan dan kekurangan anggaran`

Lockdown mempengaruhi penyediaan layanan dasar seperti pengepasan dan pelepasan alat kontrasepsi darurat dalam beberapa kasus.

Jadwal pengepasan KB spiral Lisa dibatalkan Maret lalu karena pandemi. Kini ia tengah hamil.

"Ini tidak direncanakan, tapi kami beruntung kami memiliki dukungan finansial untuk anak ketiga," katanya. "Saya memikirkan para perempuan yang tidak memiliki dukungan tersebut."

Pemeriksaan tersebut mendapati bahwa kurangnya pendanaan bagi alat kontrasepsi jangka panjang yang dapat dilepas --seperti KB spiral dan implan -- berarti dokter-dokter umum tidak diberi insentif untuk menyediakan layanan tersebut.

Ini memunculkan sesuatu yang disebut "lotre kode pos" dalam hal layanan kontrasepsi.

Pemangkasan anggaran bagi pemerintah lokal lebih jauh berpotensi mengurangi akses ke kontrasepsi dan meningkatkan kehamilan yang tidak direncanakan.

Layanan Penasihat Kesehatan Inggris (BPAS) sebelumnya menyerukan penyediaan kontrasepsi darurat di supermarket, yang dapat dibeli tanpa konsultasi. Ini setelah data menunjukkan akses ke pil KB turun berkurang signifikan selama lockdown.

"Covid-19 membuat situasi yang sudah sulit semakin sulit," kata Dr Asha Kasliwal, presiden Fakultas Layanan Kesehatan Seksual dan Reproduksi.

"Tantangan pendanaan dan pelaksanaan telah membuat layanan kelimpungan dan kekurangan dana, di mana mereka tidak memperoleh dukungan jangka panjang guna memberikan layanan bagi para perempuan sebelum atau selama pandemi."

APPG mengklaim sistem yang ada sekarang berarti "akuntabilitas nasional dan lokal sangat kurang." Perombakan nasional Lembaga Kesehatan Publik Inggris memberi peluang untuk memecahkan masalah ini.

APPG menyarankan membentuk satu lembaga yang dapat "mengawasi dan memegang akuntabilitas bagi semua keputusan terkait pelaksanaan layanan kontrasepsi."

Mereka juga merekomendasikan mengembangkan layanan kontrasepsi digital khusus yang diharapkan dapat melindungi pasien jika lockdown terjadi lagi.

Jumlah penyedia layanan kesehatan yang menawarkan dukungan digital naik dengan signifikan selama pandemi, namun masih ada kekhawatiran soal akses kelompok yang termarjinalkan terhadap layanan tersebut.

Perempuan, khususnya mereka yang terisolasi dan rentan, didorong untuk applikasi My GP (atau Dokter Saya), yang telah mendapat dukungan dari Layanan Kesehatan Nasional Inggris, atau NHS, untuk mendapatkan obat yang sering dikonsumsi.

Juru bicara Departemen Kesehatan dan Layanan Sosial mengatakan: "Bahkan di saat-saat seperti ini, penting bagi publik untuk menerima layanan kesehatan seksual yang sebaik mungkin, banyak di antaranya telah online selama pandemi.

"Laporan itu mengangkat beberapa masalah penting, yang akan dipertimbangkan dalam kerja kami berikutnya dalam mengembangkan strategi kesehatan seksual dan reproduksi kami."