Temuan Mengejutkan Virus Corona di Sperma Pria Positif di China

BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

 

Getty Images
Sperma pria pasien Covid-19 di China ditemukan virus corona.

 

Satu tim peneliti asal China yang meneliti sperma dari pasien pria yang menderita Covid-19 menemukan bahwa dalam sperma dari beberapa pasien yang mereka teliti terdapat kode genetik virus corona baru.

Ini menandakan bahwa virus ini bisa memasuki organ reproduksi seperti testis pria. Hal ini bisa meningkatkan risiko penularan Covid-19 melalui hubungan seksual.

Temuan ini dilaporkan dalam jurnal JAMA Network Open dari American Medical Association, asosiasi medis Amerika.

Tim peneliti dari Changchue Municipal Hospital di Provinsi Henan, China, mendeteksi adanya virus SARS-Cov-2 pada enam dari 38 pasien pria yang dirawat di rumah sakit tersebut.

Penelitian terhadap mereka dilakukan pada saat puncak wabah sedang terjadi di China yaitu pada bulan Januari dan Februari 2020.

Secara persentase jumlah ini termasuk sedikit. Sebanyak 16?ri temuan memperlihatkan adanya bukti virus corona di dalam sperma.

Dari kasus yang diteliti, sekitar seperempatnya berada dalam tahap infeksi yang akut. Sedangkan 9?ri mereka kemudian pulih.

 

 

 

Menimbulkan pertanyaan apakah virus corona dapat ditularkan melalui hubungan seks?

 

“Kami menemukan bahwa SARS-CoV-2 bisa ditemukan pada sperma pasien yang positif COVID-19, dan SARS-CoV-2 mungkin masih bisa dideteksi dalam sperma pasien yang sedang dalam penyembuhan,” tulis tim peneliti di jurnal JAMA.

Berdasarkan temuan ini, tim peneliti menyatakan hal ini merupakan sesuatu yang harus diperhatikan dan membutuhkan adanya penelitian lebih lanjut, terutama untuk mencari tahu apakah virus corona bisa ditularkan melalui hubungan seks.

“Bahkan ketika virus ini tidak bisa menggandakan diri di dalam sistem reproduksi pria, mereka bisa tetap ada di situ, kemungkinan hasil dari kekebalan istimewa dari testis,” tulis Dr Diangeng Li dan rekan-rekannya.

Kekebalan istimewa ini berarti sistem imunitas tubuh tidak bisa sepenuhnya mencapai daerah tersebut guna menyerang virus yang masuk.

Masa penyembuhan

 

Getty Images

 

Virus ini juga terdeteksi pada sperma pasien yang sudah memasuki masa penyembuhan.

Belum diketahui bagaimana virus ini bisa menyebar seperti itu.

Menurut tim penulis, belum bisa disimpulkan apakah virus corona bisa menyebar lewat hubungan seksual.

Jika bisa dibuktikan bahwa SARS-CoV-2 dapat ditularkan secara seksual dalam kajian lebih lanjut, maka transimisi seksual bisa jadi merupakan bagian penting dalam pencegahan penularan. Terutama dengan mempertimbangkan fakta bahwa SARS-Cov-2 ditemukan dalam pasien yang berada dalam masa penyembuhan, demikian ditulis oleh tim dari The Eight Medical Center of Chinese People Liberation Army General Hospital itu.

“Menahan hubungan seks atau penggunaan kondom bisa diperhitungkan sebagai cara pencegahan penularan bagi pasien-pasien ini. Patut diperhatikan ada kebutuhan untuk mempelajari mengawasi perkembangan janin. Maka dari itu, menghindari kontak dengan air liur dan darah pasien mungkin tidak cukup, karena sperma pasien yang dalam penyembuhan tetap memungkinkan menyebabkan penularan.

Belum diketahui juga juga apakah penemuan virus ini pada sperma bisa berpengaruh pada kesuburan pria.