Idlib Penduduk Jutaan Tambah Kamp Padat Hanya Punya 1 Mesin Tes Corona

Tenaga medis corona virus
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Wilayah Idlib yang merupakan salah satu wilayah di Suriah yang masih dikuasai kubu oposisi pemerintah Suriah memiliki penduduk sebanyak 3 juta jiwa. Namun dalam persiapan menghadapi pandemi Corona COVID-19, Idlib ternyata hanya memiliki 1 buah mesin alat untuk melakukan tes terhadap virus patogen ini. Padahal deteksi virus Corona penting demi mencegah penyebarannya.
 
Mohamad Shahim Makki, seorang dokter di Provinsi Idlib mengkonfirmasi kepada Aljazeera bahwa mesin itu adalah satu-satunya perangkat yang tersedia di luar wilayah yang dikuasai pemerintah yang dilengkapi peralatan untuk menjalankan tes polymerase chain reaction (PCR).
Beberapa hari lalu, hanya bisa 120 tes yang dilakukan di Laboratorium Pengawasan Epidemologi Makki dari 300 sampel.

Meskipun sejauh ini semuanya negatif, para dokter dan lembaga bantuan internasional memiliki kekhawatiran bahwasanya di kamp-kamp pengungsian yang padat dan fasilitas kesehatan yang rusak karena konflik bertahun-tahun justru akan membuat penularan Corona lebih cepat dan mematikan.

Saat ini sampel masuk ke laboratorium lebih cepat dengan 5 ribu yang diterima dalam dua hari meskipun belum jelas seberapa cepat dan berapa banyak yang dapat diproses.

"Mesin itu tidak cukup untuk melayani semua orang. Karena mesin itu adalah satu-satunya, maka akan diberlakukan kriteria yang ketat dalam memilih sampel," kata Makki.

Sementara itu salah seorang pejabat PBB memperingatkan bahwa jika terjadi wabah di Idlib maka hal itu akan menjadi bencana yang besar.

"Itu akan menyebar di seluruh wilayah karena kurangnya kemampuan untuk menahan epidemi, kepadatan kamp pengungsian yang berlebihan, ketidakmampuan rumah sakit untuk merawat sejumlah besar orang yang terinfeksi dan kurangnya bantuan untuk mendukung mereka," kata seorang dokter mendukung pernyataan pejabat itu.

Rencana untuk menambah peralatan di pusat kesehatan lainnya dengan perangkat uji PCR juga terkendala dengan biaya yang tinggi dan pelatihan yang diperlukan untuk mengoperasikannya.
"Di beberapa daerah kami memiliki kelemahan utama di sektor kesehatan karena perang dan karena target rumah sakit dan pusat-pusat kesehatan. Saat ini di seluruh Suriah terkonfirmasi ada 25 kasus virus Corona yang sudah menyebabkan dua kematian.

Baca juga: Stafsus Milenial Presiden Adamas Belva Delvara Siap Mundur

Laporan: Dion Yudhantama