Masjid di Turki Berubah Sementara Jadi 'Supermarket'

Masjid di Turki berubah sementara menjadi 'supermarket'
Sumber :
  • The Current

VIVA – Rak-rak di pintu masuk masjid di Istanbul, Turki, berubah fungsin selama wabah virus corona. Rak-rak tersebut biasanya digunakan untuk menaruh sepatu atau sandal bagi para jamaah yang ingin menjalankan salat. Namun, pemandangan itu berubah, rak-rak tersebut kini berisi bahan-bahan makanan, yaitu pasta, botol minyak goreng, hingga biskuit seperti yang ada di supermarket.

Akan tetapi, semua bahan makanan itu tidak untuk dijual. Malah sebaliknya, bahan makanan itu dibagikan secara gratis bagi warga yang mengalami kemerosotan ekonomi akibat pandemi COVID-19.

Imam masjid Dedeman di distrik Sariyer, Abdulsamet Cakir, mengaku, gagasan ini muncul untuk menjangkau orang miskin melalui tempat ibadah. Terlebih, masjid-masjid di Turki saat ini telah menghentikan aktivitasnya demi memutus rantai penularan virus corona.

Cakir mengatakan, dirinya terinspirasi dari budaya sumbangan yang terjadi pada periode Kerajaan Ottoman yang disebut 'batu amal'. Pada saat itu, ada sebuah batu pilar kecil yang didirikan di lokasi-lokasi tertentu di kota untuk menghubungkan orang kaya dengan orang miskin.

Sistem Kesultanan Utsmaniyah itu bertujuan memberi amal dengan cara yang bermartabat tanpa menyinggung yang membutuhkan. Caranya orang dengan akan meninggalkan jumlah sumbangan berapa pun yang mereka inginkan ke dalam rongga di atas batu amal. Mereka yang membutuhkan kemudian akan mengambil jumlah yang mereka butuhkan dan meninggalkan sisanya untuk orang lain.

"Setelah pandemi virus corona, kami telah memikirkan apa yang bisa kami lakukan untuk membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan," kata Cakir, seperti dikutip The Current, Kamis 23 April 2020.

“Dengan inspirasi dari budaya 'batu amal' leluhur kami, kami memutuskan untuk mengisi rak-rak di masjid kami dengan bantuan saudara-saudara kami,” ujarnya.

Lebih lanjut, masjid Dedeman telah menyediakan layanan ini selama dua pekan dan sudah menjangkau 120 orang yang membutuhkan per hari. Hingga saat ini, daftar penerima bantuan sudah lebih dari 900 orang.

Sementara itu, pihak masjid hanya mengizinkan dua orang yang memakai masker dan sarung tangan untuk mengambil apa yang mereka butuhkan. Sedangkan, yang lain menunggu harus di luar, berdiri beberapa langkah satu sama lain untuk mematuhi aturan menjaga jarak.

“Kami menyebarkan layanan sepanjang hari. Kami memanggil 15 orang untuk setiap setengah jam sehingga kami menghormati jaga jarak sosial dan tidak menyebabkan antrian besar. Kami mencoba melakukan yang terbaik untuk membantu saudara dan saudari kita dengan cara sebaik mungkin tanpa menyinggung mereka,” ucap Cakir.

Ditambahkan Cakir, pihak masjid tidak menerima donasi dengan uang tunai dan hanya menerima paket bantuan sehingga rak-rak masjid penuh dengan produk yang dikirim dari seluruh Turki dan bahkan dari luar negeri.

"Produsen juga menyumbang. Seorang tukang giling membawa tepung, tukang roti membawa roti, distributor air membawa air. Semua orang melakukan apa pun yang mereka bisa lakukan untuk membantu orang yang membutuhkan. Misalnya, seorang saudara yang tinggal di Prancis berbelanja online dan mengarahkan bantuan ke masjid kami,” katanya.

Para penerima bantuan sangat berterima kasih kepada masjid Dedeman karena mampu mengatur layanan ini dengan baik. Sebagian besar penerima bantuan mengatakan, akibat lockdown karena virus corona, mereka harus menjadi pengangguran pada saat menjelang bulan Ramadan, yang membuat situasinya menjadi semakin suram.