Ketahuan Beragama Islam, Jurnalis The Caravan Dianiaya di India
- republika
REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI— Polisi terus melakukan penyelidikan menyeluruh atas serangan yang menimpa tiga jurnalis The Caravan di New Delhi. Serangan tersebut dikatakan terjadi Rabu (12/8) kemarin, sekitar pukul 14.00, siang waktu setempat.
Saat itu, sekelompok orang di lingkungan Ghonda Utara Delhi menyerang wartawan The Caravan yang terdiri dari Shahid Tantray, Prabhjit Singh, dan seorang jurnalis wanita yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.
Menurut laporan pihak majalah dan editor eksekutifnya, Vinod K Jose, salah satu penyerang mengidentifikasi dirinya sebagai pejabat dari Partai Bharatiya Janata. Menurut laporan yang dikirimkan The Caravan melalui Committee to Protect Journalists hari ini, Kamis (13/8), kelompok itu melakukan penganiayaan selama hampir 90 menit.
"Selama hampir 90 menit, kelompok itu menampar, mendorong, dan menendang Tantray setelah mengetahui bahwa dia adalah seorang Muslim," ujar Jose dalam kesaksiannya yang dikutip di CPJ, Kamis (13/8).
"Mereka juga menendang Singh ketika dia mencoba untuk campur tangan atas nama rekannya," sambungnya.
Singh juga mengatakan, para penyerang itu sempat mencekiknya saat dia coba menyelamatkan Tantray. "Mereka mencekik saya dengan tali kamera sementara yang lain memukul saya," katanya.
Penyerangan juga dialami wartawan wanita yang menolak disebut namanya. Dia menulis dalam surat pengaduannya bahwa tiga wanita dan beberapa pria memukulnya di bagian kepala, lengan, dada dan pinggul.
Dia juga mengatakan sempat melakukan tindakan pelecehan, dimana seorang pria paruh baya berusaha membuka pakaiannya dan melontarkan hinaan padanya.
Para jurnalis dibawa ke rumah sakit setelah serangan tersebut untuk mendapatkan pemeriksaan, dan dibebas tugaskan untuk memulihkan diri di rumah, kata Jose. Mereka mendapat banyak luka serta nyeri yang berkepanjangan akibat serangan itu, katanya.
"Otoritas New Delhi perlu berhenti ragu-ragu dan meluncurkan penyelidikan formal atas serangan terhadap tiga jurnalis majalah The Caravan, yang terjadi pada siang hari bolong di ibu kota India," kata Steven Butler, koordinator program Asia CPJ, di Washington, DC.
"Polisi harus memastikan wartawan tidak ditargetkan untuk pekerjaan mereka, dan harus memastikan bahwa anggota pers dari semua agama dapat bekerja dengan bebas," tambahnya.
Serangan tersebut diketahui terjadi saat para jurnalis memotret bendera Hindu yang berkibar di daerah itu, sebagai bahan untuk berita investigasi mereka tentang kerusuhan yang terjadi di Delhi Februari lalu. Tak lama setelahnya, beberapa pria mendekati para wartawan dan menyuruh mereka menghapus foto yang mereka ambil. "Orang-orang, salah satunya mengidentifikasi dirinya sebagai "sekretaris jenderal BJP," tulis Singh.
"Para pria itu juga menuntut untuk mengetahui identitas kami, dan setelah mengetahui bahwa Tantray adalah Muslim, mereka mulai menyerangnya," sambungnya.
Masing-masing wartawan mengajukan keluhan tertulis kepada polisi, tetapi pihak berwenang belum mendaftarkan Laporan Informasi Pertama, yang akan meluncurkan penyelidikan formal atas serangan itu, kata Jose kepada CPJ.
Ashok Sharma, petugas kantor polisi di kantor polisi Bhajanpura, mengatakan kepada CPJ bahwa polisi sedang menyelidiki situasi tersebut menyusul keluhan dari kedua belah pihak.
CPJ mengirim pesan kepada juru bicara Partai Bharatiya Janata Tajinder Singh Bagga untuk dimintai komentar, tetapi hingga kini belum menerima tanggapan apa pun.
Pada Februari lalu, pelecehan dan penyerangan yang menimpa wartawan juga terjadi di Delhi. Sekelompok pria diketahui melecehkan wartawan dan menanyakan apakah mereka Muslim, seperti yang didokumentasikan CPJ saat itu. Jurnalis perempuan di negara tersebut baru-baru ini menghadapi pelecehan online dan hambatan pemerintah saat melakukan pekerjaan mereka, seperti yang didokumentasikan CPJ.