Barack Obama Sebut Donald Trump Malas dan Tidak Becus Jadi Presiden
- bbc
Barack Obama menuding Donald Trump memperlakukan jabatan kepresidenan AS seperti "reality show", dalam pidatonya di konvensi Partai Demokrat.
Sang mantan presiden AS mengatakan bahwa penggantinya dari Partai Republik itu "belum melakukan pekerjaannya dengan baik karena memang tidak becus".
Di Gedung Putih, Trump membalas tudingan Obama dengan berkata bahwa ia terpilih hanya karena "kengerian" yang telah ditimbulkan Obama di Amerika.
Pada malam ketiga acara akbar Partai Demokrat itu, Kamala Harris akan resmi dicalonkan sebagai wakil presiden, mendampingi Joe Biden.
- Mungkinkah Biden kalahkan Trump dan jadi presiden AS berikutnya?
- Trump tiupkan isu kewarganegaraan Kamala Harris, `jurus lama` pada era Barack Obama
- Pilpres AS: Apa yang dimaksud dengan electoral college?
Biden sendiri akan berpidato pada Kamis (20/08), sekaligus menutup konvensi yang berlangsung selama empat hari empat malam.
Biden-Harris akan menantang Presiden Trump dan Wakil Presiden Mike Pence dalam pemilihan presiden pada tanggal 3 November mendatang.
Apa kata Obama?
Pada Rabu (19/08) malam, Obama melontarkan kritiknya yang paling pedas terhadap Trump saat berbicara dari Museum Revolusi Amerika di Philadelphia.
Dikutip dari naskah pidato yang dirilis sebelum sambutannya, Obama akan berkata: "Dia [Trump] tampaknya tidak berminat untuk bekerja. Tidak berminat untuk menemukan kesamaan.
"Tidak berminat menggunakan kekuatan luar biasa dari jabatannya untuk membantu siapa pun kecuali dirinya dan kawan-kawannya.
"Tidak ada minat untuk memperlakukan kepresidenan sebagai apa pun kecuali suatu reality show yang bisa dia gunakan untuk mendapatkan perhatian yang dia damba-dambakan."
Obama akan mengatakan konsekuensi dari pemerintahan Trump adalah "lepasnya dorongan terburuk kita, berkurangnya reputasi yang kita banggakan di seluruh dunia, dan ancaman yang tidak pernah ada sebelumnya bagi lembaga demokrasi kita".
Dari situ, Obama kemudian akan mendorong para pemilih untuk memilih mantan wakil presidennya, Biden seraya memujinya sebagai "teman saya" dan "saudara" dalam Pilpres 76 hari ke depan.
Mantan-mantan presiden AS biasanya tidak banyak mengomentari penerus mereka.
Namun Obama telah memperingatkan empat tahun lalu saat masih menjabat presiden AS, bahwa ia akan menganggap "penghinaan pribadi" jika orang Amerika memilih Trump, yang waktu itu masih merupakan kandidat dari Partai Republik dan mantan bintang acara televisi The Apprentice.
Presiden ke-44 itu perlahan-lahan menjadi semakin blak-blakan tentang penggantinya setelah ia menyaksikan Trump meruntuhkan apa yang sudah dia bangun.
Pada Senin malam di konvensi Demokrat, Michelle Obama menyampaikan serangan yang berapi-api terhadap penerus suaminya, menyebut Trump tidak kompeten dan "jelas kewalahan".
Serangannya sangat mengejutkan banyak orang Amerika karena ibu negara AS, baik mantan maupun yang sedang menjabat, cenderung menjauh dari pentas politik.
Bagaimana tanggapan Trump?
Saat konferensi pers Gedung Putih pada Rabu (19/08), Trump ditanyai tentang pernyataan pendahulunya.
"Saya melihat kengerian yang dia tinggalkan kepada kami dan kebodohan transaksi yang dia lakukan," kata presiden AS itu.
"Lihatlah betapa buruknya dia, betapa tidak efektifnya dia sebagai presiden, dia sangat tidak efektif, sangat buruk."
"Presiden Obama tidak melakukan pekerjaannya dengan baik, dan alasan saya di sini adalah karena Presiden Obama dan Joe Biden."
Ia menambahkan: "Mereka melakukan pekerjaan yang sangat buruk sehingga saya berdiri di hadapan Anda sebagai presiden."
Dalam cuitannya, Trump menulis: "Selamat datang, Barack dan Hillary si Culas. Sampai jumpa di medan pertempuran!"
Siapa lagi yang berpidato di konvensi?
Dalam rekaman pidato pada Rabu malam, Hillary Clinton, calon dari Partai Demokrat tahun 2016, juga menyerang pria yang menggagalkan ambisinya duduk di Gedung Putih.
Menurut kutipan dari naskah pidatonya yang telah dirilis, ia berkata: "Saya berharap Donald Trump bisa menjadi presiden yang lebih baik. Tapi, sayangnya, dia adalah dia."
Ia menambahkan: "Selama empat tahun, orang-orang berkata kepada saya, `Saya tidak menyadari betapa berbahayanya dia.` "Saya berharap bisa memutar waktu dan mengulanginya (Pilpres)." Atau yang terburuk, `Saya seharusnya memberikan suara.`
"Yah, ini tidak akan ada angan-angan lagi dalam pemilu kali ini."
Mantan ibu negara dan mantan menteri luar negeri itu meminta warga Amerika: "Apapun yang terjadi, gunakan hak suara kalian. Berikan suara seakan-akan hidup dan mata pencaharian kita dipertaruhkan, karena memang demikian."
Apa yang dikatakan Kamala Harris?
Rabu (19/08) malam akan tercatat dalam sejarah ketika seorang perempuan kulit hitam dicalonkan sebagai wakil presiden oleh sebuah partai besar AS untuk pertama kalinya.
Kamala Harris, anak dari keluarga imigran India dan Jamaika, akan bercerita kepada publik Amerika bagaimana ia menghancurkan batasan gender dan rasial sebagai jaksa wilayah, jaksa agung negara bagian, senator AS untuk California, dan sekarang calon wakil presiden.
Menurut kutipan dari sambutannya, ia akan berkata: "Kegagalan kepemimpinan Donald Trump telah mengorbankan nyawa dan mata pencaharian."
"Kita berada pada titik perubahan," lanjut calon wakil presiden itu.
"Kekacauan yang terus-menerus membuat kita terombang-ambing. Ketidakbecusan membuat kita merasa takut. Sifat tidak berperasaan membuat kita merasa sendirian. Ini begitu berat.
"Dan inilah persoalannya: Kita bisa melakukan yang lebih baik dan pantas mendapatkan yang lebih baik."
"Kita harus memilih presiden yang akan membawa sesuatu yang berbeda, sesuatu yang lebih baik, dan melakukan pekerjaan penting."