John Lewis, Ikon Gerakan Hak Sipil AS Meninggal di Usia 80 Tahun
- bbc
Rep John Lewis, pemimpin gerakan hak-hak sipil dan belakangan menjadi anggota Kongres AS, meninggal dunia pada usia 80 tahun.
Lewis adalah salah seorang dari "Enam Besar" (Big Six) pemimpin hak-hak sipil, di antaranya Martin Luther King Jr, dan membantu mengorganisasi peristiwa bersejarah `Pawai 1963` (1963 March) di Washington.
Sebagai anggota kongres, dia adalah politikus Partai Demokrat untuk wilayah Georgia, dan mewakili wilayah yang meliputi sebagian besar ibu kota negara bagian itu, Atlanta.
Pada Desember 2019, Lewis mengumumkan bahwa dia telah didiagnosa menderita kanker pankreas stadium empat.
- Bermula dari laporan dugaan pemalsuan uang, apa saja yang terjadi dalam 30 menit momen terakhir hidupnya?
- Bagaimana kasus George Floyd mengubah pandangan murid-murid di China tentang rasisme
- Kematian George Floyd: Bagaimana rasanya menjadi warga kulit hitam di AS
"Saya bertarung demi kebebasan, kesetaraan, hak asasi manusia, nyaris sepanjang hidup saya," ujarnya dalam pernyataan yang dirilis kala itu.
"Saya tidak pernah menghadapi pertarungan seperti yang saya alami saat ini."
Selama terlibat dalam gerakan hak-hak sipil, Lewis adalah salah satu pendiri Student Nonviolent Coordinating Committee (SNCC), dan kemudian menjadi pemimpinnya dari 1963 hingga 1966.
Dia terlibat dalam mengorganisir dan berpidato pada `Pawai 1963` di Washington, sebuah aksi unjuk rasa di mana Dr. King menyampaikan pidato bersejarah I Have a Dream.
Ketua DPR Amerika Serikat sekaligus politikus Partai Demokrat, Nancy Pelosi mengkonfirmasi kematian Lewis dalam pernyataan yang diunggah di situs webnya dan di media sosial.
Dia menulis bahwa Lewis "adalah sosok penting dari gerakan hak-hak sipil, yang atas keyakinan dan keberaniannya, telah mengubah bangsa kita".
Pelosi juga menyebut Lewis, sebagai anggota kongres, sebagai sosok "dihormati dan dicintai".
"Setiap hari kehidupan John Lewis didedikasikan untuk menyuarakan kebebasan dan keadilan bagi semua orang," katanya.
"Seperti yang dia nyatakan 57 tahun lalu selama bulan Pawai (March) di Washington, di bawah bayangan tugu Lincoln Memorial: `Pikiran, jiwa, dan hati kita tidak dapat beristirahat sampai kebebasan dan keadilan ada untuk semua orang.`
"Betapa tepatnya, bahkan dalam pekan-pekan terakhirnya saat bergelut dengan kanker, John terpanggil untuk bergabung dalam aksi damai saat generasi baru AS turun ke jalan untuk menuntaskan misi keadilan rasial yang belum selesai."
Setelah mengetahui kabar kematiannya, kelompok hak-hak sipil NAACP mengeluarkan cuitan di Tweeter yang isinya menyatakan "kesedihan mendalam".
"Misinya seumur hidup demi keadilan, kesetaraan dan kebebasan, meninggalkan kesan permanen pada bangsa dan dunia kita," kata organisasi itu.
"NAACP menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarganya, dan kami mengirimkan doa dan kekuatan kepada semuanya."
Dalam sebuah pernyataan, mantan Presiden Barack Obama mengatakan dia telah berbicara dengan Lewis setelah dia terlibat diskusi virtual dengan sekelompok aktivis menyusul kematian George Floyd.
Obama mengatakan Lewis amat bangga dengan upaya mereka - "sebuah generasi baru yang memperjuangkan kebebasan dan kesetaraan".
"Dan terima kasih kepadanya, kita sekarang berada dalam satu barisan agar tetap percaya pada kemungkinan untuk membangun kembali negara yang kita cintai ini sampai negara memenuhi janjinya."
Mantan kandidat presiden, Elizabeth Warren, dalam cuitannya mengatakan bahwa Lewis "merupakan pahlawan Amerika sejati dan kompas moral bagi bangsa kita".
Kematian Lewis terjadi pada hari yang sama dengan kematian sesama pemimpin hak-hak sipil, CT Vivian, pada usia 95 tahun.
Vivian membantu mengorganisasi aksi bersejarah Freedom Rides - aksi protes menolak pemisahan penumpang berdasarkan rasial di bus di wilayah selatan - dan kemudian memimpin Southern Christian Leadership Conference (SCLC).