Kekurangan Dokter, India Andalkan Dukun untuk Hadapi COVID-19
- Freepik/freepik
VIVA – Pemerintah India mulai kewalahan menghadapi pandemi virus Corona karena minimnya dokter. Bahkan, mereka mulai merangkul penyedia layanan kesehatan informal alias dukun untuk menjangkau warganya di daerah pedesaan yang terpencil.
Mengutip BBC pada Kamis 2 Juli 2020, salah satu dukun di Benggala Barat, Mohammed Nizamuddin, lebih dipercaya oleh warga untuk mengobati penyakit mereka ketimbang berkonsultasi dengan dokter berlisensi.
Sebenarnya, penyedia layanan kesehatan informal ini terampil mengobati warga, meski tak pernah sekolah kedokteran.
Kendati begitu, mereka tak bekerja asal-asalan. Biasanya para dukun ini pernah bekerja selama 10 tahun atau lebih bersama dokter berkualitas sebelum pulang ke desa dan membuka kliniknya sendiri.
Bukannya dimusuhi, pemerintah mulai merangkul dukun-dukun ini dan memanfaatkan kepopulerannya untuk memberi pengarahan pada masyarakat. Sebab, kepercayaan masyarakat desa pada orang-orang seperti Nizamuddin lebih tinggi daripada dengan dokter yang memiliki ijazah dari universitas terkemuka.
Penyedia layanan kesehatan informal ini biasanya membekali diri dengan pil, suntikan dasar, nebuliser, kain kasa dan perban. Klinik sederhana yang mereka buat bisa berfungsi sebagai unit gawat darurat (UGD) dadakan.
Selain membuat tusukan dan menjahit luka, dokter yang bukan tenaga kesehatan formal ini juga menyediakan perawatan medis dan merujuk pasien. Mereka beroperasi seperti non-physician clinicians di Afrika.
Beberapa negara bagian seperti Benggala Barat telah mengambil langkah untuk melatih ribuan penyedia kesehatan informal semacam itu. Sejak pandemi, tugas para dokter tanpa lisensi ini bertambah dengan mendata pasien yang menunjukkan gejala COVID-19.
Para dukun ini ditugaskan untuk memasukkan data detail pada aplikasi pengawasan COVID-19 di ponselnya. Lalu, informasi ini diteruskan ke pejabat kesehatan di ibu kota Kolkata, sekitar 200 km dari Benggala Barat.
India adalah negara yang telah menghabiskan 1,28 persen dari pendapatan domestik bruto (PDB) untuk kesehatan masyarakat, salah satu yang terendah di dunia. Hal ini juga yang jadi alasan mengapa penyedia jasa kesehatan informal berkembang di India. Selain itu, terlalu sedikit dokter berlisensi yang mau bekerja di desa.
Menurut penelitian profesor ekonomi di Universitas Georgetown, Jishnu Das, 68 persen dari semua penyedia layanan kesehatan informal di desa adalah tenaga kesehatan tanpa kualifikasi. Akan tetapi, peran kunci yang mereka mainkan sangat diakui.
Sejak pandemi virus Corona, penyedia layanan kesehatan informal memainkan peran penting dalam pengawasan masyarakat, melaporkan demam dan kasus influenza, dan bahkan membawa orang ke pusat pengujian.
Baca Juga: Ratusan Orang Positif COVID-19 Setelah Hadiri Pesta Pernikahan