Mafia Kardus Dunia Merajalela, Indonesia Pasar Potensial
- bbc
Mendaur ulang kardus bekas mungkin sering kali dianggap merepotkan, tapi ada banyak uang yang bisa didapatkan dari sampah yang disebut "emas krem" ini.
Dan sayangnya, ia menarik perhatian para kriminal di seluruh dunia.
Kardus-kardus bekas curian diekspor ke berbagai negara, terutama Asia Tenggara; dan Indonesia disebut sebagai salah satu pasar potensialnya.
Para garong meraup untung besar dengan mencuri kardus bekas yang dibuang untuk didaur ulang, dan menjualnya kembali.
Ini berarti perusahaan daur ulang yang sah, pemerintah kota, serta otoritas lokal lainnya yang semestinya mendapat pemasukan dari penjualan kardus bekas, kehilangan puluhan juta.
- Dari selotip, bubble wrap, hingga APD, `butuh terobosan baru` larangan plastik di tengah PSBB Jakarta
- Sampah plastik dalam jumlah `mengerikan` akan mencemari lingkungan pada 2040
- Indonesia mengekspor kembali lima kontainer sampah
"Sejujurnya, kebanyakan dari kami tak peduli siapa yang ambil, yang penting ia dibawa pergi," kata seorang penjaga toko di distrik Chamartin yang sibuk di pusat kota Madrid.
Di belakangnya berdiri dua tempat sampah daur-ulang berwarna biru yang terkenal di ibu kota Spanyol itu.
Hingga Februari tahun ini, kedua tempat sampah tersebut telah dirampok setiap hari oleh salah satu dari banyak geng perdagangan kardus daur ulang di kota itu.
Sementara itu, beberapa kilometer dari sana, di kantor pusat Layanan Perlindungan Alam (Seprona) dari kepolisian Guardia Civil, tergantung sebuah peta kota Madrid yang dipenuhi titik-titik berwarna.
Ada 18 warna yang menandai 18 rute yang digunakan oleh berbagai geng.
Seprona diajak untuk membantu mengatasi masalah ini pada 2018 setelah kepolisian kota Madrid, Policia Municipal Madrid, gagal melakukannya dengan kebijakan denda bagi siapapun yang kedapatan mencuri kardus bekas.
Diperkirakan, hampir setengah dari total kardus yang seharusnya didaur ulang di Madrid dicuri.
Februari lalu, Operasi Hartie (berarti kertas dalam bahasa Romania) dimulai, dan 42 orang yang diduga sebagai anggota "mafia kardus" ditangkap atas tuduhan pelanggaran lingkungan dan pencucian uang.
Dari 42 orang itu, tiga merupakan orang Spanyol, sisanya orang Romania.
Mereka dituduh mencuri dan mengirim lebih dari 67.000 sampah kardus setiap tahun sejak 2015, dengan nilai rata-rata 10 juta euro ( sekitar Rp175 miliar) per tahun.
Diyakini terlibat dalam 11 dari 18 rute di kota Madrid, mereka diperkirakan membuat Dewan Kota Madrid kehilangan 16 juta euro (Rp280 juta) yang harusnya didapatkan dari daur ulang.
Dalam kasus yang tertunda oleh pandemi virus corona, persidangan dijadwalkan berlangsung pada akhir tahun ini. Polisi memiliki foto beberapa orang yang ditangkap merangkak masuk dan keluar dari tempat sampah.
Bukti foto ini ada meskipun dewan kota Madrid sengaja memasang tempat sampah dengan lubang yang lebih kecil pada 2016.
"Mungkin para pencuri itu jadi lebih kurus?" kelakar sang penjaga toko.
Ana Prieto, petugas pers untuk Seprona, mengatakan para kriminal mendirikan perusahaan yang mencampur kardus-kardus yang dikumpulkan secara ilegal dengan beberapa kardus yang diperoleh secara sah, "berarti tidak bisa dilacak", sebelum semuanya diekspor "terutama ke Asia Tenggara".
Meskipun tidak ada data tentang jumlah kardus daur ulang yang dicuri di seluruh dunia, para pakar mengatakan ini merupakan masalah global.
Dan dianggap sebagai lahan "basah" oleh para kriminal.
Nilai tahunan perdagangan kardus daur ulang serta kertas lainnya yang sah diperkirakan naik hingga US$5,4 miliar (Rp80 triliun) pada 2024, naik dari US$4,3 miliar (Rp63,7 triliun) pada 2017.
Peningkatan ini tidaklah mengejutkan jika Anda mempertimbangkan pertumbuhan belanja online, dan fakta bahwa kebanyakan barang konsumen diantarkan kepada Anda dalam kotak kardus yang dibuat dari serat hasil daur ulang (di Eropa, 93% serat didaur ulang menjadi kotak).
Dalam satu dekade terakhir, sebagian besar kardus bekas dikirim ke China, untuk dijadikan bubur kertas dan diubah menjadi kotak kardus baru yang dibutuhkan sektor ekspornya yang besar.
Ini telah menjadikan beberapa orang China sangat kaya, misalnya miliarder Zhang Yin, dijuluki "si ratu sampah", yang perusahaannya berspesialisasi dalam impor kardus bekas dari AS.
Seperti komoditi lainnya, harga kardus daur ulang mengalami pasang-surut tergantung permintaan global.
Simon Ellin, kepala eksekutif badan dagang Inggris The Recycling Association, mengatakan harga saat ini antara £70 (Rp1,35 juta) dan £80 (Rp1,5 juta) per ton.
"Tapi pada awal pandemi virus corona, harganya melonjak ke £130 (Rp2,5 juta). Mendapatkan kardus agak mahal waktu itu, karena dengan semua orang tinggal di rumah ada peningkatan besar aktivitas belanja daring," ujarnya.
"Namun secara historis, harganya pernah jauh lebih tinggi. Sepuluh tahun lalu harganya setinggi £200 per ton."
Jose Alfaro Moreno adalah pemimpin tim kejahatan lingkungan di Europol, agensi penegakan hukum Uni Eropa. Ia turut menangani kasus di Madrid, dan mengatakan pencurian kardus bekas adalah masalah lintas Eropa.
"Fenomena ini jauh lebih luas dari yang bisa Anda bayangkan di Eropa," ujarnya.
"Ia telah melintas dari [hanya] pencurian kertas ke pencucian uang, dan penipuan, dengan jaringan lokal dan internasional saling berinteraksi."
Moreno menambahkan bahwa kepolisan di beberapa negara kini semakin menaruh perhatian pada masalah ini, terutama di Italia.
Sementara itu, berbagai media telah melaporkan masalah ini di AS, yang sudah lazim di New York dan California.
Mark Hall dari perusahaan daur ulang Business Waste mengatakan ia "tidak akan kaget" bila masalah ini juga ada di Inggris.
"Masalahnya ialah kardus daur ulang tidak bisa dilacak," ujarnya. "Kan tidak ada pelacak yang ditempelkan padanya.
"Dan pencurian hampir tak pernah dilaporkan oleh perusahaan, karena kenapa harus melapor? Jika peri ajaib telah mencuri sampah kardus mereka, itu berarti mereka tak harus membayar perusahaan seperti perusahaan saya untuk mengambilnya. Jadi, mereka akan tetap diam."
Ini mirip dengan pendapat penjaga toko yang kami temui di Madrid.
Simon Ellin dari Recycling Association menambahkan bahwa para kriminal juga kemungkinan tidak terdampak oleh perubahan struktural yang akan terjadi dalam industri daur ulang kardus pada akhir tahun.
China akan melarang semua impor dalam upaya pemerintah mengembangkan sektor daur ulang di dalam negeri.
Ia mengatakan alih-alih ke China, industri daur ulang yang sah kini mengirim kardusnya ke negara-negara seperti Turki, Indonesia, Malaysia, Vietnam, dan Thailand.
Para kriminal hanya akan mengalihkan kontainer kargo berisi kardus curian ke negara-negara itu juga.
"Ada pepatah Inggris yang mengatakan uang juga bisa didapat dari aktivitas kotor. Dan ketika ada uang yang bisa didapat, Anda akan selalu menarik perhatian kriminal."