Sejauh Mana Wabah Virus Corona Merambah Bisnis Properti Nasional

Sebuah hotel mewah bintang empat di kota Wuhan, provinsi Hubei, China, berubah fungsi sebagai tempat karantina para pasien terinfeksi virus corona di negara itu.
Sumber :
  • tvOne

VIVA – Sejumlah perusahaan maskapai memilih menutup rute dari dan menuju China, terkait dengan adanya wabah Virus Corona di negara tersebut. Hal tersebut, tentunya membuat perusahaan tersebut merugi. Begitu pula, perusahaan yang bergerak dalam industri pariwisata.

Nah, bagaimana dengan bisnis properti, seperti perhetolan maupun sewa hunian apartemen oleh pekerja asing maupun wisatawan mancanegara (wisman)?

Country Manager Rumah123.com, Maria Herawati Manik memastikan, hingga saat ini, sektor industri properti nasional belum terkena dampak apa pun dari maraknya wabah virus corona, yang menghebohkan dunia dalam beberapa waktu terakhir.

"Seharusnya enggak ada (dampak). Sampai saat ini, belum terlalu berdampak lah kalau (untuk sektor properti) di Indonesia. Sejauh ini masih oke," kata Maria kepada Vivanews di wilayah Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis 6 Februari 2020.

Pemerintah sendiri telah menghentikan sementara rute transportasi dan penerbangan dari dan menuju ke China, guna mencegah adanya kemungkinan penyebaran wabah virus corona tersebut.

Sehingga, dipastikan seluruh wisman asal China, yang persentasenya mencapai 12 persen dari total jumlah wisman yang datang ke Indonesia, juga akan berkurang secara drastis dengan adanya kebijakan tersebut.

Hal ini, juga berarti akan memengaruhi tingkat keterhunian dan sewa hotel, serta kondominium, khususnya di sejumlah wilayah pariwisata seperti misalnya di Bali dan lain sebagainya.

"Kalau secara jangka panjang, mungkin bisa terdampak. Cuma, kalau persoalannya tingkat okupansi hotel, kami di Rumah123 memang belum bisa meng-capture data itu. Karena, itu kan lebih ke aspek travel," kata Maria.

Maria menjelaskan, hingga saat ini, sektor penyewaan properti yang datanya dimiliki oleh Rumah123, hanya mencakup penyewaan rumah dan apartemen saja. Sedangkan untuk mengetahui data soal tingkat okupansi sewa hotel dan apartemen di sejumlah wilayah pariwisata, pihaknya  belum bisa mengakomodirnya.

"Di mana menurut saya, hal itu (sewa rumah dan apartemen) juga tidak akan terlalu berdampak sih. Karena, untuk sewa apartemen sendiri saat ini masih didominasi oleh masyarakat lokal," ujar Maria.

"Kalaupun nantinya secara jangka panjang akan ada dampaknya (dari wabah virus corona terhadap sektor properti), kita juga belum tahu (saat ini). Tapi saya rasa, mungkin enggak akan terlalu berdampak lah," ujarnya.