Irak Fokus Tangani COVID-19, ISIS Kembali Coba Berkuasa
VIVA – ?Pandemi virus corona yang juga melanda Irak menjadi perhatian pemerintah setempat saat ini. Selain itu, Irak juga sedang mengalami pergolakan politik karena baru saja melantik perdana menteri barunya beberapa waktu lalu.
Pecahnya fokus pemerintah Irak ini dimanfaatkan oleh kelompok teroris ISIS. ISIS mengambil celah ketika Irak sedang mengalami pergolakan politik dan fokus menangani pandemi virus corona dengan mengadakan serangkaian serangan di wilayah Irak.
Pada 21 Apri 2020, Komando Operasi Gabungan Irak mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa pasukan keamanan Irak mengadakan 1.060 operasi anti ISIS, dan berhasil menewaskan sebanyak 135 anggota ISIS. Sebanyak 88 anggota pasukan keamanan dan 82 warga sipil juga tewas oleh militan ISIS pada periode yang sama.
Menurut statistik resmi yang dikutip dari Asharq Al-Awsat, kelompok teroris ISIS terus menaikkan intensitas serangan terhadap pasukan keamanan Irak. Statistik yang dilakukan selama periode 1 Januari 2020 hingga 15 April 2020 menunjukkan peningkatan operasi serangan ISIS, terutama di provinsi Salaheddine, Kirkuk, Diyala dan Nineveh, di mana puluhan tentara Irak terbunuh. Informasi yang didapat di lapangan juga menunjukkan bahwa kelompok ISIS masih mampu bergerak dalam area operasi yang luas.
Para pengamat di Irak mengatakan, kembalinya kelompok teroris tersebut memanfaatkan kondisi Irak saat ini yang tengah mengalami pergolakan politik serta fokus pada penanganan pandemi virus corona.
"Tentunya, ISIS mendapat manfaat daripada fokus pemerintah pada penanganan pandemi COVID-19. Namun selain itu, juga terdapat kekurangan koordinasi antara pemimpin dengan komando operasi Irak. ISIS sering memanfaatkan kekurangan ini untuk melancarkan serangan di daerah-daerah sepi penduduk," ujar Marwan Al-Jabara, juru bicara suku Salaheddine.
Marwan juga mengatakan kelompok militan tersebut mencoba 'bernapas kembali' di Irak.
"ISIS beroperasi di wilayah yang mencakup lima provinsi dan membentang dari perbatasan Iran di timur hingga perbatasan Suriah di barat, kawasan hutan, lembah dan kawasan pertanian," ungkap Marwan.
Ia juga menambahkan kembalinya ISIS di wilayah Irak bisa jadi disebabkan kegagalan pasukan Irak untuk menyapu bersih wilayah Huweija dari ISIS pada 2017 silam.
Penulis: Dion Yudhantama