Seorang Perawat dan Kedua Orangtuanya Meninggal karena Corona
- bbc
Tiga orang dalam satu keluarga di Inggris meninggal dalam rentang beberapa pekan akibat Covid-19.
Keith Dunnington (54 tahun), seorang perawat yang berkarier lebih dari 30 tahun, meninggal di rumah orang tuanya di Kota South Shields, Inggris, 19 April lalu.
Ibunya, Lillian (81), kemudian meninggal pada 1 April. Ayahnya, Maurice (85), menyusul beberapa hari setelahnya di Rumah Sakit South Tyneside.
Saudara sepupu Keith, Debbie Harvey, menyebut keluarga besarnya sangat terpukul akibat peristiwa itu.
Namun mereka memuji para tenaga medis yang `melakukan segalanya` untuk keluarga tersebut.
Keith, yang merupakan ayah dua anak, bekerja sebagai perawat di Rumah Sakit Queen Elizabeth, Kota Gateshead.
Yvonne Ormston, pimpinan perkumpulan tenaga medis di rumah sakit itu, menyebut Keith adalah perawat yang selalu bekerja keras dan dikenal banyak orang.
Debby Harvey berkata, prosesi pemakaman tiga orang dalam satu keluarga itu akan digelar akhir Mei mendatang.
"Saya masih tidak mempercayai yang terjadi. Anak-anak Keith sangat terpukul dan mereka juga harus kehilangan nenek dan kakek mereka," ujarnya.
"Keith selalu memberikan 200% kemampuan saat mengerjakan hal apapun."
"Dia merawat orang-orang dengan begitu baik dan loyal kepada mereka. Anak-anak saya sangat sedih."
"Lillian juga selalu siap memberi nasihat dan waktu untuk berbincang sembari minum jika kami membutuhkan seseorang. Dia adalah perempuan paling tangguh yang pernah saya kenal," kata Harvey.
Harvey mengatakan, Maurice adalah sosok yang dikenal banyak orang di kawasan South Shields. Dia pernah bekerja di perusahaan transportasi Stagecoach, mengoperasikan bus maupun sebagai tenaga di bengkel.
- Kunjungan keluarga yang berakhir dengan tragedi di tengah pandemi `Saya kehilangan suami dan ayah dalam dua hari`
- Ayah 13 anak positif terkena Covid-19, seperti apa kehidupan dalam karantina mereka?
- Perawat yang meninggal akibat Covid-19, `Saya hidup, mati untuk orang yang saya sayangi`
Harvey menyebut Maurice yang flamboyan itu juga merupakan penyokong badan amal untuk para mantan tentara Inggris, British Legion.
"Para pekerja medis yang menangani mereka sangat hebat," ujar Harvey.
"Petugas kesehatan telah berbuat segalanya dan ketika mereka menyadari bahwa tante saya akan segera wafat, mereka menyandingkan tempat tidurnya dengan ke tempat tidur paman saya agar mereka bisa saling berpegangan tangan."
"Tante saya wafat dengan tenang sambil merangkul tangan paman saya. Mereka melalui itu sambil mendengarkan lagu favorit mereka dari telepon genggam," kata Harvey.
Pada Rabu (06/05), Inggris tercatat sebagai negara Eropa dengan jumlah kematian terbanyak akibat virus corona, melebihi angka kematian di Italia.
Saat ini, tercatat ada 29.502 kematian akibat virus corona di Inggris - angka yang disebut Menteri Luar Negeri Dominic Raab sebagai "sebuah tragedi besar".
Adapun angka kematian di Italia, yang sebelumnya tercatat tertinggi di Eropa, adalah 29.315.