Pewarta TV China asal Australia Ditangkap Pemerintah

picture-alliance/AP Photo/N.H. Guan
Sumber :
  • dw

Beberapa pekan silam Cheng Lei menghilang dari layar kaca, dan berhenti berhubungan dengan teman dan keluarga. Profil dan rekaman wawancaranya ikut menghilang dari situs China Global Television Network (CGTN), tempatnya bekerja.

Pembawa acara siaran berita berbahasa Inggris milik pemerintah itu ditahan sejak setidaknya 14 Agustus, klaim diplomat Australia yang diizinkan bertatap muka dengan Cheng Lei lewat sambungan video. Meski demikian hingga kini pemerintah belum mengumumkan dakwaan resmi terhadap perempuan berusia 45 tahun tersebut.

Penangkapannya dikabarkan pemerintah Cina kepada Australia. Namun Canberra baru memublikasikan kasus Cheng pada Senin (31/8). Pemerintah Australia mengaku sedang mengusahakan pembebasannya.

“Kami tidak bisa berkomentar lebih lanjut karena kebijakan perlindungan privasi,” kata Menlu Marise Payne dalam sebuah keterangan pers.

Media-media Australia melaporkan, Cheng saat ini ditahan di bawah program “pengawasan penduduk di lokasi yang sudah ditentukan.” Di sana penyidik diberikan kewenangan untuk menahan warga sipil hingga enam bulan tanpa dakwaan.

Kedua anak Cheng, 8 dan 10, saat ini dikabarkan berada di Melbourne, Australia, bersama keluarga, “Kami sudah mendapat informasi dari Kemenlu perihal status Cheng Lei, “ tulis keluarga dalam sebuah surat pernyataan. Mereka mengharapkan “jalan keluar yang cepat dan memuaskan.”

“Di Cina, proses peradilan akan dipantau,” tulis pihak keluarga. Kewarganegaraan Cheng menyiratkan dugaan, penangkapannya berkaitan dengan ketegangan teranyar antara kedua negara. Australia belakangan vokal merecoki Cina terkait asal usul wabah corona.

Jurnalis bisnis dalam pusaran politik

Dilahirkan di Cina, Cheng bermigrasi bersama keluarga ke Australia di usia 10 tahun. Dia mulai bekerja di Cina tahun 2001 sebagai analis bisnis, lapor media pemerintah Australia, ABC.

Pada 2002 Cheng bergabung dengan stasiun pemerintah, CCTV yang kini menjadi CGTN, sebelum menghabiskan sembilan tahun bekerja untuk kanal bisnis, CNBC Asia, di Cina dan Singapura. Kini dia membawakan segmen berita berbahasa Inggris terbesar di Cina.

Menurut ABC, selama karirnya Cheng tidak pernah menyentuh isu politik, terlebih yang berkaitan dengan PKC. Programnya menampilkan wawancara dengan direktur-direktur perusahaan ternama, atau menteri perdagangan. Meski demikian, dia berulangkali dipercaya mengawal peristiwa politik sensitif di Cina, semisal kongres tahunan Partai Komunis.

Jurubicara Kementerian Luar Negeri di Beijing sejauh ini menolak “memberikan rincian” terkait kasusnya, kata Hua Chunying seperti dilansir AFP. “Tapi Anda tahu Cina adalah negara hukum. Kami akan bertindak sesuai hukum yang berlaku.” Tembakan peringatan bagi Australia

Kemesraan Cheng Lei dan PKC berakhir ketika dia mulai rajin mengritik Presiden Xi Jinping di Facebook, perihal kebijakan pandemi corona. Dalam sebuah unggahan, dia melanggar tabu dengan membuat lelucon tentang kunjungan Xi di Wuhan, Maret silam.

“Berita besar hari ini, kunjungan Pemimpin Tersayang, memicu cekikik di redaksi – melambai ke arah sebuah layar televisi besar yang menampilkan rumah sakit untuk pengidap virus corona di Wuhan rupanya sama dengan sebuah kunjungan,” tulis Cheng.

“Di Cina, slogannya berbunyi “mengabdi kepada rakyat,” tapi realitanya berbanding terbalik.” Lewat akun Facebooknya, dia juga memuji wawancara dengan Ai Fen, seorang dokter lokal yang termasuk paling dini membunyikan alarm terkait wabah corona. Wawancara itu dilarang beredar oleh pemerintah Cina.

Dibayangi serangan diplomasi dari Canberra terkait investigasi asal muasal wabah corona, langkah Beijing memicu spekulasi bahwa Cheng “digunakan sebagai jaminan untuk menghadapi Australia,” tanya seorang jurnalis kepada Menlu Australia, Marisa Payne.

“Saya tidak akan menggambarkannya seperti itu,” katanya. “Premis semacam itu sangat spekulatif. Tugasi kami adalah menjamin dia mendapatkan semua bantuan yang dibutuhkan.”

rzn/ (afp, ap, abc, bbc)