Tips Cari Kerja di Tengah Krisis Corona Khususnya Lulusan 2020

BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc
Scott Wilson-Laing
Pekerjaan pertama Scott Wilson-Laing setelah lulus universitas adalah petugas call centre. Sekarang ia memiliki usaha penyulingan.

Lulusan tahun ini menghadapi persaingan yang lebih ketat untuk mendapat pekerjaan karena pandemi Covid-19.

Sekitar 400.000 mahasiswa meraih gelar sarjana pada 2020 dan langsung melihat kesempatan menguap dalam semalam.

12 tahun yang lalu, lulusan universitas menghadapi kecemasan yang sama ketika krisis keuangan global menyebabkan resesi. Bank runtuh, bisnis bangkrut, dan jutaan orang kehilangan pekerjaan mereka.

Tapi pelajaran apa yang dapat diturunkan oleh lulusan 2008 kepada lulusan 2020? Kami meminta tiga lulusan 2008 untuk berbagi dengan rekan mereka yang lebih muda.

Lindsay Cash, 35: `Coba hal baru dan ambil manfaatnya`

Lindsay Cash
Lindsay pindah dari Birmingham ke Australia di mana ia bekerja sebagai manajer IT

Saya pikir saya salah satu dari mereka yang beruntung dari lulusan 2008.

Saya belajar hukum di Warwick University. Saya sedang menyelesaikan kursus praktik hukum saya (LPC) ketika firma hukum mulai menghubungi teman-teman untuk menunda kontrak pelatihan mereka.

Teman-teman saya dan saya berada dalam situasi yang sama. Jadi, ketika telepon berdering, saya sudah tahu apa yang mereka katakan. Kontrak pelatihan saya ditangguhkan selama dua tahun, tapi untungnya perusahaan menawari saya pekerjaan sebagai paralegal.

Gaji yang diberikan lebih rendah, tapi saya bekerja di divisi kepailitan dan litigasi pada waktu itu jadi saya selalu sibuk.

Pada saat saya selesai masa kontrak tahun 2012, mereka memecat banyak orang. Tidak ada pekerjaan di bidang yang ingin saya masuki, jadi saya meninggalkan firma hukum itu dan memutuskan untuk melihat dunia luar.

Saya akhirnya tinggal di Australia, sempat bekerja di jasa keuangan dan sekarang sebagai manajer komersial di perusahaan IT.

Lindsay Cash
Lindsay Cash di 2008. Ia bekerja sebagai paralegal saat kontrak pelatihannya ditunda dua tahun.

Orang bertanya tentang berapa lama saya bisa bertahan dalam satu pekerjaan. Saya pernah ditanya: Apakah saya kutu loncat? Dan saya hanya mengatakan bahwa CV saya adalah produk dari krisis keuangan.

Saya mengambil pekerjaan yang membantu saya membangun keterampilan yang akan saya gunakan di masa depan. Saya tidak pernah duduk menunggu untuk diberikan sesuatu. Dan terutama mereka dari generasi yang lebih tua bisa memahami alasan itu.

Ada pidato yang hebat dari Steve Jobs (salah satu pendiri Apple) yang mengatakan, "Anda tidak dapat menghubungkan titik-titik sambil melihat masa depan; Anda hanya dapat menghubungkan mereka setelah melihat ke belakang."

Ketika saya melihat ke belakang saya menyadari bahwa segala sesuatu tidak selalu berhasil. Tapi Anda bisa berkata: apa yang harus saya lakukan untuk bergerak maju?

Scott Wilson-Laing, 33: `Selalu positif, semua pengalaman kerja berharga`

Scott Wilson-Laing
Scott Wilson-Laing di 2008. Ia berpindah-pindah kerja sebelum memulai usahanya sendiri.

Saya berusia 11 tahun ketika saya tahu saya ingin menjadi pilot. Saya bahkan berpikir untuk langsung melamar ke Angkatan Udara (RAF). Tapi penasihat karier saya mengatakan kepada saya bahwa gelar universitas akan terlihat lebih baik pada formulir lamaran. Saya akan digaji lebih tinggi dan dipromosikan lebih cepat. Jadi saya memutuskan masuk ke Universitas Wales untuk mempelajari sejarah dan arkeologi.

Pada saat saya lulus pada 2008, peluang sudah kering. Kantor perekrutan RAF mengatakan bahwa mereka tidak merekrut posisi tertentu seperti pilot. Saya bahkan tidak bisa menunggu satu tahun untuk melamar lagi karena saya akan terlalu tua. Saya patah hati.

Tidak ada pekerjaan di kota asal saya di Sunderland. Jadi saya melamar apa pun yang ada. Pada akhirnya saya bekerja di call centre selama setahun. S

etelah itu, saya bekerja di sebuah mercu suar selama enam bulan dan kemudian pabrik baja. Selama enam tahun saya bekerja dari lini produksi untuk penjualan dan operasi, sebelum pindah ke sebuah perusahaan IT.

Saya bekerja untuk orang lain selama satu dekade. Saya punya anak perempuan yang berusia 10 tahun sekarang. Hal kecil seperti harus meminta liburan satu hari hanya untuk melihat pertunjukan sekolahnya membuat saya memikirkan kembali karier saya.

Jadi saya menggunakan pengalaman saya untuk mendirikan WL Distillery di County Durham tahun lalu. Kami memproduksi gin premium.

Scott Wilson-Laing
Scott kini memproduksi hand sanitiser untuk UMKM di tengah `lockdown`

Dan kemudian pandemi datang. Sebuah pabrik di China membuat beberapa peralatan kami sehingga kami tidak bisa membuat gin. Tapi kami melihat ada kekurangan pembasmi kuman tangan yang besar, jadi kami memutuskan untuk menggunakan bahan kami untuk memproduksi dalam jumlah kecil untuk layanan kesehatan Inggris (NHS), sekolah dan UMKM.

Saran saya untuk lulusan baru adalah untuk tetap positif yang Anda bisa dan berhenti memikirkan hal yang tidak sesuai angan. Saya kira hidup saya sudah jelas: pergi ke universitas, mendapatkan pekerjaan dan mendapatkan paket pensiun bagus. Tapi kisah hidup seperti itu bukan lagi bagian dari dunia di mana kita tinggal sekarang.

Bukalah hati untuk peluang yang mungkin di luar rencana. Bekerja di sebuah pusat panggilan adalah di mana saya belajar cara yang tepat untuk berbicara dengan staf. Sungguh menakjubkan keterampilan yang Anda dapat dari pekerjaan, bahkan tanpa Anda sadari.

Harriet Nicholson, 33: `Jangan mengesampingkan pekerjaan non-sarjana`

Harriet Nicholson
Harriet sekarang bekerja untuk konsultan digital

Saya malu untuk mengatakannya sekarang, tapi ketika saya lulus pada 2008 kupikir orang akan melemparkan kesempatan pada saya. Saya tahu ada krisis keuangan terjadi, tapi saya percaya pasar berutang pekerjaan pada saya. Saya punya gelar sarjana sejarah dari Universitas Oxford dan selalu berprestasi. Saya sangat sombong.

Pada saat itu saya ingin langsung bekerja di perusahaan raksasa seperti Unilever dan Reckitt Benckiser. Ketika saya tidak mendapatkan di mana pun, saya mulai melamar ke agen periklanan, dan pengecer besar seperti Tesco. Saya pikir saya mengirim sekitar 10 lamaran. Saya mendapat lima wawancara.

Harriet Nicholson
Harriet Nicholson di 2008. Ia bekerja sebagai resepsionis setelah gagal mendapatkan pekerjaan sarjana

Setelah empat bulan mencoba dan tidak ada tanda-tanda positif, saya akhirnya pindah kembali ke Southampton di mana saya mengambil pekerjaan sebagai resepsionis bidang medis.

Saya merasa malu dan telah kehilangan kepercayaan diri. Pekerjaan itu membuat saya menyadari saya tidak sebaik yang saya pikir. Begitu banyak orang yang bisa melakukan pekerjaan saya dengan lebih baik.

Setelah itu saya mendapat kesempatan magang di Oxfam. Kesempatan itu sangat berguna karena saya mendapat banyak kontak dan akhirnya melanjutkan studi untuk mendapat gelar magister manajemen. Studi itu mengantar saya pada pekerjaan saya saat ini di sebuah konsultasi digital. Di kantor yang sekarang saya bertemu suami saya!

Melihat ke belakang, saya memegang gelar sarjana dengan kepercayaan diri yang sangat tinggi, dan itu sangat konyol. Sebagai contoh, ketika saya tidak berhasil mendapat pekerjaan di Unilever, saya menyerah. Saya tidak berpikir mencari pekerjaan entry-level.

Saya akan mengatakan kepada lulusan baru: Jangan takut untuk meminta bantuan, dan mengambil keuntungan dari hal-hal yang Anda ambil. Kembali ke 2008, kami memasuki pasar kerja sebagai pengguna awal Facebook dan Twitter, sehingga kami dapat mendidik perusahaan tentang cara menggunakan platform tersebut.

Bisnis saat ini masih mencoba untuk mencari tahu TikTok, jadi jangan meremehkan kekuatan pengetahuan digital Anda.