Kota-kota Ini Larang Merokok Demi Cegah Penularan COVID-19
- bbc
Wilayah Galicia di Spanyol bagian utara mengeluarkan larangan merokok di tempat umum karena khawatir hal itu dapat meningkatkan risiko penularan Covid-19.
Pemerintah Galicia mengeluarkan larangan merokok di jalan dan di tempat umum, seperti restoran dan bar, jika jaga jarak sosial tidak memungkinkan.
Wilayah barat laut adalah yang pertama memberlakukan larangan merokok, lalu diikuti Kepulauan Canarya, salah satu kawasan wisata lainnya di Spanyol.
Larangan merokok ini muncul pada saat Spanyol menghadapi tingkat penularan terburuk di Eropa Barat.
Kasus harian telah meningkat dari hampir 150 kasus pada bulan Juni hingga melampaui 1.500 kasus sepanjang Agustus. Tercatat ada 1.690 kasus baru dalam hitungan 24 jam pada Rabu (12/08), sehingga total kasus Covid-19 negara itu menjadi hampir 330.000 orang.
- Paru-paru `secara ajaib` menyembuhkan kerusakan akibat merokok
- Tembakau: `Obat dari Tuhan` sampai `pembunuh senyap`
- Rokok dan polusi udara, mana yang lebih mematikan?
Larangan merokok di Galicia diumumkan dalam konferensi pers pada Rabu (12/08) setelah para ahli merekomendasikannya kepada pemerintah daerah.
Langkah tersebut didukung oleh penelitian kementerian kesehatan yang diterbitkan bulan lalu. Riset itu menguraikan hubungan antara merokok dan peningkatan penyebaran virus corona.
Dikatakan bahwa risiko penularan meningkat karena potensi droplet dari para perokok - yang mungkin sudah terinfeksi Covid-19 - ketika mereka menghembuskan asap rokok.
Para pakar juga mengatakan perokok berisiko terinfeksi dengan cara lain, seperti menyentuh rokok mereka sebelum menaruhnya ke mulut dan dengan memegang masker wajah saat mengeluarkan rokok dan mematikannya.
Penelitian juga menunjukkan dampak negatif merokok yang lebih luas bagi kesehatan.
"Telah terbukti bahwa penggunaan tembakau, dalam bentuk apa pun, memperburuk penyakit pernapasan," katanya.
"Bukti saat ini menunjukkan bahwa merokok dikaitkan dengan ... risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan bentuk gejala yang parah," tambahnya.
GEJALA dan PENANGANAN: Apa saja gejala Covid-19 dan bagaimana cara pencegahan, penanganan serta pengobatan
TIPS TERLINDUNG DARI COVID-19: Dari cuci tangan sampai jaga jarak
PETA dan INFOGRAFIS: Gambaran pasien yang terinfeksi, meninggal dan sembuh di Indonesia dan dunia
VAKSIN: Presiden Jokowi targetkan vaksin diberikan ke masyarakat Indonesia pada Januari 2021
IKUTI LAPORAN KHUSUS TERKAIT VIRUS CORONA
"Merokok tanpa batas ... dengan orang-orang yang dekat dan tanpa jarak sosial [menimbulkan] risiko tinggi infeksi," kata Presiden regional Alberto Núñez Feijóo dalam konferensi pers.
"Kami tahu bahwa ini adalah tindakan yang tidak populer bagi perokok," tambah Alberto Fernández Villar, anggota komite klinis yang menasihati pemerintah, menurut surat kabar El PaÃs. "Tapi saya yakin kita berada dalam situasi yang luar biasa."
Pada Kamis (13/08), Kepulauan Canary mengumumkan tindakan serupa dan melarang merokok di luar ruangan di mana penjarakan sosial tidak dapat dijamin diterapkan. Larangan mulai berlaku pada hari Jumat (14/08) bersamaan dengan instruksi lain yang mewajibkan pemakaian masker di ruang publik.
Pejabat daerah termasuk Madrid, Andalusia dan Valencia dilaporkan tengah mempertimbangkan untuk menerapkan larangan merokok di wilayah mereka.
Tindakan serupa telah diberlakukan di tempat lain, seperti di Afrika Selatan di mana penjualan tembakau dilarang pada akhir Maret.
Satu juta orang berhenti merokok
Kebijakan-kebijakan itu dilandasi pertimbangan kesehatan, berdasarkan saran dari para ahli medis negara terkait serta dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Sementara di Inggris, sebuah survei menunjukkan bahwa lebih dari satu juta orang telah berhenti merokok sejak pandemi Covid-19 melanda. Saran pemerintah Inggris mengatakan perokok mungkin berisiko mengalami gejala Covid-19 yang lebih parah.
Dokter mengatakan perokok lebih mungkin terkena infeksi saluran pernapasan, dan lebih mungkin mengembangkan komplikasi seperti pneumonia pada tahap selanjutnya.
Bagaimana dengan Indonesia?
Dalam dialog di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Jakarta, Rabu (12/08), Ketua Umum Persatuan Dokter Paru Indonesia, Agus Dwi Susanto menjelaskan bahwa menurut banyak studi, potensi perokok terjangkit Covid-19 bisa dua sampai tiga kali lebih tinggi dari yang bukan perokok.
Hal tersebut disebabkan oleh jumlah tempat duduknya SARS-Cov-2 di saluran pernapasan para perokok lebih banyak dari non-perokok. Selain itu, asap rokok yang dihasilkan oleh perokok dapat menurunkan imunitas tubuh, terutama pada imunitas saluran pernapasan.
"Karena bahan-bahan yang ada di dalam asap rokok itu terbukti mengganggu proses migrasi berbagai sel-sel imunitas tubuh saat melawan infeksi. Akibatnya ketika terinfeksi akan terjadi kondisi yang lebih luas dan cenderung menjadi lebih berat termasuk pada Covid-19," ujar Agus.
Perokok juga dapat lebih mudah terjangkit Covid-19 karena kebiasaannya dalam memegang rokok secara berulang-ulang. Menurut Agus, kebiasaan ini menyebabkan transmisi virus ke dalam tubuh jauh lebih meningkat karena adanya inhalasi dari tangan ke saluran pernapasan.
Risiko kematian
Kondisi berpotensi lebih parah bila perokok memiliki penyakit komorbid seperti jantung, diabetes, dan hipertensi.
Sementara menyangkut mortalitas atau angka kematian, Agus memaparkan bahwa mortalitas yang dimiliki oleh perokok menempati presentasi yang cukup tinggi.
"Jadi kalau perokok itu yang terkena Covid-19 dan meninggal, itu sekitar 25%. Sedangkan mortalitas umum di dunia sekitar 5%. Jadi perokok itu memang lebih tinggi dalam risiko terjangkit Covid-19 yang berat sampai meninggal."
Namun dalam dialog yang diadakan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 ini tidak disinggung mengenai larangan merokok di Indonesia terkait pencegahan risiko penularan Covid-19.