Kasus COVID-19 Melonjak Tajam, Prancis Kemungkinan Lockdown Kedua

BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

 

Reuters
Kementerian kesehatan Prancis mengatakan negeri itu menyaksikan peningkatan "eksponensial" kasus virus corona baru-baru ini.

 

Prancis mencatat pertambahan harian terbesar infeksi virus corona sejak bulan Maret. Presiden Emmanuel Macron membicarakan kemungkinan karantina wilayah tingkat nasional.

Tambahan 7.379 kasus baru yang dikonfirmasi pada hari Jumat (28/08), membawa jumlah total kasus di negeri itu ke 267.077.

Ini merupakan lonjakan terbesar sejak 31 Maret, ketika 7.578 kasus dicatat pada puncak gelombang pertama.

Prancis kini menyaksikan peningkatan "eksponensial" kasus virus corona, kata kementerian kesehatannya.

 

 

Kementerian mengatakan pertambahan pada hari Jumat menyusul peningkatan harian sebesar 6.111 pada Kamis dan 5.429 pada Rabu,

Kendati angka kasus meningkat tajam, jumlah pasien di rumah sakit dan kematian harian relatif stabil, karena sebagian besar infeksi baru merupakan anak-anak muda yang tidak begitu rentan terhadap penyakit ini, kata kementerian kesehatan Prancis.

Sebanyak 20 orang dikonfirmasi meninggal dunia dengan Covid-19 pada Jumat, membuat angka kematian total Prancis jadi 30.596 orang.

Tak lama setelah angka hari Jumat dirilis, Presiden Macron mengatakan lockdown tingkat nasional kedua menjadi opsi jika infeksi menjadi tak terkendali.

Bagaimanapun, ujarnya, pemerintah berusaha menghindari kembalinya pembatasan-pembatasan yang bakal memukul mundur ekonomi negara itu yang sedang berusaha untuk pulih.

"Pengurungan (karantina) adalah cara paling kasar untuk melawan suatu virus," kata Macron, meminta masyarakat untuk "secara kolektif bersikap teliti".

 

Reuters
Kini hukumnya wajib mengenakan masker di ibu kota Prancis, Paris.

 

Pada bulan Mei, Prancis mulai melonggarkan lockdown yang telah berlaku selama delapan bulan. Tapi di beberapa daerah di negeri itu - termasuk ibu kota Paris - pembatasan ketat tetap berlaku.

Otoritas lokal diberi kuasa untuk menegakkan peraturan lockdown, misalnya menutup bar dan restoran, di wilayah-wilayah tempat terjadi lonjakan kasus.

Pada hari Jumat, masker wajib dikenakan di luar ruangan di Paris untuk melawan infeksi yang kian meningkat.

 

Bagaimana dengan negara-negara lain di Eropa?

 

Spanyol dan Jerman juga mencatat angka kasus harian terbesar mereka sejak musim semi baru-baru ini, dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan akan kebangkitan kembali Covid-19 di Eropa.

Pada Kamis, Hans Kluge, Direktur Jenderal WHO cabang Eropa, berkata anak muda tidak boleh lengah dengan virus ini.

"Mungkin anak-anak muda tidak akan mati karenanya, tapi ini tornado dengan ekor yang panjang. Ini penyakit multiorgan, jadi si virus utamanya menyerang paru-paru, tapi ia juga menyerang jantung dan organ lainnya," ujarnya.

Seiring musim dingin mendekat, anak-anak muda juga akan berada dalam kontak lebih dekat dengan orang tua, ujarnya.

Pada hari Jumat, Kanselir Jerman Angela Merkel memperingatkan bahwa dalam beberapa bulan ke depan semuanya akan "menjadi jauh lebih sulit daripada sekarang", setelah orang-orang menikmati aktivitas di luar rumah sepanjang musim panas.

Unjuk rasa menentang pembatasan-pembatasan terkait virus corona di Jerman dijadwalkan berlangsung pada hari Sabtu di Berlin, meskipun jumlah kasus meningkat secara konsisten 1.000 per hari belakangan ini.

 

BBC
Angka harian virus corona di negara-negara ini menunjukkan bahwa Eropa tengah menyaksikan gelombang kedua kasus virus corona.

 


Spanyol, di antara negara Eropa pertama yang menyaksikan lonjakan kedua infeksi, mendiagnosis 3.829 kasus baru pada hari Jumat. Menjelang tahun ajaran baru, pemerintah mengatakan anak sekolah usia enam tahun ke atas wajib mengenakan masker di kelas.

Hungaria mengumumkan pada hari Jumat bahwa mereka akan menutup perbatasannya bagi orang asing mulai 1 September untuk mengerem penyebaran virus corona. Negara itu mencatat 132 infeksi baru pada hari Jumat, angka harian terbesar sejak puncak pandemi.

Turki melaporkan angka kematian harian terbesarnya sejak 17 Mei pada hari Jumat. Sebanyak 36 orang meninggal dunia, mendongkrak jumlah kematian di negeri itu hingga 6.245. Sementara itu, jumlah kasus baru harian kembali naik ke atas 1.500, mendorong pemerintah untuk memberlakukan pembatasan.